Pengertian Belajar Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
22
iii. Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami
sesuatu, bekerja sama dengan melakukan perubahan diri terus menerus.
iv. Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.
18
e Belajar Menurut Pandangan Bandura Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial
yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura seperti yang dikutif Trianto, “sebagian besar manusia belajar
melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”.
19
Seseorang pembelajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain model, hasil
pengamatan itu
kemudian dimantapkan
dengan cara
menghubungkan pengalaman
baru dengan
pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan jalan ini
memberi kesempatan
kepada pembelajar
tersebut untuk
mengeksperikan tingkah laku yang dipelajarinya. Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura
dalam Trianto mengklasifikasikan empat fase pembelajaran pemodelan tersebut, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase
reproduksi, dan fase motivasi.
20
Berikut adalah pemaparan empat fase tersebut:
1. Fase atensi. Fase atensi adalah fase memberikan perhatian pada suatu model. Dalam pembelajaran guru yang bertindak sebagai
model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa memberikan perhatian pada kepada bagian-bagian penting dari
pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyajikan
18
Ibid., hlm. 29.
19
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hlm. 30-31
20
Ibid., hlm. 31
23
materi pelajaran secara jelas dan menarik, memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting, atau dengan
mendemonstrasikan suatu kegiatan pembelajaran. 2. Fase retensi. Pada fase ini bertanggung jawab atas pengkodean
tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam ingatan memori jangka panjang. Dalam pembelajaran guru
dapat menyediakan waktu pelatiahan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru secara bergiliran baik
secara fisik maupun secara mental. 3. Fase reproduksi. Pada fase ini kode-kode dalam memori
membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati. Derajat tertinggi dalam belajar mengamati
adalah apabila tindakan terbuka mengikuti pengulangan secara mental.
Fase reproduksi
dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan imdividu.
4. Fase motivasi. Pada fase ini pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat
seperti model, mereka akan memperoleh penguatan. Aflikasi fase ini dalam pembelajaran sering berupa pujian atau
pemberian nilai. f Belajar Menurut Pandangan Vygotsky
Teori belajar menurut Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dalam pembelajaran. Menurut teori ini dalam Trianto,
“proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas
tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan
sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini”.
21
Dengan demikian teori belajar ini yakin bahwa fungsi mental lebih tinggi
21
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hlm. 27
24
pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke
dalam individu itu tersebut. Menurut Trianto, “satu lagi yang penting dari Vyotsky
adalah scaffolding, yakni pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan
tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah
anak dapat melakukannya”.
22
Dengan demikian dalam proses pembelajaran teori ini mengharuskan kepad guru untuk
memberikan tugas kepasa siswa tugas-tugas yang kompleks, sulit dan realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk
menyelesaikan tugas-tugas itu. g Belajar Menurut Pandangan David Ausubel
Menurut Trianto, “inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu
proses dikaikannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang”.
23
Berdasarkan teori ini, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-
konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga jika dikaitkan dengan
model pembelajaran berdasarkan masalah, maka siswa dalam mengatasi atau menjawab permasalahan yang autentik sangat
memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Arti penting belajar menurrut Ensiklopedia belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti tentang
sesuatu.Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan
22
Ibid., hlm. 27
23
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. Ke-3, hlm. 37
25
secara aktif oleh pembelajar.Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah,
mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan.Para psikolog
kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai
sebelumnya, sangat menentukan terhadap perolehan belajaryang
berhasil dipelajari,
kemudian dikeluarkan
kembali oleh
pembelajar.Menurut teori ini suatu informasi yang berasal dari lingkungan pembelajar, pada awalnya diterima oleh reseptor.
Reseptor-reseptor tersebut memberikan simbol-simbol informasi yang ia terima, dan kemudian diteruskan ke registor penginderaan
yang terdapat pada saraf pusat. Dengan demikian, informasi- informasi yang diterima oleh registor penginderaan telah
mengalami transformasi. Informasi yang masuk ke dalam syaraf pusat tersebut.
Ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya mengenai belajar
sebagai proses hubungan stimulus-respon-reinforcement. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku tidak hanya dikontrol oleh reward
dan reinforceent. Mereka adalah para ahli jiwa aliran
kognitif. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang
senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan
memperoleh instight untuk pemecahan masalah.Jadi kaum kognitif
berpandangan bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam
suatu situasi
keseluruhan adalah
lebih dari
bagian-
bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan
pada stimulus di dalam lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan.
26
Menurut psikologi kognitif belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti
tentang sesuatu tersebut dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari
informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekan, mengabaikan respon-respon yang lain guna
mencapai tujuan. Para psikologi kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai sebelumnya sangat menentukan
terhadap perolehan belajar.Salah satu teori belajar dari psikologi kognitif adalah teori pemerosesan informasi. Menurut teori ini
belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia.