III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep ini berkaitan erat dengan
permasalahan yang ada dalam penelitian dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menjawab masalah tersebut. Teori dan konsep tersebut antara lain teori
biaya dan manfaat, analisis kelayakan finansial, penerimaan dan pendapatan, titik impas, rasio penerimaan dan biaya.
3.1.1. Teori Biaya dan Manfaat
Dalam analisis kelayakan finansial, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan definisi biaya-biaya dan manfaat-manfaat biaya dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan Gittinger 1986.
Biaya adalah semua nilai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode produksi tertentu yang dinyatakan
dengan nilai uang tertentu Soekartawi 2002. Sedangkan biaya produksi adalah pengeluaran yang terjadi dalam mengorganisasikan dan melaksanakan proses
produksi Doll dan Orazen, 1978.
Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang
diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan sebagai berikut: 1.
Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik, dan mesin.
2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang
diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
3. Biaya lainnya seperti pajak, bunga dan pinjaman.
Manfaat dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat dapat dibedakan menjadi:
19 1.
Manfaat langsung direct benefit yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti peningkatan
pendapatan, kesempatan kerja, dan penurunan biaya. 2.
Manfaat tidak langsung indirect benefit yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan
utama proyek, seperti perubahan produktivitas tenaga kerja karena perbaikan kesehatan atau keahlian, perbaikan lingkungan hidup, perbaikan
pemandangan karena adanya suatu taman, perbaikan distribusi pendapatan, dan lain sebagainya.
Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai
manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan
muncul dari investasi dengan adanya proyek Gittinger 1986. Terdapat beberapa pedoman untuk menentukan panjangnya umur proyek Kadariah et al.
1999, antara lain: 1.
Ukuran umum yang dapat diambil suatu proyek jangka waktu yaitu sama dengan umur ekonomis suatu asset dari proyek. Umur ekonomis suatu asset
ialah jumlah tahun selama pemakaian asset tersebut dapat meminimumkan biaya.
2. Proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar lebih mudah
untuk menggunakan umur teknis daripada umur-umur pokok investasi. Dalam hal ini untuk proyek-proyek tertentu umur teknis dari unsur-unsur
pokok investasi adalah lama tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena obsolescence ketinggalan zaman karena penemuan teknologi
baru yang jauh lebih efisien. Keadaan ini banyak terdapat dalam proyek- proyek pertanian.
20
3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial