jumlah biaya meningkat Rp 1,000,000, maka laba PT Bank X akan berkurang Rp 957,000 cateris paribus.
4.11. Penyusunan Portofolio Kredit
PT Bank X merupakan bank pemerintah yang memiliki jumlah aset terbesar dan berperan sangat penting dalam pembangunan perekonomian
Indonesia. Perkembangan ekonomi didukung oleh perkembangan dunia usaha riil. Selain itu, juga didukung oleh tingkat konsumtif masyarakat
Indonesia. Karena tanpa adanya sifat konsumtif yang dimiliki masyarakat Indonesia, maka dunia usaha tidak akan berkembang sesuai dengan yang
diharapkan. Kontribusi PT Bank X dalam pembangunan nasional dan dunia usaha terutama didukung oleh penyaluran kredit konsumtif dan produktif.
Kredit produktif dalam hal ini adalah kredit modal kerja dan kredit investasi. Berdasarkan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa setiap
penambahan pendapatan bunga dari kredit modal kerja, investasi dan kredit konsumsi akan meningkatkan laba. Besarnya pendapatan bunga dari setiap
kredit yang diberikan dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan risiko kredit bermasalah dari masing-masing kredit tersebut. Oleh karena itu, dalam
penyusunan portofolio kredit modal kerja, investasi dan kredit konsumsi harus memperhatikan pertumbuhan pendapatan bunga dan kredit yang
disalurkan serta risiko kredit bermasalah dari masing-masing kredit. Pertumbuhan kredit konsumtif
yang cepat dan mengabaikan pertumbuhan kredit produktif dapat berakibat buruk bagi perekonomian
nasional karena proyek-proyek investasi yang dapat menyerap tenaga kerja dan menggerakkan roda perekonomian nasional akan tertinggal.
Akan tetapi, jika pertumbuhan kredit produktif cepat akan mengakibatkan kerugian operasional bagi bank karena target pasar untuk alokasi kredit pada
sektor produktif masih sangat berfluktuasi. Hal ini berpotensi menjadi kredit bermasalah NPL dan dapat mempengaruhi pendapatan bank. Akan
tetapi, pertumbuhan kredit konsumsi yang lebih tinggi dari kredit lainnya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dengan risiko yang lebih
rendah. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan pendapatan PT Bank X dengan tingkat risiko yang rendah, sebaiknya PT Bank X meningkatkan
pertumbuhan kredit konsumsi tanpa mengabaikan pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi. Dengan tetap mengawasi dan mengendalikan
penyaluran kredit konsumsi berdasarkan undang-undang perbankan dan peraturan Bank Indonesia.
Analisis terhadap portofolio kredit modal kerja, investasi dan kredit konsumsi pada PT Bank X Tbk jika dilihat dari sisi penyaluran kredit,
menunjukkan bahwa pada tahun 1999 dan 2001, komposisi kredit investasi merupakan komposisi terbesar dibandingkan dengan kredit modal kerja dan
kredit konsumsi yaitu sebesar 50,91 dan 49,69. Sedangkan kredit modal kerja 47,31 dan 48,21 dan kredit konsumsi 1,78 dan 2,10.
Komposisi kredit pada tahun 2000 didominasi oleh kredit modal kerja sebesar 53,64, sedangkan kredit investasi 44,67 dan kredit konsumsi
1,69. Pada periode 2002-2007, komposisi portofolio kredit didominasi oleh kredit modal kerja dan terkecil oleh kredit konsumsi. Rata-rata
komposisi portofolio kredit PT Bank X periode 1999-2007 terdiri dari 51,80 kredit modal kerja, 41,07 kredit investasi dan 7,13 kredit
konsumsi Lampiran 10. Evaluasi terhadap portofolio kredit modal kerja, investasi dan kredit
konsumsi, menunjukkan bahwa penyaluran kredit konsumsi sebaiknya ditingkatkan karena dijamin dengan agunan yang cukup aman,
permintaannya tinggi dan risiko yang dimiliki lebih rendah daripada kredit modal kerja dan kredit investasi, serta berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap laba. Kredit modal kerja sebaiknya pertumbuhan penyaluran kreditnya ditingkatkan karena berpengaruh secara signifikan
terhadap laba, sedangkan kredit investasi walaupun berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap laba sebaiknya pertumbuhan penyaluran
kreditnya dikurangi, karena memiliki risiko yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, komposisi penyaluran kredit modal kerja lebih besar
daripada kredit investasi, hal ini disebabkan kredit investasi memiliki risiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan kredit modal kerja. Salah satu
faktor penyebab besarnya risiko kredit investasi adalah jangka waktu kredit yang relatif lebih lama. Rata-rata rasio kredit bermasalah kredit konsumsi
yaitu 0,36, kredit modal kerja 7,09 dan kredit investasi 7,12 Lampiran 10.
