38 limbah
– limbah pabrik yang berasal dari Lampung, Jakarta, Bekasi, Jawa Tengah dan Surabaya. Sedangkan untuk kebutuhan air PT. Rejo Sari Bumi
memiliki sumber air yang berasal dari pegunungan yaitu kawasan gunung gede yang ditampung melalui bak penampungan yang kemudian dialirkan ke kawasan
peternakan dan pemukiman penduduk untuk kebutahan masyarakat sehari – hari.
5.10 Pemasaran
Proses pemasaran susu segar, PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos menjalin kerja sama dengan koprasi pengumpul susu KPS Bogor, yang selanjutnya
disalurkan ke industri pengumpul susu IPS, selain ke IPS PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos menjalin kerja sama dengan PT. Indolakto dalam hal pemasaran susu
segar dan sisa dari produksi susu digunakan untuk kebutuhan ternak pedet. Harga susu yang di jual oleh Rejo Sari Bumi ke konsumen berbeda beda, untuk
penjualan ke Koperasi Pengumpul Susu KPS dan PT Indolakto tergantung kualitas karena dilakukan pengujian terhadap susu dengan uji kualitas susu yaitu
Total Solid 12,44 persen dengan harga Rp. 4.500,- per kilo dan untuk harga
susu yang di jual langsung ke konsumen akhir sebesar Rp 6.000,- liter.
Sistem promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah direct selling atau penjulan langsung, perusahaan mengantarkan produknya langsung tanpa
perantara. Hal ini disebabkan agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan.
5.11 Usaha-usaha yang dikembangkan PT Rejo Sari Bumi
PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki beberapa sektor usaha yang dikembangkan diantaranya yaitu : 1 Peternakan sapi dan domba, pada
peternakan sapi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos melaksanakan pembibitan, sapi potong, dan sapi perah, sedangkan pada peternakan domba PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos melakukan pembibitan, produksi, daging dan kulit atau bulu. Kotoran atau limbah yang dihasilkan dari sapi dan domba dijadikan pupuk; 2
Sektor pertanian, diantaranya rumput dan hijauan ternak, holtikultura, pisang, nilam, jeruk dan pembibitan. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga melakukan
hidroponik, yaitu tanaman in-house meliputi tanaman tomat revento, golden
39 melon dan musk melon dan tanaman out
– door meliputi tanaman holtikultura, pisang dan jeruk. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga memiliki usaha
pendukung yaitu pupuk organik; 3 Pakan ternak; 4 Wisata dan kunjungan pendidikan; 5 Pelatihan yaitu agro educational dan 6 Kerja sama pola
kemitraan. PT.Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga melakukan usaha
–usaha yang akan dikembangkan diantaranya adalah agro educational farm, pembenihan,
holtukultur, program rearing pembibitan sapi perah, recovery sapi lokal Jawa yang akan dipasarkan di Jabotabek. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga
mempunyai program bidang sosial dan lingkungan, diantaranya menjadi tempat untuk pelatihan, Praktek Keja Lapang PKL, Paraktek Kerja Usaha PKU bagi
mahasiswa dan siswa, berperan aktif mendukung program pemerintah dalam usaha penyelamatan kawasan Gunung Gede dan Pangrango, berperan aktif
dalam masalah persusuan nasional dan melakukan kerja sama atau pola kemitraan
5.12 Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Perah di PT Rejo Sari Bumi Unit
Tapos 5.12.1
Tata Laksana Pemeliharaan Pedet
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir sampai dengan umur delapan bulan. Pedet yang baru lahir masih perlu mendapat perhatian secara khusus.
Pada pemeliharaan pedet yang baru saja dilahirkan. Langkah awal yang dilakukan adalah membersihkan kotoran yang ada pada hidung, supaya
pernapasannya tidak terganggu, setelah itu talih pusarnya tidak dipotong langsung tetapi dibiarkan mengering, setelah mengering maka tali pusarnya akan
terlepas sendiri. Pedet yang telah dibersihkan dari kotoran maka langsung dipindahkan kekandang khusus pedet yang ada dipeternakan.
