Struktur Kurikulum 2013 Tingkat SMA 1 Kelompok mata pelajaran wajib
64 Dalam pelaksanaan kurikulum pada waktu itu memang menimbulkan
pro dan kontra yang dikarenakan belum tersosialisasi dengan baik dan mekanisme yang kurang baik. Meskipun demikian, pihak sekolah tetap
melaksanakan dan sebagian besar warga sekolah menanggapinya dengan
positif thingking. Diharapkan keberlangsungan kurikulum 2013 tidak terlalu singkat dan diproses dengan matang sehingga dapat dilihat
hasil akhir dari kurikulum itu. Dalam menyikapi perkembangan kurikulum 2013, SMA Negeri 2 Wates memberikan pernyataan bahwa
akan lebih menekankan pada kesiapan tenaga pendidik guru itu sendiri melalui berbagai sosialisasi dan melalui kuliah S2. Perbedaan
penelitian di atas dengan penelitian ini adalah hasil penelitian analisis kebijakan Disdikpora DIY dalam implementasi kurikulum 2013 lebih
menunjukkan akan proses kebijakan dan perumusan kebijakan dengan menggunakkan 2 pendekatan yaitu
man-power approach dan demand social approach.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bangun Setia Budi 2014, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
pada tahun 2014 yang berjudul “Strategi Guru Dalam Menghadapi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Surakarta. Dalam penelitian ini
mendapatkan mengenai: 1 Persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah kurangnya sosialisasi yang
diberikan kepada guru serta belum adanya buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai sumber belajar, 2 Strategi
65 yang digunakan oleh guru dalam menghadapi penerapan kurikulum
2013 yaitu dengan guru bertanya kepada rekan sesama guru terutama dilakukan dalam kegiatan MGMP dengan metode
sharing dengan guru lain yang dianggap bisa memberikan suatu informasi yang dibutuhkan,
mencari buku referensi yang digunakan sebagai sumber kegiatan pembelajaran, serta mencari informasi dengan
browsing dari internet sebagai salah satu bentuk usaha dalam menambah pengetahuan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi. Strategi yang dilakukan guru merupakan salah satu bentuk belajar mandiri guna menunjang
penerapan kurikulum 2013 yang ada di SMA Negeri 2 Surakarta. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian mengenai analisis
kebijakan Disdikpora DIY dalam implementasi kurikulum 2013 pada tingkat SMA adalah hasil penelitiannya menunjukan proses kebijakan
dengan 2 pendekatan perumusan kebijakan yaitu man-power approach
dan demand social approach, sedangkan pada penelitian di atas lebih
menunjukan pada pelaksanaan kurikulum 2013.