Analisis Korelasi HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

kerja sebesar 2,68, kredit investasi 24,69 dan kredit konsumsi sebesar 18,26. Sedangkan peningkatan terbesar penyaluran kredit modal kerja terjadi pada tahun 2001 dan 2002 sebesar 53,19, kredit investasi sebesar 36,60 terjadi pada tahun 2000 dan 2001, dan penyaluran kredit konsumsi mengalami peningkatan pada tahun 2003 dan 2004 sebesar 220,91 Gambar 9. Gambar 9. Pertumbuhan penyaluran kredit per tahun Sumber: Laporan Keuangan PT Bank X Tbk data diolah Rata-rata pertumbuhan penyaluran dan pendapatan bunga kredit per tahun didominasi oleh kredit konsumsi sebesar 65,85 dan 57,13. Kredit modal kerja sebesar 21,76 dan 14,10. Kredit investasi sebesar 11,76 dan 4,24. Sedangkan kredit lainnya sebesar 4,66 dan -4,70. Hal ini mengindikasikan bahwa kredit konsumsi mengalami pertumbuhan penyaluran kredit dan pendapatan bunga yang signifikan setiap tahunnya dibandingkan dengan kredit yang lain.

4.6. Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah analisis untuk mengukur tingkat keeratan hubungan linear antar dua variabel. Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi dilihat dari besar kecilnya nilai koefisien. Hipotesis untuk menguji korelasi adalah: H : p-value = 0 Hipotesis ini berarti tidak ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. H 1 : p-value ≠ 0 -50,00 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 Modal Kerja Investasi Konsumsi Kredit Lainnya Hipotesis ini berarti ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. Daerah penolakan H adalah p-value α, sedangkan daerah penolakan untuk H 1 adalah p-value α Iriawan dan Astuti, 2006. Pada tahap ini, dihasilkan nilai korelasi antar variabel independen serta nilai korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai korelasi antar variabel independen dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya multikolinearitas. Iriawan dan Astuti 2006 menyatakan bahwa multikolinearitas dalam kasus dapat dideteksi apabila terdapat korelasi yang kuat antar variabel independen yang ditandai dengan nilai korelasi mendekati 1 dan tanda parameter model berlawanan dengan tanda nilai korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen. Tabel 4 menunjukkan nilai korelasi antar variabel yang mempengaruhi laba. Tabel 4. Nilai korelasi antar variabel yang mempengaruhi laba Variabel Laba KMK KI KK PL TB Laba nilai korelasi 0.218 -0.196 0.315 0.482 -0.976 p-value 0.572 0.612 0.409 0.189 0.000 KMK nilai korelasi 0.218 0.672 0.938 -0.545 -0.326 p-value 0.572 0.047 0.000 0.129 0.392 KI nilai korelasi -0.196 0.672 0.609 -0.787 0.049 p-value 0.612 0.047 0.082 0.012 0.901 KK nilai korelasi 0.315 0.938 0.609 -0.574 -0.455 p-value 0.409 0.000 0.082 0.106 0.218 PL nilai korelasi 0.482 -0.545 -0.787 -0.574 -0.288 p-value 0.189 0.129 0.012 0.106 0.452 TB nilai korelasi -0.976 -0.326 0.049 -0.455 -0.288 p-value 0.000 0.392 0.901 0.218 0.452 Sumber: Laporan keuangan PT Bank X 1999-2007 data diolah Keterangan: KMK = pendapatan bunga dari kredit modal kerja KI = pendapatan bunga dari kredit investasi KK = pendapatan bunga dari kredit konsumsi PL = pendapatan lain-lain TB = total biaya Berdasarkan Tabel 4, nilai korelasi KMK 0,218 , KK 0,315 dan PL 0,482 bertanda positif dengan p-value lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan terima H , berarti tidak ada korelasi antara KMK, KK dan PL terhadap laba. Nilai korelasi KI yaitu -0,196 dengan p-value 0,612. Hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antara KI dengan laba. Sedangkan nilai korelasi TB -0,976 dengan p-value 0. Karena p-value TB lebih kecil dari α, hal ini menunjukkan bahwa terima H 1 , yang berarti ada korelasi antara TB dan laba. Akan tetapi, karena nilai korelasi TB bernilai negatif, berarti ada hubungan yang berlawanan antara TB dan laba. Dari hasil analisis korelasi, terlihat bahwa korelasi antar variabel independen yang cukup erat adalah variabel KMK dan variabel KK dengan nilai korelasi 0,938 dengan nilap p-value 0,000. Dengan menggunakan taraf nyata 5, p-value cukup signifikan untuk menolak H 0, yang berarti bahwa kredit modal kerja dan kredit konsumsi memiliki korelasi yang erat. Korelasi yang cukup erat antara variabel KMK dengan KK mengindikasikan adanya multikolinearitas jika model regresi dijalankan. Hasil pengolahan regresi berganda antara laba sebagai variabel dependen dengan KMK, KI, KK, PL dan TB sebagai variabel independen ditunjukkan oleh model pada persamaan 4. Laba = 1989028+1.18 KMK+0.997 KI+0.024 KK+0.984 PL-1.00 TB .......4 Dugaan adanya kendala multikolinearitas diperkuat dengan adanya perbedaan tanda parameter model dengan tanda nilai korelasi antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai korelasi variabel KI yang negatif terhadap laba berlawanan dengan tanda parameter model KI yang positif pada persamaan 4. Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana antar variabel independen terdapat hubungan yang erat. Identifikasi adanya multikolinearitas dalam model dapat dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factors VIF. Multikolinearitas dapat diidentifikasi pada parameter yang memiliki nilai VIF ≥ 5 Iriawan dan Astuti, 2006. Nilai VIF variabel KMK, KK dan PL adalah 16,5, 25,6 dan 8,2 Lampiran 7, sehingga dapat diidentifikasi bahwa model regresi pada persamaan 4 mengalami kendala multikolinearitas. Kendala multikolinearitas pada model dapat diatasi dengan menggunakan analisis komponen utama.

4.7. Analisis Komponen Utama