Pedet yang baru saja lahir lebih baik dibiarkan bersama-sama induknya selama 24-36 jam untuk memberi kesempatan memperoleh susu pertama atau
colostrum. Pakan pedet pedet berumur 0-4 bulan adalah air susu induknya. Namun, pedet dalam peternakan sapi perah hanya diberi susu induk selama tujuh
40 hari pertama sejak lahir sebanyak 3
–0,5 liter. Jika pemberian pakan pada pedet umur 0-4 bulan baik,setelah lepas sapih kondisi tubuh akan baik pula. Pada masa
ini pedet sudah mampu makan konsentrat dan rumput. Pemberian pakan dan air pada pedet lepas sapih sebaiknya ad libitum atau tidak terbatas. Hal ini
disebabkan pedet berada dalam kandang koloni, sehingga jika daya pakannya baik akan tumbuh lebih cepat. Pedet umur satu bulan dapat diberi makanan
penguat sebagai ganti air susu yang seharusnya diberikan. Jumlah makanan yang harus diberikan adalah umur satu bulan sebanyak 0,25 kghari. Umur enam
bulann sebanyak 1,50 kghari. Atau patokan pemberian pakan kepada pedet adalah konsentrat 11,5 dan hijauan 10 dari bobot hidup. Prosedur
Pemeliharaan Pedet di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.12.2 Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Dara
Sapi dara Heifer adalah sapi –sapi betina umur 9 bulan sampai beranak
pertama AAK, 1995 . Bangsa sapi yang dipelihara secar intensif makanan yang diberikan terdiri dari hijauan dan makan penguat seperti : jagung giling,
dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, testes dan lain – lain. Bahan
makan berupa rumput atau hijauan diberikan sebanyak kira – kira 10 persen dari
bobot badan. Sedangkan makanan penguat 2 –3 kg ekor, yang diberikan 1-2 kali
sehari dan hijauan 2-3 kali sehari. Air minum yang bersih diberikan secara bebas Prosedur Pemeliharaan Pedet di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos hampir sama
dengan tatalaksana pemeliharaan sapi pedet namun tidak diberikan susu atau skim. Prosedur Pemeliharaan dara di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat
dilihat pada Lampiran 3.
5.12.3 Pemeliharaan Sapi Laktasi
Pemeliharaan sapi laktasi harus dilakukan secara baik dan benar, karena sapi laktasi merupakan sumber penghasilan bagi peternak sapi perah. Dengan
menggunakan metode yang baik dalam memelihara sapi laktasi, maka diharapkan sapi tersebut dapat berproduksi tinggi dan dapat menguntungkan.
41 Pemeliharaan yang dilakukan meliputi dari membersihkan kandang, setelah itu
ambingnya dibersihkan dan induk laktasi mulai diperah. Setelah proses pemerahan dilakukan maka sapi dimandikan dengan menggunakan sikat dan
badan sapi tersebut disikat sampai bersih. Pembersihan kandang dan pemerahan dilakukan pada pukul 06:00 pagi, setelah proses pemerahan dan pembersihan
kandang maka dilakukan pemberian konsentrat, pemberian konsentrat diberikan sebanyak 50 persen dari jumlah susu yang dihasilkan atau dengan perbandingan
1:2 atau pemberian pakan konsentrat sebanyak 3,5 kg per ekor per hari. Setelah pemberian pakan kemudian diberi air. Pemberian rumput tetap berpatokan pada
10 persen dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Pemberian pakan selanjutnya diberikan pada
pukul 15:30 setelah proses pemerahan yang kedua. Prosedur Pemeliharaan sapi laktasi di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Lampiran 4.
5.12.4 Sapi Kering Kandang dan Bunting Tua
Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin setiap hari pada pemeliharaan sapi kering kandang tidak banyak berbeda dengan pemeliharaan sapi laktasi,
hanya pada sapi kering kandang tidak dilaksanakan pemerahan, dan pemberian konsentrat dengan jumlah yang lebih sedikit. Prosedur Pemeliharaan kering
kandang dan bunting tua di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Lampiran 5.
