Struktur Birokrasi Faktor – faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan

77 keselamatan berkendara kesekolah seperti menggunakan helm dan kelangkapan kendaraan sesuai standar. Penanaman etika lalu lintas di lakukan sekolah juga dengan mengkondisikan dan memanfaatkan sarana prasarana yang telah disediakan sekolah seperti tempat parkir bagi warga sekolah yang mengendarai kendaraan bermotor kesekolah, selain itu sekolah juga mengkondisikan siswa kelas sepuluh untuk tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor kesekolah hal ini dikarenakan mereka belum memiliki surat ijin mengemudi. c. Pengembangan Diri Pengembangan diri dalam meningkatkan disiplin dan etika lalu lintas pada sasaran kebijakan yaitu siswa adalah dilakukan melalui ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler yang masih memiliki kaitan dengan disiplin dan etika lalu lintas adalah ekstrakurikuler patroli keamanan sekolah, palang merah remaja, pleton inti dan pramuka. Diharapkan dengan adanya ekstrakurikuler tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan etika lalu lintas bagi siswa.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan

Pendidikan Etika Lalu Lintas Di SMA Negeri 5 Yogyakarta Peneliti menggunakan teori model implementasi kebijakan George C. Edward III dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan. 78 a. Komunikasi 1 Transmisi Dimensi transmisi menghendaki agar kebijakan disampaikan tidak hanya disampaikan kepada pelaksana implementator kebijakan, tetapi juga disampaikan kepada kelompok sasaran kebijakan dan pihak lain yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan Joko Widodo 2012: 97. Sejalan dengan pengertian tersebut, proses penyampaian komunikasi atau informasi terhadap pelaksana kebijakan atau guru dilakukan melalui sosialisasi pada saat rapat guru ketika upacara dan dengan mengirimkan perwakilan guru melalui workshop sosialisasi pelaksanaan pendidikan etika lalu lintas. Penyampaian komunikasi atau informasi juga disampaikan guru sebagai pelaksana kebijakan kepada siswa sebagai sasaran kebijakan melalui kegiatan belajar dikelas, upacara bendera, dan ketika masa orentasi siswa. 2 Kejelasan Komunikasi atau informasi yang selama ini diterima oleh guru sebagai pelaksana kebijakan pendidikan etika lalu lintas sudah cukup jelas, karena guru dilibatkan langsung dalam pembuatan perangkat pembelajaran melalui workshop, peran Dinas Pendidikan sebagai fasilitator dalam pelaksanaannya memberikan manfaat dalam memahami pelaksanaan kebijakan. Hal tersebut sejalan dengan teori George C. Edward III menyatakan bahwa dimensi kejelasan clarity