Nilai Ekonomi Jasa Sumberdaya Air Tahura Ir. H. Djuanda

semakin besar, karena mereka ingin mempertahankan kualitas air yang sudah baik. Variabel pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda memiliki nilai Sig sebesar 0,053 yang artinya bahwa variabel berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden pada taraf nyata α = 10 persen. Nilai koefisien bertanda positif + yang artinya semakin meningkatnya pengetahuan responden mengenai manfaat Tahura Ir. H. Djuanda, maka akan meningkatkan nilai WTP responden sebesar Rp 345,547liter. Variabel yang tidak berpengaruh nyata terhadap nilai WTP adalah jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata karena tingkat pendidikan responden hingga SD, sehingga pemahamannya mengenai upaya pelestarian lingkungan masih kurang. Variabel jumlah tanggungan dan jenis pekerjaan memiliki nilai Sig yang lebih besar dari taraf nyata α = 10 persen, sehingga variabel tersebut dapat diabaikan secara statistik.

6.4 Nilai Ekonomi Jasa Sumberdaya Air Tahura Ir. H. Djuanda

Nilai ekonomi potensial sumberdaya air yang berada dalam kawasan Tahura Ir. H. Djuanda dapat dinilai dari nilai yang diberikan oleh pemanfaatnya seperti masyarakat melalui BPAB-DC, PDAM Tirtawening Kota Bandung serta PLTA Dago Bengkok. Nilai ekonomi sumberdaya air oleh masyarakat dapat dinilai dari perkalian jumlah total pemanfaatan air dengan nilai rata-rata airnya. Jumlah pemanfaatan air yang digunakan oleh masyarakat Desa Ciburial yang memperoleh air melalui BPAB-DC sebesar 392.080 literhari dari total pelanggan BPAB-DC sebanyak 650 KK. Jumlah pemanfaatan air ini dapat dilihat dalam Tabel 9. Nilai ekonomi sumberdaya air yang digunakan oleh masyarakat adalah sebesar Rp 38.423.840hari atau Rp 14.024.701.600tahun dari total pemanfaatan oleh masyarakat sebesar 392.080 literhari atau 143.109.200 litertahun. Tabel 9. Jumlah Pemanfaatan Jasa Lingkungan Tahura Ir. H. Djuanda untuk Kebutuhan Rumah Tangga Masyarakat Desa Ciburial No. Banyaknya Frekuensi Frekuensi Populasi Total Pemanfaatan Responden Relatif literhari literhari P fi a b d = bc e = d x f g = a x e 1 210 1 0,01 6,5 1.365 2 250 1 0,01 6,5 1.625 3 290 0,00 0,0 4 330 8 0,10 65,0 21.450 5 370 2 0,03 19,5 7.215 6 410 5 0,06 39,0 15.990 7 450 3 0,04 26,0 11.700 8 490 26 0,33 214,5 105.105 9 530 4 0,05 32,5 17.225 10 570 0,00 0,0 11 610 3 0,04 26,0 15.860 12 770 9 0,11 71,5 55.055 13 650 0,00 0,0 14 690 0,00 0,0 15 730 0,00 0,0 16 810 2 0,03 19,5 15.795 17 850 1 0,01 6,5 5.525 18 890 0,00 0,0 19 930 0,00 0,0 20 970 0,00 0,0 21 1010 15 0,18 117 118.170 TOTAL 80 c 1 650 f 392.080 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012 Nilai ekonomi air yang dimanfaatkan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung dapat diperoleh dari harga air secara riil yang telah ditetapkan oleh PDAM Tirtawening dikalikan dengan volume distribusi PDAM Tirtawening untuk wilayah Bandung Utara. Disini yang diperhitungkan hanyalah IPA Dago Pakar yang sumber airnya berasal dari Sungai Cikapundung, sedangkan untuk nilai riil airnya sendiri diambil golongan 2A3. Penentuan golongan 2A3 diasumsikan rumah responden yang berada di jalan besar