20
3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial
Secara umum studi kelayakan mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial Husnan dan Muhamad 2000. Menurut
Kadariah et al. 1999, bahwa setiap aspek tersebut terdapat suatu macam analisis yang menitikberatkan aspek itu. Tetapi dalam rangka ilmu evaluasi
proyek biasanya hanya ditekankan dua macam analisis yaitu analisis finansial dan analisis ekonomis. Analisis finansial merupakan analisis dimana proyek
dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modal dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek.
Analisis ekonomis merupakan analisis dimana proyek dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan
adalah analisis finansial. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu
proyek akan menguntungkan selama umur proyek Husnan dan Muhammad 2000.
3.1.3. Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan adalah nilai hasil usaha dari output atau produk karena perusahaan telah menjual atau menyerahkan sejumlah barang atau jasa kepada
pihak pembeli. Tujuan semua pencatatan penerimaan adalah untuk memperlihatkan sejelas mungkin berapa besar penerimaan dari penjualan hasil
operasional dan penerimaan lain-lainnya di perusahaan tersebut Kadarsan, 1995.
Soekartawi et al., 1986 menyatakan bahwa pendapatan diartikan sebagai hasil pengurangan antara penerimaan usaha tani dengan biaya yang
digunakan. Untuk keperluan analisa pendapatan petani diperlukan empat unsur, yaitu: rata-rata inventaris, penerimaan usahatani, pengeluaran usahatani dan
penerimaan dari berbagai sumber Hernanto, 1996. Dalam penelitian Effendi 2002 penerimaan terbesar diperoleh peternak sapi perah di Kecamatan Cisarua
berasal dari penjualan susu sebesar Rp. 39.816.365,25peternaktahun atau sebesar Rp. 3.318.029,69peternakbulan. Penerimaan dari penjualan susu
21 dipengaruhi oleh jumlah produksi susu yang diterima masing-masing peternak
dan jumlah pemilikan sapi laktasi atau sapi betina dewasa. Semakin banyak produksi susu, maka penerimaan dari penjualan susu pun semakin besar.
Sementara itu, pendapatan usaha ternak sapi perah yang diperoleh peternak di Kecamatan Cisarua rata-rata Rp.29.487.845,65peternaktahun Rp.3.895.356,
10STtahun atau Rp.2.457.320,47peternakbulan Rp. 324.613,01ST bulan. Hasil penelitian Sinaga 2003, pendapatan peternak dibedakan
berdasarkan skala sesuai dengan kepemilikan ternak induk betina. Hasil perhitungan menunjukkan tingkat pendapatan peternak semakin meningkat
dengan tingkat skala usaha yang semakin besar. Besarnya rataan pendapatan untuk masing-masing skala per peternak per bulannya adalah Rp. 39.617,70
skala I; Rp. 410.340,17 skala II; dan Rp. 1.394.392,10 skala III sedangkan untuk keseluruhan rataan pendapatan peternak per bulan adalah sebesar
Rp. 452.795,12.
3.1.4. Titik Impas