Ruang Lingkup IPA di SD Pembelajaran IPA di SD

13 tahun, b. tahap pra operasioal umur 2-7 tahun, c. tahap operasional konkret umur 7-11 tahun, d. tahap operasional formal umur 11-14 tahun. 1. Tahap ini kira-kira usia 0,0 – 2,0. Perubahan perilaku pada tahap ini adalah kemampuan berfikir peserta didik melalui gerakan ataupun perbuatan dan perkembangan panca indera sangat berpengaruh. 2. Tahap pra operasional Dalam tahap ini usia 2,0-7,0. Perubahan perilaku pada tahap ini terlihat pada kemampuan kognitif masih terbatas, suka meniru gaya orang lain terutama meniru perilaku orang tua, guru, dan masyarakat sekitar. 3. Tahap operasional konkrit Dalam tahap ini usia 7,0 – 11,0. Peserta didik sudah mulai terbiasa memahami dan mampu berfikir secara sistematis mengenai benda- benda ataupun peristiwa-peristiwa yang konkrit. Peserta didik juga memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan angka-angka atau bilangan. 4. Tahap operasional formal Dalam tahap ini usia antara 11,0 – 14,0. Peserta didik telah memiliki kemampuan untuk mengkoordinasi dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun berurutan. Jadi, anak usia SD kelas IV berada dalam tahap operasional konkrit, pada tahap ini anak akan lebih mudah memahami pembelajaran jika dalam pembelajaran disajikan benda-benda konkrit. Selain itu, anak juga dapat 14 dilatih menggunakan keterampilan proses IPA agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Conny Semiawan 2008: 137 mengatakan bahwa rendahnya keterampilan proses dasar IPA membawa akibat siswa kesulitan dalam memahami konsep IPA yang abstrak, sehingga konsep tersebut tidak dimilikinya secara tuntas. Jadi, pembelajaran IPA untuk siswa SD perlu melatih siswa untuk menggunakan keterampilan proses agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Keterampilan yang dapat dilatihkan adalah keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran juga disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa agar dapat memberikan hasil pembelajaran yang optimal.

B. Kajian tentang keterampilan proses IPA

1. Pengertian Keterampilan Proses IPA

IPA tidak dapat dipisahkan dari proses IPA. Keterampilan proses sangat bermanfaat untuk siswa. Keterampilan-keterampilan proses dapat ditransfer ke dalam disiplin ilmu yang lain dan keterampilan-keterampilan ini tidak mudah dilupakan dan memungkinkan siswa merasakan hakikat IPA serta membuat terampil melakukan kegiatan sains. Keterampilan proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya Patta Bundu, 2006: 12. Selanjutnya, Usman Samatowa 2006: 137 menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah 15 keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan oleh para ilmuwan dalam meneliti sebuah fenomena alam. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka keterampilan proses IPAsains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual yang digunakan untuk menemukan dan mengkaji fenomena tentang alam dengan cara sebagaimana dilakukan oleh ilmuwan dalam meneliti sebuah fenomena alam. Conny Semiawan 2008: 137 menyatakan bahwa: Keterampilan proses penting dimiliki siswa karena keterampilan ini merupakan cara khas siswa untuk membangun konsep tentang alam secara wajar dan memberikan kesempatan untuk menemukannya sendiri, sehingga dapat memberikan urunan terhadap perkembangan mental siswa dalam menggali potensinya. Anak-anak dapat mempelajari IPA sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin mengetahuinya melalui keterampilan proses IPA yang dimiliki Trianto, 2010: 148. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan ilmiah melalui pengamatan, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, merancang percobaan, dan lain sebagainya. Melalui pemberian keterampilan proses, siswa diajak untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan keterampilan proses IPA ini, banyak melibatkan siswa dengan benda-benda konkrit.

2. Aspek-aspek dalam keterampilan proses

Keterampilan proses IPA dapat digolongkan mejadi dua yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Funkk 16 Trianto, 2010: 144 membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu: Keterampilan proses tingkat dasar basic science process skills dan keterampilan terpadu integrated science process skills. Keterampilan proses tingkat dasar meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi. Keterampilan proses terpadu meliputi: menentukan variabel, menyusun data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan eksperimen. Abruscato Patta Bundu, 2006: 23 membuat penggolongan keterampilan proses IPA hampir sama dengan pendapat Funk tetapi dengan sedikit perbedaan. Tabel 1. Pengelompokan keterampilan proses Basic skill keterampilan dasar Integrated skills keterampilan integrasi - Observing mengamati - using space relationship menggunakan hubungan ruang - classifing mengelompokkan - measuring mengukur - communicating mengkomunikasikan - predicting meramalkan - inferring menyimpulakan - Controlling variable mengontrol variabel - Interpeting data menafsirkan data - Formulating hypothesis menyusun hipotesis - Defining operationally menyusun definisi opersional - Experimenting melakukan eksperimen Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.hal 23 Masih banyak pengelompokan keterampilan proses IPA yang harus dikuasai tetapi pada prinsipnya hampir tidak berbeda antara satu ahli dengan ahli lainnya. Perbedaan hanya ada pada segi jumlah, dan hal itu pun hanya karna ada yang mengelompokkan lebih dari satu keterampilan 17 proses pada kategori tertentu. Patta Bundu 2006: 87 menyatakan bahwa keterampilan proses sains di SD difokuskan pada keterampilan proses dasar sains dengan melakukan berbagai kegiatan secara mandiri untuk melatih keterampilan proses yang akan dikembangkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka pengembangan keterampilan proses IPA dalam penelitian ini difokuskan pada keterampilan proses dasar. Keterampilan proses dasar yang ditingkatkan meliputi keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasi, dan menyimpulkan. Berikut ini uraian satu persatu dari keterampilan proses yang akan diteliti:

a. Keterampilan Melakukan ObservasiMengamati

Kemampuan melakukan observasi merupakan keterampilan yang paling mendasar dalam sains, dan penting untuk mengembangkan keterampilan proses lainnya. Menurut Patta Bundu 2006: 25 keterampilan melakukan observai adalah kemampuan menggunakan panca indera untuk memperoleh data atau informasi. Keterampilan ini merupakan proses sains yang terpenting karena kebenaran ilmu yang diperoleh bergantung pada kebenaran dan kecermatan hasil observasi. Trianto 2010: 144 mengemukakan bahwa pengamatan dilakukan menggunakan indera-indera untuk melihat, mendengar, mengecap, meraba, dan membau. Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan yang sangat penting karena keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan dasar untuk mengembangkan keterampilan selanjutnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Materi Benda dan Sifatnya

7 51 199

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

1 8 72

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG

0 4 38

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Penggunaan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Karanglo, Klaten Selatan T

0 2 17

Penggunaan Sumber Belajar Lingkungan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Bongas Kulon 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

1 2 48

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI BALANGAN 1.

0 6 292

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SRANDAKAN.

0 2 214

LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V MI

0 0 13

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7