namun bukan berada di jalan protokol melainkan dengan lebar 2 m serta paling lebar 4 m. Jumlah kubikasi yang dimanfaatan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung untuk mendistribusikan kepada masyarakat dapat dilihat dari Tabel 10. Tabel 10. Program Perbaikan dan Pengembangan Pelayanan Tahun 2012- 2016 No. Uraian Satuan Wilayah Utara Jan-11 Jun-11 1 Debit distribusi Literdetik 609 609 Kubikasi volume distribusi m 3 bulan 1.578.528 1.578.528 2 Jumlah langganan SL 35.368 35.882 Standart pemakaian m 3 SL 44,63 43,99 3 Realisasi pemakaian m 3 SL 26,69 25,2 Sisa potensi 40,2 42,72 4 Permasalahan : - Nol meter kubik SL 6.260 3.135 - Eks pelanggan SL 1.213 191 - Durasi pelayanan jamhari 21 21 - Cakupan pelayanan : 81,6 81.31 - Jumlah penduduk Orang 507.053 511.414 - Jumlah jiwa terlayani Orang 413.736 415.854 Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung, 2012 Volume distribusi PDAM Tirtawening sebesar 1.578.528 m 3 bulan dikalikan dengan harga riil air pada golongan 2A3 yaitu Rp 5.150m 3 . Maka diperoleh nilai pemanfaatan air untuk PDAM Tirtawening adalah sebesar Rp 8.129.419.200bulan atau Rp 97.553.030.400tahun. PLTA Dago Bengkok sendiri menghasilkan listrik sebesar 1.300.000 kWhbulan dari empat buah unit gardu yang dimiliki. Jika diasumsikan satu kWh dikenakan beban sebesar Rp 5kWh berdasarkan pajak yang selalu dibayarkan oleh PLTA Dago Bengkok kepada pemerintah daerah, maka nilai pemanfaatan airnya sebesar Rp 78.000.000tahun. Dari keseluruhan pemanfaatan ini, maka didapatkan nilai sumberdaya air yang dihasilkan oleh Tahura Ir. H. Djuanda sebesar Rp 111.655.732.000tahun. Perhitungannya dapat dilihat dalam Tabel 11. Tabel 11. Perhitungan Nilai Estimasi Jasa Sumberdaya Air Tahura Ir. H. Djuanda Penggunan Nilai Estimasi Air Masyarakat Rp 14.024.701.600 PDAM Tirtawening Kota Bandung Rp 97.553.030.400 PLTA Dago Bengkok Rp 78.000.000 TOTAL Rp 111.655.732.000 Sumber : Hasil Analisis Data, 2012 Melihat hasil perhitungan estimasi nilai jasa sumberdaya air Tahura Ir. H. Djuanda sebesar Rp 111.655.732.000tahun dapat disimpulkan bahwa peran Tahura Ir. H. Djuanda bukan hanya sebagai tempat rekreasi, penelitian, sebagai sumber air bagi masyarakat, penampung dan penyimpan air secara alami, dan sebagai daerah resapan saat debit air minimum semata saja, namun memiliki manfaat yang sangat besar. Apabila kelestarian Tahura Ir. H. Djuanda tidak dapat dijaga dengan baik, maka akan menimbulkan dampak yang sangat besar. Tidak hanya kepada masyarakat yang memanfaatkan jasa sumberdaya airnya, namun juga dampaknya terhadap lingkungan. Tidak adanya Tahura Ir. H. Djuanda sebagai daerah resapan air maka akan menimbulkan bencana alam, baik itu banjir maupun longsor dan itu semua nantinya akan berdampak kepada masyarakat. Generasi yang akan datang pun akan sulit mendapatkan pasokan air bersih, hal ini disebabkan karena tidak adanya lagi tempat untuk menyimpan air di dalam tanah. Air yang tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir langsung ke sungai atau laut tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu oleh makhluk hidup.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1