5.12.5 Tata Laksana Pemeliharaan Pejantan
Sapi jantan biasanya dipelihara secara khusus, agar kondisinya selalu dalam keadaan prima. Tujuan dari pemeliharaan sapi jantan adalah untuk
mencari pejantan – pejantan yang memiliki sifat yang baik. Pemeliharaan
terhadap sapi – sapi pejantan dalam rangka perawatan yang intensif adalah
seperti halnya pada sapi – sapi dara. Prosedur Pemeliharaan sapi pejantan di PT.
Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Lampiran 6.
42
5.12.6 Tata Laksana Pemerahan
Menghasilkan susu kualitas baik, maka tata laksana pemerahan sebagai tahap pemanenan susu harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga kualitas
awal susu, yang merupakan indikator baik buruknya produk susu yang dihasilkan, akan menjadi lebih baik. Begitupun yang dilaksanakan di PT. Rejo
Sari Bumi, pemerahan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : a tahap persiapan pemerahan ; b tahap pemerahan; c tahap setelah pemerahan. Tahap persiapan
pemerahan adalah menyediakan dan membersikhan alat - alat yang akan digunakan dalam proses pemerahan dan tahap pemerahan yang dilakukan adalah
perangsangan ambing dan puting susu dengan menggunakan air hangat, kemudian dilakukan pemerahan pertama untuk memeriksa mastitis. Dalam
pemerahan pertama sapi terserang mastitis maka sapi tersebut tidak akan diperah dan dikembalikan ke dalam kandang isolasi untuk dilakukan penanganan
mastitis. Pemerahan dilaksanakan dua kali sehari, yaitu pagi hari pada pukul 06 : 00 dan sore hari pada pukul 13 : 00 WIB, dengan interval pemerahan tujuh jam.
Pemerahan dilakukan dengan menggunakan mesin pipeline milker yang memiliki prisip kerja yang sama dengan pedet yang sedang menyusui.
5.12.7 Kesehatan Hewan Serta IB
Sapi perah yang kena serangan penyakit bisa menimbulkan kerugian besar, terlebih penyakit menular. Penyakit menular tersebut tidak selalu
mematikan secara langsung, namun dapat merusakan kesehatan sapi perah secara berkepanjangan. Misalnya, penyakit Brucellosis keguguran kandungan
yang menular dan Tuberculose. AAK, 1995. Seperti halnya usaha ternak yang lain, usaha ternak sapi pun harus pula
dilakukan pencegahan penyakit secara rutin dan saksama, khususnya penyakit menular yang mudah berinteraksi. Infeksi penyakit tertentu dapat mempengaruhi
produksi susu. Jenis penyakit yang sering menyerang pada sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
43
Tabel 7. Jenis Penyakit dan Penangannya PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
enis Penyakit Penanaganan
1. Milk Fever
2. Mastitis
3. Brucellosis
4. Penyakit mulut
dan kuku Sapi yang mederita penyakit ini dapat diberi
suntikan preparat calsium sandos, calsium borogluconate dalam konsentarsi 20,
dengan dosis obat tergantung besar kecilnya sapi. Sapi yang memiliki berat badan ± 350
kg dapat diberikan 700
– 1500 cc. Sapi harus mendapatkan ransom yang
kandungan Ca, P, dan Mg dalam jumlah yang cukup.
Diberikan suntikan antibiotic seperti penicillin; sulfamethazine melalui mulut
oral. Diberikan
penicilinmastitis ointment,
chlorttetraccyline ointment. Menjaga sanitasi lingkungan sekitar
kandang. Dilakukan vaksinasi dengan vaksin “Strain
19”, terutama sapi muda berumur- bulan. Sapi yang umurnya kurang dari empat
bulan belum boleh divaksin.
Sapi yang menderita diisolasi Menjaga sanitasi lingkungan sekitar
kandang. Sapi yang terserang diisolasi
Dilakukan vaksinasi Pengobatan dengan pemberian antibiotic
Mejaga sanitasi lingkungan sekiar kandang. Sapi yang menderita diisolasi diruangan
khusus yang gelap atau tertutup.
