X
5
masing-masing secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap laba PT Bank X pada taraf nyata 5. Hal ini juga
diperkuat dengan koefisien Z yang secara parsial signifikan terhadap laba dimana t-hitung t-tabel Lampiran 8.
4.10. Hasil Dampak Perubahan Secara Parsial
Hasil uji validasi terhadap model menunjukkan bahwa model tersebut telah memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas. Dimana residual dari model tersebut menyebar saling bebas mengikuti sebaran normal, memiliki ragam homogen atau tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas, serta tidak terdapat masalah autokorelasi dan multikolinearitas.
Kebaikan model juga didukung oleh nilai standar deviasi residual, R- square dan R-square adj yang cukup baik. Nilai R-square sebesar 99,9
Gambar 10 menunjukkan bahwa 99,9 keragaman dari variabel dependen laba dapat dijelaskan oleh keragaman variabel independen. Sedangkan
sisanya sebesar 0,1 dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Nilai konstanta menunjukkan nilai rata-rata
dari Y pada saat peubah bebas tidak bekerja atau nol. Pada penelitian ini, Y = – 6343865, yaitu jika yang lain tidak bekerja, maka akan terjadi penurunan
laba sebesar Rp 6.343.865 juta. Hal ini disebabkan bank harus membayar bunga kepada pihak ketiga dan biaya operasional lainnya.
Tabel 8. Dampak portofolio kredit, pendapatan lain-lain dan total biaya terhadap laba PT Bank X periode 1999-2007
Peubah Sektoral Koefisien Regresi
Konstanta – 6343865
Pendapatan bunga KMK 0.156
Pendapatan bunga KI 2.582
Pendapatan bunga KK 3.696
Pendapatan lain-lain 1.189
Total biaya – 0.957
a. Dampak Pendapatan Bunga Kredit Modal Kerja Berdasarkan Tabel 8, terdapat pengaruh positif antara peningkatan
pendapatan bunga kredit modal kerja terhadap laba PT Bank X yang ditunjukkan oleh koefisien regresi 0,156. Hal ini menunjukkan bahwa bila
jumlah pendapatan bunga kredit modal kerja bertambah Rp 1,000,000, maka laba PT Bank X akan bertambah Rp 156,000 cateris paribus. Hal
ini berarti, penyaluran kredit modal kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap laba. Dimana peningkatan penyaluran kredit
modal kerja akan meningkatkan pendapatan bunga yang akan berdampak pada peningkatan laba PT Bank X. Kondisi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : 1. Dari data historis penyaluran kredit modal kerja pada PT Bank X
periode 1999-2007 memiliki rata-rata tingkat kontribusi yang paling tinggi dibandingkan kredit yang lain, yaitu sebesar 41,06 sepanjang
periode 1999-2007. 2. Hasil analisis per komponen terhadap laba PT Bank X menunjukkan
bahwa rata-rata kontribusi pendapatan bunga kredit modal kerja sebesar 14. Pendapatan bunga kredit modal kerja memberikan
kontribusi yang besar terhadap laba dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jika dilihat dari analisis trend, peningkatan
pendapatan bunga kredit modal kerja tidak selalu diikuti dengan kenaikan laba, karena banyaknya faktor yang mempengaruhi laba.
Kontribusi yang besar dan pertumbuhan yang signifikan ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara meningkatkan portofolio
kredit modal kerja yang disalurkan. Sumbangan rata-rata terbesar terhadap pendapatan bunga kredit yang diberikan juga dapat dijadikan
dasar pertimbangan untuk meningkatkan portofolio kredit modal kerja. Pertimbangan lainnya adalah tingkat rata-rata risiko kredit bermasalah
untuk kredit modal kerja yang menempati posisi kedua setelah kredit investasi sebesar 7,09 periode 1999-2007.
b. Dampak Pendapatan Bunga Kredit Investasi Koefisien regresi pendapatan bunga kredit investasi yang bernilai 2,582
menunjukkan adanya pengaruh positif perkembangan jumlah pendapatan bunga kredit investasi terhadap laba PT Bank X. Koefisien tersebut dapat
diartikan bahwa bila jumlah pendapatan bunga kredit investasi bertambah Rp 1,000,000, maka laba PT Bank X akan bertambah Rp 2,582,000
cateris paribus. Pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan bunga kredit investasi terhadap laba dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dari data historis penyaluran kredit investasi pada PT Bank X periode 1999-2007 memiliki rata-rata tingkat kontribusi yang cukup tinggi
yaitu sebesar 32,03 sepanjang periode 1999-2007. 2. Hasil analisis per komponen terhadap laba PT Bank X menunjukkan
bahwa rata-rata kontribusi pendapatan bunga kredit investasi sebesar 9,96. Pendapatan bunga kredit investasi mengalami pertumbuhan
yang fluktuatif. Jika dilihat dari analisis trend, peningkatan
pendapatan bunga kredit investasi tidak selalu diikuti dengan kenaikan laba.
