kepada publik adalah pada tahun 1981 dan listing pada 11 Januari 1982. PT Unilever Indonesia telah mempekerjakan lebih dari 6000 pekerja yang
tersebar di seluruh unit entitas. Tercatat perusahaan ini merupakan perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar yang sangat besar terbukti
dengan rata-rata nilai kapitalisasi pasar sekitar 170 trilliun dalam kurun waktu 2010 hingga 2014 lalu
Tabel 4.1 Innitial Public Offering
Nama Saham Tanggal IPO
Jumlah Harga Per
Saham Persentase
ASII 04 04 1990
30.000.000 Rp 1.000
50,09 : Jardine Cycle
Carriage Limited.
49,91:Publik.
TLKM 14 11 1995
8.400.000.000 Rp 2.050
51,19: Negara Republik
Indonesia. 48,81: Publik.
UNVR 11 01 1982
9.200.000 Rp 3.175
84,99: Unilever
Indonesia Holding BV.
15,01: Publik.
Sumber: Data diolah
B. Analisis Fundamental
1. Analisis Makro Ekonomi
Analisis makro ekonomi merupakan analisis umum yang juga merupakan salah satu faktor yang signifikan dalam melakukan analisis
fundamental dan valuasi suatu perusahaan. Variabel makro ekonomi akan memberikan dampak yang dapat mendorong ataupun menghambat
progress perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan melihat dan mengidentifikasi perkembangan ekonomi dunia dan ekonomi negara.
a. Produk Domestik Bruto Gross Domestic Product
Sebagai mana produk domestik bruto dijelaskan didalam bab terdahulu, produk domestik bruto atau gross domestic product dapat
diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu
biasanya per tahun.
Tabel 4.2 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010-2013
Dalam Milyar
Lapangan Usaha 2010
2011 2012
2013
1. Pertanian
304.777,1 315.036,8
327.549,7 266.487,30
2. Pertambangan dan
Penggalian
187.152,5 189.761,4
192.585,4 144.502,80
3. Industri
Pengolahan
597.134,9 633.781,9
670.109,0 523.803,90
4. Listrik, Gas, dan
Air Bersih
18.050,2 18.921,0
20.131,4 15.738,50
5. Bangunan
150.022,4 159.993,4
171.996,6 135.009,90
6. Perdagangan,
Hotel dan Restoran
400.474,9 437.199,7
472.646,2 371.664,50
7. Pengakutan dan
Komunikasi
217.980,4 241.298,0
265.378,4 217.241,90
8. Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan
221.024,2 236.146,6
253.022,7 203.595,10
9. Jasa-Jasa
217.842,2 232.537,7
244.719,8 191.718,20
Produk Domestik Bruto
2.314.458,8 2.464.676,5
2.618.139,2 2.069.762,1
Sumber: Badan Pusat Statistik
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa Produk Domestik Bruto Indonesia mengalami kenaikan pada periode 2010-2012. Namun, pada
tahun 2013 Produk Domestik Bruto Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan hingga mencapai titik terendah pada periode 2010-2013.
Hal tersebut menunjukkan ketidakstabilan posisi Ekonomi Makro Indonesia.
b. Inflasi
Tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan suatu negara sangat erat kaitannya, tak terkecuali Indonesia. Apabila tingkat inflasi tinggi,
sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi. Karena kenaikan harga
barang-barang pokok yang naik menyebabkan produksi menjadi terhambat.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila
kenaikan harga berada dibawah angka 10; inflasi sedang 10 - 30 setahun; berat antara 30 - 100; dan hiperinflasi atau inflasi tak
terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada diatas 100 selama