Dewasa kelamin ialah periode dalam kehidupan sapi dimana alat reproduksi mulai berfungsi. Sistem perkawinan yang dilakukan di PT. Rejo Sari
Bumi menggunakan dua metode yang pertama dengan metode alami yaitu dengan menyatukan satu ekor pejantan dengan lima ekor betina dalam satu
kandang. Untuk IB ada petugas kesehatan hewan yang melakukannya dengan
44 menyuntikan straw atau semen beku ke dalam alat reproduksi sapi betina yang
mengalami birahi.
5.12.8 Penanganan Limbah
Limbah merupakan kotoran yang dihasilkan dalam suatu usaha peternakan. Limbah dari peternakan terdiri dari urine, feces, air bekas
membersihkan kandang dan ternak. Upaya mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar, limbah tersebut dialirkan melalui selokan dan
ditampung menggunakan bak penampungan lalu dialirkan melalui kebun rumput. Kotoran dalam bentuk padatan yang tertimbun di bak penampungan,
untuk jangka waktu tertentu diangkut dan diolah menjadi kompos di unit pembuatan kompos.
5.12.9 Drainase
Drainase yang dilakukan di PT. Rejo Sari Bumi menggunakan selokan dengan ukuran 35 cm, yang langsung disalurkan ke dalam bak penampungan
limbah. Setiap kandang memiliki drainase masing – masing yang cukup baik,
sehingga feses atau urine dan air dari sisa pembersihkan kandang dan ternak
tersebut dapat mengalir dengan baik.
VI ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAKAN SAPI PERAH
6.1 Analisis Finansial
Suatu analisis finansial, biaya dapat dibedakan sesuai dengan tujuan spesifik yang dilakukan. Jangka pendek terdapat biaya variabel dan biaya tetap,
sedangkan dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat proyek beroperasi. Biaya
operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi langsung dengan jumlah produksi susu, sedangkan biaya tetap
adalah biaya yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi susu yang dihasilkan Pada penelitian ini biaya dihitung dalam jangka waktu satu tahun
atau jangka pendek, sehingga biaya dibedakan atas biaya variabel dan biaya tetap.
6.1.1 Biaya Variabel
Biaya variabel yang dihitung terdiri biaya pakan, biaya obat dan medis ternak, biaya tenaga kerja serta biaya uang makan, perlengkapan dan biaya
pengolahan limbah. Persentase komponen penyusun biaya variabel selama tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Biaya Variabel PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011
Uraian PT Rejo Sari Bumi
RpTahun RpLiter
Biaya Pakan 4,461,061,500
2,410 92.73
Biaya Obat dan Medis 22,258,000
12.02 0.46
Biaya Tenaga Kerja 161,805,000
87.40 3.36
Uang Makan 154,077,000
83.23 3.20
Biaya Perlengkapan 2,450,000
1.32 0.05
Biaya Pengolahan Limbah 9,000,000
4.86 0.19
Total Biaya Variabel 4,810,651,500
2,598.64 100,00
Biaya Variabel per Liter 2,598.64
46
Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan atau rumput dan pakan konsentrat. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik
PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada dekat dengan perusahaan. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh
tenaga kerja bagian rumput. Sedangkan pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari
dalam dan luar pulau Jawa. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, mineral, kalsium dan garam.
Nilai persentase rata-rata biaya pakan selama Tahun 2011 adalah sebesar 92,73. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pakan merupakan komponen terbesar
penyusun biaya variabel. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Mahaputra 2003 yang mengatakan bahwa biaya pakan merupakan komponen terbesar
dalam biaya produksi, dapat mencapai 60 – 80 dari keseluruhan biaya produksi.
Total penggunaan rumput selama tahun 2011 yaitu sebesar 5,974,500 Kg atau bernilai Rp. 597.450.000 dengan rata-rata pemberian rumput 39,01
KgSThari. Rata-rata pemberian rumput tersebut masih lebih besar jika dibandingkan dengan hasil penelitian Hidayat 2001 di Kecamatan Cepogo
Kabupaten Boyolali, dimana jumlah rata-rata pemberian hijauan oleh peternaknya adalah 19,92 KgSThari. Total penggunaan konsentrat selama tahun 2011 adalah
sebesar 1,701,000 Kg atau bernilai Rp. 3.742.200.000 dengan rata-rata pemberian konsentrat sebesar 9,16 KgSThari untuk produksi susu 12.69 literekorhari.. Jika
dibandingkan dengan hasil penelitian Hidayat 2001 pemberian konsentrat pada peternakan PT Rejo Sari Bumi lebih besar, dimana jumlah rata-rata pemberian
konsentrat oleh peternaknya yaitu 2,71 KgSThari untuk produksi susu 7,07 literekorhari. Nilai total biaya pakan yang dikeluarkan peternakan PT Rejo Sari
Bumi Unit Tapos selama tahun 2011 yaitu sebesar Rp.