Pengaruh positif dan signifikan pada kredit konsumsi disebabkan oleh rata-rata pertumbuhan per tahun penyaluran kredit konsumsi yang sangat
tinggi mencapai 65,85. Pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi per tahun diikuti dengan rata-rata pertumbuhan per tahun pendapatan bunga
kredit konsumsi sebesar 57,13. Sedangkan pertumbuhan rata-rata per tahun dari penyaluran kredit modal kerja dan kredit investasi sebesar
21,76 dan 11,76, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun pendapatan bunga kredit sebesar 14,10 dan 4,24. Kredit modal kerja memiliki total
nilai rata-rata penyaluran kredit terbesar Rp 35,3 triliun, kredit investasi Rp 25,2 triliun. Sedangkan nilai rata-rata penyaluran terkecil adalah kredit
konsumsi sebesar Rp 6,3 triliun. Nilai rata-rata pendapatan bunga kredit modal kerja Rp 3,7 triliun, kredit investasi Rp 2,6 triliun dan kredit
konsumsi Rp 0,7 triliun. Portofolio kredit modal kerja harus lebih besar dari kredit investasi dan
kredit konsumsi. Dan portofolio kredit investasi juga harus lebih besar dari kredit konsumsi. Salah satu penyebab portofolio kredit konsumsi lebih kecil
dari kredit modal kerja dan kredit investasi adalah konsumsi berasal dari pendapatan masyarakat dan pendapatan berasal dari adanya usaha yang
mencerminkan investasi dan modal kerja. Kredit modal kerja sebaiknya penyalurannya ditingkatkan, sedangkan kredit investasi penyaluran
kreditnya dikurangi dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, untuk kredit konsumsi sebaiknya penyaluran kreditnya lebih ditingkatkan karena
permintaannya tinggi dan potensi keuntungan yang diperoleh besar dengan risiko yang kecil.
Penyusunan portofolio kredit dalam penelitian ini diasumsikan berdasarkan pendapatan bunga dan penyaluran kredit serta berdasarkan
periode akhir penelitian tahun 2007 cateris paribus. Portofolio kredit pada tahun 2007 terdiri dari 57,43 kredit modal kerja, 28,98 kredit investasi
dan 13,59 kredit konsumsi Lampiran 10. Berdasarkan rata-rata peningkatan dan penurunan portofolio penyaluran kredit modal kerja sebesar
1,12. Hal ini berarti kredit modal kerja akan ditingkatkan sebesar 1,12 dari tahun 2007. Sedangkan untuk kredit konsumsi PT Bank X menargetkan
akan meningkat 20 Harian Medan Bisnis Online. Dengan demikian, portofolio kredit investasi akan menyesuaikan dengan portofolio kredit
modal kerja dan kredit konsumsi. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Microsoft Excel, untuk mendapatkan laba yang optimal kredit
investasi mengalami penurunan sebesar 13,11. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan empat asumsi
Lampiran 11 diperoleh portofolio kredit yang menghasilkan laba yang optimal dengan proporsi kredit modal kerja sebesar 58,07, kredit investasi
25,62 dan kredit konsumsi sebesar 16,31 Tabel 9.
Tabel 9. Hasil analisis portofolio kredit modal kerja, investasi, dan kredit konsumsi
Jenis Kredit Penyaluran Kredit
dalam juta Portofolio
Kredit Pendapatan Bunga
Kredit dalam juta
Kredit modal kerja 72,181,915
58.07 6,652,623
Kredit investasi 31,842,784
25.62 2,934,780
Kredit konsumsi 20,269,976
16.31 1,868,176
Total 124,294,675
100 11,455,578
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank X Berdasarkan hasil analisis asumsi portofolio kredit Tabel 9 diperoleh
laba sebesar Rp 6.557.834 juta cateris paribus. Laba PT Bank X pada tahun 2007 sebesar Rp 6.333.383 juta. Dengan demikian, jika PT Bank X
mengalokasikan kredit modal kerja 58,07, kredit investasi 25,62 dan kredit konsumsi sebesar 16,31, maka laba PT Bank X akan meningkat
sebesar Rp 224.451 juta Tabel 10.
Tabel 10. Hasil analisis portofolio kredit terhadap laba dalam juta rupiah
KMK KI
KK Laba
PB 2007 6,648,874
3,148,173 1,658,531
6,333,383 PB Asumsi
6,652,623 2,934,780
1,868,176 -
Tambahan PB 584.77
-550,982.33 774,848.23
- PB setelah asumsi
6,649,459 2,597,191
2,433,379 6,557,834
Selisih Laba -
- -
224,451
4.12. Implikasi Manajerial