Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan kajian Unicef-Indonesia 2012 yang menyatakan buruknya kualitas pelayanan kesehatan antenatal, persalinan, dan pascapersalinan merupakan hambatan utama untuk menurunkan kematian ibu dan anak. Untuk seluruh kelompok penduduk, cakupan tentang indikator yang berkaitan dengan kualitas pelayanan misalnya, pelayanan antenatal yang berkualitas secara konsisten lebih rendah daripada cakupan yang berkaitan dengan kuantitas atau akses misalnya empat kunjungan antenatal. Buruknya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat menunjukkan perlunya meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk kesehatan. Indonesia menunjukkan salah satu jumlah pengeluaran kesehatan terendah, sebesar 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto pada tahun 2010.

5.1.2 Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Antenatal terhadap

Kepuasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi ibu bersalin peserta Jampersal tentang kualitas pelayanan antenatal yang diberikan oleh bidan desa sebanyak 56,1 pada kategori tidak baik. Hal ini terkait dengan jawaban responden tentang persepsi kualitas pelayanan antenatal pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan intervensi dasar yang dilakukan yang diberikan oleh bidan desa atas 5 dimensi kualitas pelayanan, yaitu keandalan reliability, daya tanggap responsiveness jaminan assurance, empati emphaty dan penampilan tangibles lebih banyak menyatakan tidak setuju dan kurang setuju. Hal ini memberikan gambaran bahwa kualitas pelayanan yang diterima ibu bersalin peserta Jampersal dari bidan desa selama kunjungan antenatal tidak memadai atau pelayanan yang diterima Universitas Sumatera Utara belum sesuai dengan yang diharapkan. Seharusnya peran bidan desa begitu penting dalam keadaan seperti ini karena kualitas pelayanan antenatal erat hubungannya dengan penerapan standar pelayanan kebidanan. Hasil wawancara dengan ibu bersalin bahwa selama pemeriksaan kehamilan bidan desa belum sepenuhnya memberikan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan, seperti melakukan kunjungan rumah, pemeriksaan dan pemantauan selama kehamilan, memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan jenis, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin dengan rutin, sehingga ibu bersalin memiliki persepsi pelayanan antenatal yang diberikan bidan desa belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Menurut Manuaba 2010 tujuan pelayanan antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat. Hasil uji statistik secara multivariat persepsi tentang kualitas pelayanan antenatal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan ibu bersalin peserta Jampersal, dengan nilai probabilitas p=0,001p=0,05. Hal ini berarti semakin baik persepsi ibu bersalin terhadap kualitas pelayanan antenatal, maka ibu bersalin peserta Jampersal semakin puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hermanto 2010 mengungkapkan bahwa secara bersama-sama variabel kualitas Universitas Sumatera Utara pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan adalah persepsi keandalan, ketanggapan, jaminan, empati dan bukti langsung. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Ariyanti 2010, yang mengungkapkan bahwa semua bidan yang diteliti dalam pelaksanakan pelayanan antental belum sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Dalam memberikan pelayanan antenatal ada beberapa bagian yang tidak dilaksanakan di antaranya: anamnesa tidak semua ditanyakan, pada pemeriksaan fisik yang tidak dilakukan mengukur panggul, patela reflek, pemeriksaan laboratorium dan asuhan kebidanan. Hanya 2 dari 8 puskesmas yang diteliti mempunyai termometer, dan 2 puskesmas ini tidak menggunakan termometernya untuk memeriksa suhu badan ibu hamil. Sedangkan patela reflek dan alat pengukur panggul semua puskesmas berdasarkan hasil pengamatan mempunyai tapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan kajian Unicef-Indonesia 2012 yang mengungkapkan kualitas pelayanan yang diterima ibu bersalin selama kunjungan antenatal tidak memadai. Kementerian Kesehatan Indonesia merekomendasikan komponen-komponen pelayanan antenatal yang berkualitas sebagai berikut: i pengukuran tinggi dan berat badan, ii pengukuran tekanan darah, iii tablet zat besi, iv imunisasi tetanus toksoid, v pemeriksaan perut, dan selain vi pengetesan sampel darah dan urin dan vii informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan. Sekitar 86 dan 45 persen perempuan hamil masing-masing telah diambil sampel darah mereka dan diberitahu tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan. Akan tetapi, hanya 20 persen perempuan hamil mendapatkan 5 intervensi pertama secara lengkap. Universitas Sumatera Utara Menurut Riskesdas 2010, di Yogyakarta, provinsi dengan cakupan tertinggi, proporsi ini hanya 58. Sulawesi Tengah memiliki cakupan terendah sebesar 7 .

5.1.3 Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Pertolongan Persalinan

Dokumen yang terkait

Analisis Permintaan Pelayanan Persalinan Menggunakan Jaminan Persalinan Pada Ibu-Ibu Yang Telah Mendapatkan Pelayanan Jaminan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Perbaungan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 52 86

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

3 40 81

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 12

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 1

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 4

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 14

ANALISIS PERMINTAAN PELAYANAN PERSALINAN MENGGUNAKAN JAMINAN PERSALINAN PADA IBU-IBU YANG TELAH MENDAPATKAN PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS PERBAUNGAN KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS

0 1 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kepuasan 2.1.1 Pengertian Kepuasan - Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Bidan Desa terhadap Kepuasan Ibu Bersalin Peserta Jaminan Persalinan di Puskesmas Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Bidan Desa terhadap Kepuasan Ibu Bersalin Peserta Jaminan Persalinan di Puskesmas Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai

0 1 11

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KUALITAS PELAYANAN BIDAN DESA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN PESERTA JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M

0 0 18