4,461,061,500
. Pemberian pakan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan dikalikan dengan jumlah sapi.
Harga untuk masing masing pakan yang digunakan oleh PT Rejo Sari Bumi dapat dilihat pada Tabel 9.
47
Tabel 9. Daftar Harga Pakan yang Digunakan PT Rejo Sari Bumi Tahun 2011
No Jenis Pakan
Harga Per Satuan Rp
Satuan 1
Rumput 100
Kilogram 2
Wheat Pollard 30.000
Karung 3
Bungkil Kopra 23.500
– 25.000 Karung
4 Molasis
12.000 Karung
5 Kalsium
15.000 Karung
6 Mineral
12.500 Karung
Sumber : PT. Rejo Sari Bum Unit Tapos, 2011
Biaya tenaga kerja merupakan komponen terbesar kedua setelah biaya pakan, dimana nilai rata-rata persentase penggunaan biaya tenaga kerja dari bulan
Januari sampai Desember sebesar 3,36 persen. Nilai persentase tersebut tidak sesuai dengan pendapat Sudono 1999, yang mengatakan bahwa tenaga kerja
merupakan biaya produksi terbesar kedua setelah biaya pakan yaitu 20 –30 persen
dari biaya produksi. Peternakan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam penggunaan biaya tenaga kerja sudah cukup maksimal.
Biaya gaji karyawan yang dihitung pada biaya variabel ini merupakan gaji karyawan kandang dan upah karyawan lapang. Total biaya gaji karyawan selama
tahun 2011 yang dikeluarkan oleh peternakan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sebesar Rp. 161.805.000. Total biaya uang makan karyawan yang
dikeluarkan sebesar Rp. 154,077,026.15. Nilai total biaya tenaga kerja yang dikeluarkan peternakan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama tahun 2011 sebesar
Rp. 315.882.026. Tenaga kerja tersebut terdiri dari satu orang koordinator, 15 orang
karyawan kandang, satu orang bagian pemasaran, tiga orang bagian pemerahan, tiga orang bagian pakan atau konsentrat, satu orang bagian pencatatan susu, enam
orang bagian pemeliharaan sapi pedet dan dara, serta satu orang bagian kesehatan hewan sehingga total karyawan 31 orang. Segala kegiatan yang menyangkut
usahaternak sapi perah ini diserahkan kepada koordinator dan karyawan kandang, sedangkan pemilik dari peternakan ini datang dua kali dalam seminggu atau pada
hari libur untuk mengawasi dan melihat perkembangan usahaternak sapi perah ini.
48
Dari hasil pengamatan di lapang menunjukkan bahwa jenis kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh koordinator antara lain mengantar susu ke koperasi dan
mencatat produksi susu setiap hari. Disamping itu, koordinator mempunyai tugas lain, yaitu memesan dan mengambil konsentrat dari distributor jika konsentrat
habis, mencatat kebuntingan untuk dilaporkan kepada pemilik peternakan dan menyampaikan kebijakan dari pemilik peternakan dalam pengelolaan sapi perah.
