perusahaan tidak memberikan dividen secara konstan dan teratur, bahkan ada perusahaan yang tidak memberikan dividennya kepada pemegang
sahamnya. Dalam situasi dividen konstan dan tidak mengalami pertumbuhan, kita bisa menggunakan model pertumbuhan nol zero-
growth model. Untuk kasus aliran dividen yang bertumbuh secara konstan, model yang bisa dipakai adalah model pertumbuhan konstan
constant growth model. Sedangkan untuk saham yang mengalami pertumbuhan yang tidak konstan, kita bisa menggunakan model
pertumbuhan tidak konstan non-constant growth. 1
Model Pertumbuhan Nol. Model ini berasumsi bahwa dividen yang
dibayarkan perusahaan
tidak akan
mengalami pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang
dibayarkan akan tetap sama dari waktu ke waktu. Model pertumbuhan nol ini sebenarnya sama dengan prinsip
perhitungan saham preferens karena dividen yang dibayarkan diasumsikan selalu sama dan tidak akan mengalami perubahan
pertumbuhan sepanjang waktu. Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah:
Rumus 2.13
̂
2 Model Pertumbuhan Konstan. Model pertumbuhan konstan juga
disebut sebagai model Gordon, setelah Myron J. Gordon mengembangkan dan memomulerkan model ini. Model ini
dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan secara konstan dalam
waktu yang tak terbatas, dimana untuk semua
waktu t. persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut.
Rumus 2.14
̂
Rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi:
Rumus 2.15
̂
Dimana: = tingkat return yang disyaratkan investor
= tingkat
pertumbuhan dividen
yang direncanakan
3 Model Pertumbuhan Tidak Konstan Ganda
Asumsi perusahaan membayarkan dividen secara konstan dalam kenyataannya kadang kala kurang tepat. Ada kalanya
perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik jauh diatas pertumbuhan normal dan sangat menjanjikan selama beberapa
tahun, tetapi lambat laun menurun terus. Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertumbuhan dividen tidak
konstan seperti diatas bisa dilakukan dengan rumus berikut:
Rumus 2.16
̂ ∑
Dalam hal ini:
̂
= nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan
= jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal
= dividen saat ini tahun pertama = pertumbuhan dividen supernormal
= dividen pada akhir tahun pertumbuhan dividen supernormal
= pertumbuhan dividen yang konstan ROE x retention ratio
= = tingkat return yang disyaratkan investor tingkat
return bebasrisiko + premi risiko
b. Price Earning Ratio PER
Disamping pendekatan dengan nilai sekarang model diskonto dividen, dalam metode penelitian saham berdasar analisis fundamental
dikenal juga pendekatan lain yang disebut pendekatan price earning ratio PER dalam pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier,
investor akan menghitung berapa kali multiplier nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Dengan kata lain PER
menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap earning perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak tiga kali berarti
harga saham tersebut sama dengan tiga kali earning perusahaan tersebut. PER ini juga akan memberikan informasi berupa rupiah harga yang harus
dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan. Rumus untuk menghitung PER suatu saham adalah dengan
membagi harga saham perusahaan terhadap earning per lembar saham. Secara matematis, rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:
Rumus 2.17
c. Price Book Value
Price Book Value adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. semakin
tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Price Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Rumus 2.18
Dimana nilai buku perlembar saham menunjukkan aktiva bersih net asset yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu
lembar saham. Adanya asumsi aktiva bersih sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas
dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
C. Analisis Teknikal
Analisis teknikal atau lebih dikenal dengan analisis teknis adalah suatu teknik analisis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk
memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume saham.
32
Analisis teknikal adalah
32
Kirkpatrick dan Dahlquist, Technical Analysis: The Complete Resource for Financial Market Technicians Finansial Times Press, 2006, h. 3.
suatu analisis yang mempunyai orientasi kepada momentum pergerakan harga seperti pembukaan harga dimulai, penutupan, momentum harga tertinggi, dan
momentum harga terendah dari suatu instrumen investasi pada periode tertentu. Analisis teknikal technical analysis hingga kini digunakan sebagian orang
sebagai salah satu tools didalam berinvestasi. Apakah itu saham, indeks, komoditi maupun currency. Hampir tidak terelakkan dari berbagai investasi
tersebut diatas tidak menggunakan indikator analisa teknikal dikarenakan fungsi analisis teknikal yang dapat digunakan untuk memprediksi maupun bertindak
dalam menganalisis kondisi pasar. Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari tentang perilaku
kecenderungan pasar yang dicerminkan kedalam grafik yang bergerak. Pergerakan dari grafik tersebut adalah pergerakan harga suatu komoditi pasar
didalam bursa. Sedangkan harga itu sendiri merupakan kesepakatan transaksi supply dan demand yang terjadi didalam pasar.
1. Prinsip Dasar Analisis Teknikal
33
Dalam aplikasinya, analisis teknikal mempunyai beberapa prinsip dasar yang umum sebagai panduan bagi para investor dalam
menganalisa saham secara teknis. Diantaranya adalah:
33
Indonesia Stock Exchange, Analisis Teknikal, Sekolah Pasar Modal Level 2, h.32