17
siswa  bekerja  sama  dalam  ujian  tersebut,  siswa  harus  memperhatikan apa yang telah dipelajari sebagai individu.
5  Menghitung  nilai  perorangan  dan  tim.  Nilai  tim  dalam  STAD didasarkan
kepada peningkatan
anggota-anggota tim,
nilai perkembangan  individu  dalam  kelompok  dapat  dihitung  dengan
menggunakan tabel berikut ini :
13
Tabel 2.1. Skor Perkembangan Siswa Skor Siswa
Poin Perkembangan
Lebih dari sepuluh poin dibawah skor dasar 5
10 poin hingga 1 poin dibawah skor dasar 10
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20
Lebih 10 poin diatas skor dasar 30
Nilai sempurna tidak berdasarkan skor awal 30
6  Hargai  keberhasilan  tim,  guru  yang  sudah  menghitung  angka  bagi masing-masing
siswa dan
menghitung nilai
tim kemudian
menyediakan  penghargaan  bagi  setiap  tim  yang  mencpai  peningkatan 20  atau  lebih.  Penting  membantu  siswa  menghargai  keberhasilan  tim,
antusiasisme seorang  guru terhadap nilai  tim  akan membantu,  apabila guru  memberikan  lebih  dari  satu  ujian  dalam  satu  minggu,
gabungkanlah hasil ujian tersebut ke dalam satu nilai mingguan.
c. Keunggulan Model Pembelajaran STAD
Berdasarkan  pengertian  dan  langkah-langkah  STAD  di  atas  dapat kita rumuskan keunggulan STAD jika dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional sebagai berikut : Tabel
2.2. Perbandingan
Model Pembelajaran
STAD dengan
Konvensional
13
Robert  E.  Slavin,  Cooperative  Learning  Teori,  Riset  dan  Praktik,  Bandung:  Nusa Media 2009 h. 159
18
No. Hal yang
diperbandingkan Pembelajaran
Konvensional Model
Pembelajaran STAD
1 Paradigma
Pembelajaran Teacher Centered
Student Centered
2 Peran Guru di Kelas
Presentator awal hingga akhir
Sedikit presentator diawal, selebihnya
sebagai fasilitator hingga akhir
pembelajaran
3 Pemerataan
pemahaman siswa Kurang meratanya
siswa yang paham dengan pembelajaran
Siswa yang paham dengan
pembelajaran lebih merata
4 Peran siswa dalam
pembelajaran Siswa lebih pasif
Siswa lebih aktif 5
Dampak pembelajaran
terhadap siswa Kemampuan siswa
kurang dieksplorasi Kemampuan siswa
lebih tereksplorasi
6 Semangat belajar di
kelas Tidak terjadi
persaingan tim, sehingga semangat
siswa dikelas belajar biasa saja
Terjadi persaingan tim, sehingga
semangat belajar siswa dikelas untuk
belajar lebih tinggi
Pembelajaran  konvensional  lebih  mengutamakan  guru  sebagai pusat  dari  pembelajaran  teacher  centered.  Guru  pun  lebih  banyak
bergerak  sebagai  presentator  sehingga  siswa  lebih  pasif  dan  kemampuan yang mereka miliki kurang dieksplorasi, akhirnya hal ini akan berdampak
pada pemerataan pemahaman siswa dengan materi ajar, dikarenakan hanya sebagian  saja  siswa  yang  akan  paham,  yaitu  mereka  yang  mau  belajar
dengan memperhatikan,
sedangkan bagi
mereka yang
tidak memperhatikan  akan  menjadi  siswa  yang  terabaikan.  Di  dalam
pembelajaran  konvensional  pun  tidak  memasukan  persaingan  tim  sebagai pengangkat minat belajar pada siswa di kelas tersebut.