Jenis kegiatan yang dilakukan oleh karyawan kandang setiap hari antara lain membersihkan kandang, memandikan sapi, memerah susu, memberi pakan,
memelihara pedet, dan mengamati keadaan sapi birahi. Sementara itu, jenis pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja lapang adalah menanam, mengelola
dan mengambil rumput lapang serta rumput gajah untuk kebutuhan hijauan bagi sapi perah. Jenis kegiatan yang menyita waktu paling banyak, yaitu kegiatan
mencari dan memotong rumput, hal ini dikarenakan rumput yang tersedia di sekitar peternakan terkadang kurang mencukupi sehingga harus mencari di luar
peternakan. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan mencari dan memotong rumput ini, yaitu 5,5 jam per orang, sehingga total waktu untuk mencari dan
memotong runput yang dikerjakan oleh lima orang ini adalah 27,5 jamhari. Penggunaan jumlah waktu yang diperlukan tenaga kerja dalam melakukan
kegiatan usahaternak sapi perah ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Waktu dalam Kegiatan Tenaga Kerja per Hari
Jenis Kegiatan Waktu per
orang Jam Jumlah
Pekerja Total
Jam Mengantar Susu ke Indolakto
2 1
2 Mencatat Produksi Susu
0.25 1
0.25 Membersihkan Kandang
1.5 5
7.5 Memandikan Sapi
1.67 5
8.35 Memberi Makan dan Minum Sapi Induk
1.33 3
3.99 Memberi Makan dan Minum Pedet
0.75 3
2.25 Memerah Susu
2.5 5
12.5 Mencari dan Memotong Rumput
5.5 5
27.5
49
Efisiensi penggunaan tenaga kerja, dapat diketahui dengan cara menghitung perbandingan antara jumlah sapi yang dipelihara dalam Satuan
Ternak ST dengan jumlah curahan tenaga kerja dalam Hari Kerja Pria HKP. Komponen penyusun terkecil dari biaya variable, yaitu biaya untuk obat dan
medis sapi, dimana nilai persentase rata-rata dari bulan Januari sampai Desember sebesar 0,38 persen. Total biaya obat dan medis sapi yang dikeluarkan peternakan
PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama tahun 2011 yaitu Rp. 22.258.000. Berdasarkan tabel 8, biaya obat dan medis ternak per liter untuk PT Rejo
Sari Bumi adalah Rp 12.02 per liter susu yang dihasilkan atau 0.46 persen dari jumlah biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT Rejo Sari Bumi, serta biaya
variabel pakan per liter untuk PT Rejo Sari Bumi adalah Rp
2,410
per liter susu yang dihasilkan atau 92.73 persen dari jumlah biaya variabel yang dikeluarkan
oleh PT Rejo Sari Bumi, Komponen penyusun terkecil dari biaya variabel ini adalah biaya
pengelolaan limbah dan perlengkapan dengan nilai rata-rata untuk kedua variabel tersebut dari bulan Januari sampai Desember yaitu 0.24 persen. Sementara itu,
pengelolaan limbah atau feses ini baru dilakukan setiap minggu dengan biaya sebesar Rp. 9.000.000 per tahun. Limbah yang dihasilkan diolah di unit tersendiri
oleh PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
6.1.2 Biaya Tetap
Biaya tetap operasional ini memang kecil tetapi harus dihitung karena berkaitan dengan produksi. Hasil perhitungan biaya tersebut lalu dibagi dengan
produksi disebut sebagai “harga harapan”, yaitu harga yang diharapkan dapat menutupi biaya yang telah dikelurkan. Biaya tetap yang dihitung terdiri dari gaji
manajer, biaya keamanan, biaya listrik, transport susu dan pemeliharaan, serta biaya biaya penyusutan. Persentase komponen penyusun biaya tetap selama tahun
2011 dapat dilihat pada Tabel 11
50
Tabel 11. Penggunaan Biaya Tetap PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011
Uraian PT Rejo Sari Bumi
RpTahun RpLiter
1. Gaji Manajer 42,000,000
22.40 4.74
2. Biaya Keamanan 18,000,000
9.60 2.03
3. Biaya Penyusutan Bangunan 88,218,000
47.06 9.95
4. Biaya Penyusutan Peralatan 54,595,200
29.12 6.16
5. Biaya Penyusutan Ternak 543,125,000
289.70 61.3
6. Biaya Listrik, Air dan Telp 30,649,700
16.35 3.46
7. PBB 19,974,888
10.65 2.25
8.Pajak Kendaraan 5,370,000
2.86 0.61
9. Biaya Transport susu 84,315,000
44.97 9.51
Total Biaya Tetap 886,247,788
472.72 100
Total Biaya Tetap per Liter Susu 473
Proporsi terbesar untuk biaya tetap adalah biaya penyusutan ternak dengan nilai Rp. 543,125,000 atau Rp. 289,79 per liter susu yang dihasilkan atau 61.3
persen dari total biaya tetap dalam satu tahun periode pemeliharaan. Proporsi terbesar kedua untuk biaya tetap adalah biaya penyusutan bangunan dengan nilai
Rp. 88,218,000 atau Rp.
