Menurut Riskesdas 2010, di Yogyakarta, provinsi dengan cakupan tertinggi, proporsi ini hanya 58. Sulawesi Tengah memiliki cakupan terendah sebesar 7 .
5.1.3 Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Pertolongan Persalinan
terhadap Kepuasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi ibu bersalin peserta Jampersal tentang kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang diberikan oleh bidan desa
sebanyak 63,2 pada kategori tidak baik. Hal ini terkait dengan jawaban responden tentang persepsi kualitas pelayanan pertolongan persalinan asuhan persalinan kala I,
persalinan kala II yang aman, penatalaksanaan aktif persalinan kala III, dan penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomy yang diberikan oleh
bidan desa atas 5 dimensi kualitas pelayanan, yaitu keandalan reliability, daya tanggap responsiveness jaminan assurance, empati emphaty dan penampilan
tangibles lebih banyak menyatakan setuju dan tidak setuju. Hal ini memberikan gambaran bahwa kualitas pelayanan yang diterima ibu bersalin peserta Jampersal dari
bidan desa sewaktu pertolongan persalinan belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Seharusnya seorang bidan merupakan salah satu tenaga profesional yang
mempunyai wewenang memberikan pertolongan persalinan dalam program Kesejahteraan Ibu dan Anak KIA, sehingga pemerintah akhirnya mengambil
kebijakan dengan menempatkan bidan di desa. Hasil wawancara dengan ibu bersalin bahwa selama pertolongan persalinan
yang dilakukan bidan desa mengeluhkan keberadaan bidan desa, karena sulit
Universitas Sumatera Utara
dihubungi ketika hendak dibutuhkan dan belum sepenuhnya memberikan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan, seperti melakukan asuhan persalinan kala I dengan
memastikan ada tanda-tanda persalinan, memberikan asuhan dan pemantuan melaksanakan penanganan persalinan dengan sabar, melakukan persalinan kala II
yang aman dengan melaksanakan pertolongan persalinan yang aman dan bersih, sehingga ibu bersalin memiliki persepsi pelayanan pertolongan persalinan yang
diberikan bidan desa belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Sesuai dengan standar pelayanan antenatal tentang persiapan persalinan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. Bidan seharusnya
memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suamikeluarganya pada tri semester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan direncanakan
dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan seharusnya mengusahakan untuk
melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Koentjoro 2007, salah satu indikator
mengukur kepuasan pelanggan adalah kenyamanan. Kemudahan petugas untuk dihubungi merupakan hal yang paling penting dibutuhkan untuk menciptakan suatu
kenyamanan dalam pelayanan. Semakin mudah petugas untuk dihubungi oleh pasien maka tingkat kenyamanan pelanggan terhadap pelayanan persalinan akan semakin
tinggi Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Tjiptono 2004 yang
menyatakan bahwa pelayanan yang berkualitas tinggi akan menghasilkan reputasi
Universitas Sumatera Utara
baik bagi karyawan, sehingga mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pelayanan yang berkualitas juga akan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang
menerima pelayanan tersebut. Kualitas pelayanan yang rendah dapat menyebabkan banyaknya keluhan pelanggan, bila hal ini tidak diatasi dengan baik maka perusahaan
akan kehilangan pelanggannya. Hasil uji statistik secara multivariat persepsi tentang pelayanan pertolongan
persalinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan ibu bersalin peserta Jampersal, dengan nilai probabilitas p=0,030p=0,05. Hal ini berarti semakin baik
persepsi ibu bersalin terhadap kualitas pelayanan pertolongan persalinan, maka ibu bersalin peserta Jampersal semakin puas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Hermanto 2010 mengungkapkan bahwa secara bersama-sama variabel kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan adalah persepsi keandalan,
ketanggapan, jaminan, empati dan bukti langsung. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Ariyanti 2010, yang
mengungkapkan bahwa dari delapan puskesmas yang diteliti dalam memberikan pelayanan pertolongan persalinan 6 diantaranya belum menggunakan standar
pelayanan antenatal, dan 2 puskesmas sudah menggunakan standar pelayanan antenatal tapi belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Hasil penelitian ini juga didukung kajian Unicef-Indonesia 2012 yang mengungkapkan di Indonesia, angka kematian bayi baru lahir pada anak-anak yang
ibunya mendapatkan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh profesional medis adalah 15 dari angka kematian pada anak-anak yang ibunya tidak
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pelayanan ini. Pada 7 provinsi kawasan timur, satu dari setiap tiga persalinan berlangsung tanpa mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan
apapun, hanya ditolong oleh dukun bayi atau anggota keluarga.
5.1.4 Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Nifas terhadap Kepuasan