Gross Tingkat Inflasi Analisis Fundamental

hebat dan merubah pertumbuhan selama periode tahun 2010-2012 ke sebuah titik penurunan yang mundur. Akibatnya, kondisi makro perekonomian Indonesia menjadi labil dan negatif yang juga berdampak pada profitabilitas perusahaan dan tentunya akan juga mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Analisis Industri

Pada fokus penelitian yang telah penulis konsentrasikan, ketiga objek dari penelitian yaitu saham perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar mempunyai kelompok Industri yang berbeda. PT Astra Internasional Tbk, yang merupakan saham perusahaan dengan kelompok saham kelompok industri manufaktur dalam sektor aneka industri dan subsektor otomotif dan komponennya. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang merupakan kelompok saham dengan golongan saham Industri Jasa dengan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi dengan subsektor telekomunikasi. Lalu PT Unilever Indonesia Tbk, yang merupakan kelompok saham golongan industri manufaktur dengan kelompok saham sektor industri barang konsumsi dengan subsektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga. a. Analisis Industri Otomotif Secara keseluruhan industri otomotif di Indonesia telah memasuki fase expansion dan mengarah ke fase maturity. Dimana perusahaan industri otomotif masih mempunyai peluang profit yang tinggi tapi dengan pertumbuhan yang sedikit dan menurun. Seperti yang dijelaskan Chief Group Treasury and Investor Relations PT Astra Internasional Tbk, Iwan Hardianto “Tahun depan ada isu kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang membuat penjualan mobil anjlok dan kita tidak terlalu optimis dengan penjualan di tahun 2015, karena mungkin pasarnya masih flat,” itulah yang menjadi alasan bagi PT Astra Internasional Tbk ASII untuk memasang target penjualan di sektor otomotif lebih konservatif, karena diprediksi masih lambatnya penjualan industri otomotif dalam negeri di tahun-tahun mendatang. Maka guna mensiasati bisnis kedepan, kata Iwan, Astra Internasional akan menyeimbangkan bisnisnya antara sektor otomotif dan non otomotif. Menurut dia, bisnis yang ideal ke depan tidak lagi bergantung pada sektor otomotif karena sifatnya bisnis tersebut siklus tahunan yang bergantung pada isu kenaikan harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi. 37

b. Analisis Industri Telekomunikasi

Di negara berpenduduk lebih dari dua ratus dua puluh juta penduduk ini pertumbuhan industri telekomunikasi jaringan bergerak 37 Diakses pada 6 April 2015 10:36, di http:www.neraca.co.idbisnis- indonesia48096Tahun-2015-Bisnis-Otomotif-Lebih-Konservatif