47.06
per liter susu yang dihasilkan atau
9.95
persen dari total biaya tetap dalam satu tahun periode pemeliharaan. Biaya tetap penyusunan
bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus straight line method dengan perkiraan masa manfaat 20 tahun. Proporsi terbesar ketiga untuk
biaya tetap adalah
biaya transport susu
dengan nilai Rp.
84,315,000
atau Rp.
44.97
per liter susu yang dihasilkan atau
9.51
persen dari total biaya tetap dalam satu tahun periode pemeliharaan. Proporsi terbesar keempat untuk biaya tetap adalah
biaya gaji manajer
dengan nilai Rp.
42,000,000
atau Rp.
22.40
per liter susu yang dihasilkan atau
4.74
persen dari total biaya tetap dalam satu tahun periode pemeliharaan. Biaya tetap gaji adalah biaya yang dkeluarkan oleh PT. Rejo Sari
Bumi kepada tenaga kerja dan tidak dipengaruhi oleh jumlah sapi perah yang dipelihara. Biaya tersebut antara lain digunakan untuk membayar gaji berikut
tunjangan pada direktur utama, manajer opersional, manajer pemasaran, dan unit keamanan. Dari komponen-komponen biaya variabel dan biaya tetap yang telah
51
diuraikan maka didapat total biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan peternakan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama tahun 2011 masing-masing
sebesar Rp.
3.737.984.066
dan Rp. 6.412.723.000. Adapun persentase penggunaan biaya tetap dan biaya variabel tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 12
Tabel 12. Persentase Biaya Tetap dan Biaya Variabel Tahun 2011
Tahun Biaya Variabel
Biaya Tetap Biaya Total
Rp Rp
Rp 2011
4,810,651,500 84.44 886,247,788 15.56
5,696,899,288 100.00 Nilai persentase biaya variabel pada tahun 2011 sebesar 84,44 persen dari
biaya total dan nilai persentase biaya tetap pada tahun 2011 sebesar 15,56 persen dari biaya total. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nurhayati 2000 di
wilayah KUD Mukti Kabupaten Bandung dimana, persentase biaya variabel untuk skala usaha empat ekor sapi betina dewasa adalah 88,8 persen dari total biaya
dan persentase biaya tetap adalah 11,2 persen dari total biaya.
6.2 Investasi
Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan
agar proses produksi berlangsung Investasi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
faktor produksi yang dapat digunakan pada saat ini dan masa yang akan datang. Jumlah Investasi yang dikeluarkan peternakan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos
dapat dilihat pada Tabel 13.
52
Tabel 13. Investasi Peternakan PT Rejo Sari Bumi Tahun 2011
Bulan Bangunan
Rp Ternak
Rp Peralatan
Rp Total
Rp
Jan 18,054,300,000
9,975,000,000 6,665,479,500
34,694,779,500 Feb
- -
- -
Mar -
- -
- Apr
- -
- -
Mei -
- 800,000
800,000 Jun
- -
1,000,000 1,000,000
Jul -
- 4,565,000
4,565,000 Agst
- -
955,000 955,000
Sept -
- -
- Okt
- -
- -
Nov -
- -
- Des
- -
87.000.000 -
Total 18,054,300,000
9,975,000,000 28,029,300,000
Total nilai investasi selama tahun 2011 yang dikeluarkan peternakan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos yaitu sebesar Rp. 59.603.199.000. Nilai investasi
terbesar dikeluarkan untuk biaya bangunan yaitu sebesar Rp.18.054.300.000, sementara nilai investasi terkecil dikeluarkan untuk pembelian peralatan sebesar
Rp. 6.759.799.500.
6.3 Produksi dan Penerimaan