Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Usaha Peternakan Sapi Perah

6 usahanya, perusahaan belum melakukan analisis finansial terhadap usahanya. Selain itu belum ada pihak yang melakukan analisis finansial usaha peternakan sapi perah di perusahaan tersebut. Sedangkan, manfaat dengan melakukan analisis finansial bagi pelaku usaha itu sendiri adalah agar dapat mengetahui apakah usaha yang dijalankan mendatangkan keuntungan atau kerugian, selain itu juga hasil analisis finansial dapat sebagai informasi kepada investor maupun pelaku usaha dalam melakukan investasi di komoditas peternakan, khususnya sapi perah. Setiap usaha yang bergerak di bidang produksi, selalu berupaya untuk mencapai keuntungan ataupun pendapatan yang optimal. Usaha pemeliharaan sapi perah pun tidak terlepas dari keinginan tersebut. Untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan, maka harus lebih intensif dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian mengenai aspek finansial yang akan dikaji melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur biaya dan struktur penerimaan dari peternakan sapi perah PT Rejo Sari Bumi? 2. Berapa nilai rasio antara penerimaan dan biaya dari usaha ternak PT Rejo Sari Bumi ? 3. Berapa besar pendapatan dan tingkat pendapatan yang diperoleh PT Rejo Sari Bumi ? 4. Menganalisis nilai titik impas peternakan PT Rejo Sari Bumi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis struktur biaya dan struktur penerimaan peternakan PT Rejo Sari Bumi 2. Menganalisis rasio penerimaan dan biaya peternakan PT Rejo Sari Bumi. 7 3. Menganalisis besarnya pendapatan dan tingkat pendapatan yang diperoleh peternakan PT Rejo Sari Bumi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Peneliti, sebagai pengalaman dan latihan dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam kegiatan perkuliahan. 2. Peternak, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan usahataninya 3. Pihak-pihak ataupun institusi terkait sebagai referensi dalam pengambilan keputusan terkait efisiensi produksi Usaha Peternakan Sapi Perah. 4. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan dapat dijadikan perbandingan atau acuan dalam malakukan studi lanjutan. 5. Bagi mahasiswa dan pihak lain yang membutuhkan informasi tentang usaha sapi perah, serta diharapkan dapat menambah wawasan mengenai struktur biaya peternakan khususnya usaha peternakan sapi perah dan hubungannya dengan skala usaha peternakan sapi perah. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini dibatasi pada analisis kelayakan finansial pada peternakan susu sapi perah di PT Rejo Sari Bumi. 2. Lingkup penelitian ini dilakukan di PT Rejo Sari Bumi unit Tapos Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. 3. Objek pada penelitian ini dibatasi hanya sapi laktasi dengan range umur antara 3-8 tahun atau laktasi pertama hingga laktasi kelima . 4. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2011 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Peternakan Sapi Perah

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.940kptsOT.2101097, yang dimaksud usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat, yang diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan ternak bibit atau ternak potong, telur, susu, serta menggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan. Besarnya usaha peternakan sapi perah tergantung pada luas lahan yang tersedia dan daerah dimana peternakan tersebut didirikan. Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia sudah dimulai semenjak masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, peternakan sapi perah umumnya berbentuk perusahaan susu yang memelihara sapi perah dan menghasilkan susu yang kemudian dijual kepada konsumen yang umumnya orang-orang Eropa atau orang asing lainnya. Perusahaan-perusahaan yang ada pada saat itu dimiliki oleh orang-orang Eropa, Cina, Arab dan India. Setelah Indonesia merdeka, selain terdapat perusahaan- perusahaan susu milik orang-orang pribumi Indonesia, terdapat peternakan rakyat yang terdiri dari 2-3 ekor sapi untuk menghasilkan susu sebagai usaha sampingan Sudono 2003. Menurut Mubyarto 1989, berdasarkan pola pemeliharaan usaha ternak di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : peternakan rakyat, peternakan semi komersil dan peternakan komersil. 1 Peternakan rakyat dengan cara memelihara ternaknya secara tradisional. Pemeliharaan cara ini dilakukan setiap hari oleh anggota keluarga peternak dimana keterampilan peternak masih sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan mutu terbatas. 9 2 Tujuan utama pemeliharaan sebagian hewan kerja sebagai pembajak sawah atau tegalan. 3 Peternakan rakyat semi komersil dengan keterampilan beternak dapat dikatakan cukup. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan, dan makanan penguat cenderung meningkat. Tujuan utama pemeliharaan untuk menambah pendapatan keluarga dan konsumsi sendiri. 4 Peternakan komersil dijalankan oleh peternak yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, sarana produksi dan teknologi yang cukup modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak dibeli dari luar dalam jumlah besar. Sapi perah yang dewasa ini dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah sapi Fries Holland FH yang memiliki kemampuan produksi susu yang tinggi Sudono, 2003. Penelitian Haryati 2003 di Kelurahan Kebon Pedes diketahui jumlah populasi ternak didaerah tersebut sebanyak 338 ekor, berasal dari sapi-sapi perah FH dan peranakannya PFH. Adapun pemilikannya sangat bervariasi, yaitu berkisar antara dua ekor sampai tiga puluh empat ekor. Rataan peternak di Kelurahan Kebon Pedes memiliki sapi perah sekitar 11,27 ekorpeternak atau 9,61 STpeternak. Sementara itu dalam penelitian Sinaga 2003 di Kawasan usahaternak sapi perah Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, sapi induk yang dipelihara umumnya juga berasal dari sapi perah FH dan PFH. Jumlah ternak yang dimiliki peternak di daerah tersebut adalah satu ekor sampai 44 ekor betina dewasa, dengan rataan pemilikan sapi 6,98 – 8,73 STpeternak.

2.2 Kepemilikan Sapi Laktasi