Hal  ini  berbeda  sekali  dengan  pembelajaran  pada  model pembelajaran  STAD  yaitu  pembelajaran  yang  lebih  mengutamakan  pada
pembelajaran  yang  terpusat  pada  siswa  Student  centered.  Guru  hanya
19
sebagai  presentator  diawal  pembelajaran  saja,  selebihnya  hanya  sebagai fasilitator  hingga  akhir  pelajaran,  sehingga  siswa  lebih  aktif  dan  lebih
mengeksplorasi  kemampuan  dirinya  dalam  kelompok  dan  hal  ini  akan berdampak pada pemerataan pemahaman pada siswa di kelas, dikarenakan
di  dalam  model  pembelajaran  STAD  terdapat  persaingan  tim  yang  akan membuat  siswa  lebih  termotivasi  untuk  belajar  di  kelas  dan  saling
mengajarkan kepada teman satu  kelompoknya  agar paham  dengan materi ajar saat  itu.  Inilah  yang menjadi  keunggulan model pembelajaran STAD
dalam  pembelajaran  di  kelas  dibandingkan  dengan  pembelajaran konvensional.
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar  pada  hakekatnya  adalah  suatu  aktifitas  yang mengharapkan  perubahan  tingkah  laku  behaviora  change  pada
individu  yang  belajar.  Perubahan  tingkah  laku  tersebut  terjadi  karena usaha individu  yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh berbagai
faktor  sepeerti:  bahan  yang  dipelajari,  instrumen,  lingkungan  dan kondisi individu si pelajar.
14
Belajar  dikatakan  berhasil  manakala  seseorang  mampu mengulangi  kembali  materi  yang  telah  dipelajarinya.Untuk  lebih
memahami pengertian belajar, berikut ini dikemukakan secara ringkas pengertian  dan  makna  belajar  menurut  pandangan  para  ahli
pendidikan dan psikologi. a  Belajar Menurut Pandangan Skinner
Belajar  menurut  B.F.  Skinner  dalam  dalam  Dimyati  dan Mudjiono  adalah  suatu  proses  adaptasi  atau  penyesuaian  tingkah
laku  yang  berlangsung  secara  progresif.  Belajar  juga  dipahami sebagai  suatu  perilaku,  pada  saat  orang  belajar,  maka  responnya
14
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya: Bandung 2011 hal.225
20
menjadi  lebih  baik,  sebaliknya  bila  ia  tidak  belajar,  maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
Pertama,  kesempatan  terjadinya  peristiwa  yang  menimbulkan respons pembelajar. Kedua, respons pembelajar itu sendiri.Ketiga,
konsekuensi  yang bersifat  menguatkan respon tersebut.Pemerkuat terjadi
pada stimulus
yang menguatkan
konsekuensi tersebut.Sebagai  ilustrasi  perilaku  respons  yang  baik  diberi
hadiah.Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
15
b  Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne Belajar adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan
itu  menurut  Robert  M.  Gagne  seperti  yang  dikutip  Dimyati  dan Mudjiono, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil
belajar  berupa  kapabilitas..  Setelah  belajar  orang  memiliki keterampilan,  pengetahuan,  sikap  dan  nilai”.
16
,  timbulnya kapabilitas disebabkan oleh:
1. Stimulasi yang berasal dari lingkungan. 2. Proses  kognitif  yang  dilakukan  oleh  pelajar,  setelah  belajar
orang  memiliki  keterampilan,  pengetahuan,  sikap,  dan  nilai, Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat
proses  kognitif  yang  mengubah  sifat  stimulasi  lingkungan, melewati  pengolahan  informasi  dan  menjadi  kapabilitas  baru.
Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak- anak demikian juga dewasa, dapat mengingat kembali kata-kata
yang telah didengar atau dipelajarinya. c  Belajar Menurut Pandangan Piaget
Jean Piaget dengan seorang psikologi Swiss dalam Hamzah berpendapat bahwa, “bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari
3 tahapan,
yakni asimilasi,
akomodasi dan
equilibrasi
15
Dimyati  dan  Mudjiono,  Belajar  dan  Pembelajaran,  Jakarta:  PT  Rineka  Cipta,  2007, Cet. Ke-5, hlm. 9
16
Ibid., hlm. 10