Pertumbuhan yang signifikan terhadap laba dapat dijadikan bahan pertimbangan PT Bank X dalam mengalokasikan portofolio kredit yang
disalurkan, khususnya kredit investasi. Selain itu, pertimbangan lain yang harus diperhatikan oleh PT Bank X adalah rata-rata tingkat risiko kredit
bermasalah yang paling tinggi yang dimiliki oleh kredit investasi sebesar 7,12 periode 1999-2007.
c. Dampak Pendapatan Bunga Kredit Konsumsi Pendapatan bunga kredit konsumsi berpengaruh positif terhadap laba,
sehingga semakin besar pendapatan bunga kredit konsumsi, maka laba akan semakin besar. Pendapatan bunga kredit konsumsi berpengaruh
3,696 terhadap laba. Hal ini berarti bahwa jika pendapatan bunga kredit konsumsi bertambah Rp 1,000,000, maka laba PT Bank X akan
bertambah Rp 3,696,000 cateris paribus. Pengaruh yang positif dan signifikan dari pendapatan bunga kredit konsumsi terhadap laba dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Dari data historis penyaluran kredit konsumsi pada PT Bank X periode 1999-2007 memiliki rata-rata tingkat kontribusi yang paling
rendah yaitu sebesar 5,98 sepanjang periode 1999-2007. 2. Hasil analisis per komponen terhadap laba PT Bank X menunjukkan
bahwa rata-rata kontribusi pendapatan bunga kredit konsumsi sebesar 2,62. Pendapatan bunga kredit konsumsi memiliki kontribusi
terkecil terhadap laba. Jika dilihat dari analisis trend, peningkatan pendapatan bunga kredit konsumsi tidak selalu diikuti dengan
kenaikan laba. Pendapatan bunga kredit konsumsi mengalami keadaan yang berfluktuasi pada periode 2005-2007. Akan tetapi,
pendapatan bunga kredit konsumsi mengalami pertumbuhan yang paling signifikan dibandingkan kredit modal kerja dan investasi.
Selain itu, kredit konsumsi memiliki rata-rata risiko kredit bermasalah terkecil pada periode 1999-2007 sebesar 0,36.
d. Dampak Pendapatan Lain-lain Koefisien regresi pendapatan lain-lain yang bernilai 1,189 menunjukkan
adanya pengaruh positif perkembangan jumlah pendapatan lain-lain terhadap laba PT Bank X. Koefisien tersebut dapat diartikan bahwa bila
jumlah pendapatan lain-lain bertambah Rp 1,000,000, maka laba PT Bank X akan bertambah Rp 1,189,000 cateris paribus. Pendapatan lain-lain
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap laba. Hasil analisis per komponen terhadap laba PT Bank X menunjukkan bahwa
rata-rata kontribusi pendapatan lain-lain sebesar 67,60. Pendapatan lain-lain memiliki kontribusi terbesar terhadap laba. Pendapatan lain-lain
terdiri dari obligasi pemerintah, pendapatan bunga lainnya, provisi dan komisi, pendapatan operasional lainnya, pendapatan bukan operasional,
dan keuntungan dari kenaikan nilai pasar dan penjualan surat-surat berharga dan obligasi pemerintah.
e. Dampak Total Biaya Terdapat pengaruh negatif antara total biaya terhadap laba PT Bank X.
Semakin besar biaya yang dikeluarkan maka laba akan semakin kecil. Biaya berpengaruh 0,957 terhadap laba. Hal ini menunjukkan bahwa bila
jumlah biaya meningkat Rp 1,000,000, maka laba PT Bank X akan berkurang Rp 957,000 cateris paribus.
4.11. Penyusunan Portofolio Kredit