Visi Misi SMA N 5 Yogyakarta Sumber Daya SMA N 5 Yogyakarta

51 Berdasarkan tabel prestasi akademik SMA Negeri 5 Yogyakarta di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik ditingkat nasional yang telah diraih oleh sekolah adalah dengan mendapatkan medali perak dalam olimpide sains tingkat SMAMA tahun 2009. Selain itu mendapatkan prestasi dalam olimpiade sains mata pelajaran biologi, kimia, ekonomi yang masing-masing mendapatkan prestasi ke 3.

2. Implementasi Kebijakan Pendidikan Etika Lalu Lintas di SMA Negeri

5 Yogyakarta Pada tanggal 7 Desember 2011 Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta membuat peraturan tentang pendidikan etika berlalu lintas pada satuan pendidikan. Mekanisme pelaksanaan pendidikan etika lalu lintas di SMA Negeri 5 Yogyakarta mengacu pada peraturan gubernur nomor 54 tahun 2011 antara lain sebagai berikut : a. Integrasi dalam mata pelajaran SMA Negeri 5 Yogyakarta merupakan sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Yogyakarta menjadi sekolah model yang mengintegrasikan pendidikan etika lalu lintas, maka dari itu peneliti menggali informasi tentang langkah-langkah mengintegrasikan pendidikan etika lalu lintas dalam mata pelajaran. WS menuturkan : “Penyelenggaraan pendidikan etika lalu lintas dalam mata pelajaran, selama ini dilaksanaan dengan beberapa langkah antara lain, yang pertama dengan membuat perencanaan dalam tahap ini harus menyusun silabus dan RPP yang telah terintegrasi dengan etika lalu lintas, kemudian mempersiapkan bahan ajar berdasarkan 52 RPP dan melaksanakan pembelajaran dan yang terakhir melakukan penilaian hasil belajar” WS17-9-2013. WS mengungkapkan kegiatan pendidikan etika lalu lintas yang telah berjalan dalam mata pelajaran selalu dilakukan dengan membuat perencanaan yang meliputi penyusunan silabus dan RPP, mempersiapkan bahan ajar, melaksanakan proses pembelajaran dan langkah yang terakhir adalah dengan membuat penilaian hasil belajar. Hal yang sama juga disampaikan oleh BS : “Sekolah mendapatkan panduan yang dibuat oleh tim pengembang kurikulum dari Dinas Pendidikan kota tentang bagaimana mengintegrasikan etika lalu lintas. Salah satunya contoh pembuatan silabus dan RPP etika lalu lintas” BS19-9-2013. Pembuataan silabus dan RPP etika lalu lintas tidak jauh berbeda dengan pembutan siabus dan RPP pada materi yang lainnya seperti yang telah di jelaskan oleh SS selaku waka kurikulum, SS mengatakan : “Untuk pembuatan silabus dan RPPnya tidak ada yang berbeda dengan pada umumnya seperti terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar” SS21-9-2013. Hal yang sama juga disampaikan SF : “Seperti biasanya, kami hanya memasukkan etika lalu lintas pada materi yang relevan, sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika ada materi tentang gerak lurus papan kinematika, disitu kami mempelajari kecepatan kendaraan kemudian alatnya apa dalam kendaraan itu. kemudian ketika membahas pegas ada suspensi didalam motor fungsinya apa, seperti itu yang bisa di jelaskan ke anak” SF18-9-2013. Hasil dokumentasi juga menunjukkan bahwa sebagian besar guru dalam merencanakan pembelajaran telah mengintegrasikan etika lalu lintas kedalam Silabus dan RPP. Etika lalu lintas dalam silabus 53 disesuaikan dengan hasil analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, selanjutnya RPP etika lalu lintas disusun berdasarkan silabus. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas maka dapat disimpulkan bahawa langkah-langkah integrasi pendidikan etika lalu lintas dalam mata pelajaran dilakukan dengan beberapa tahap, tahap awal adalah perencanaan. Tahap ini pendidik harus membuat silabus dan RPP kemudian tahap selanjutnya adalah dengan menyiapkan bahan ajar atau materi yang telah terintegrasi etika lalu lintas dan langkah yang terakhir adalah dengan melakukan penilaian terhadap hasil belajar. b. Budaya Sekolah 1 Kegiatan rutin SMA Negeri 5 Yogyakarta adalah sekolah yang berada di Jl. Nyi Pembayun 39, yang mana menurut pengamatan peneliti kondisi jalan raya tersebut terlihat cukup ramai ketika pada jam-jam sekolah dan orang masuk kantor karena banyak kendaraan yang berlalu lalang sehingga dapat membahayakan pengguna jalan raya dilingkungan tersebut. Terutama siswa oleh sebab itu untuk menghindari ancaman tersebut penempatan petugas yang mengatur lalu lintas dirasa penting sehingga akan memberikan rasa aman bagi siswa yang hendak masuk maupun pulang sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh SR: “Setiap pagi dan siang ada petugas satpam yang berada dijalan raya depan sekolah untuk mengatur lalu lintas warga sekolah yang akan menuju dan pulang sekolah” SR21-9-2013. 54 Hal senada juga diungkapkan oleh SS : “Paling cuma satpam yang mengatur lalu lintas dan merapikan motor siswa ditempat parkir” SS21-9-2013. Pernyataan yang sama juga disampaikan PL selaku siswa, PL mengungkapkan : “Ada pak satpam di jalan depan sekolah yang selalu menyebrangkan siswa dan guru setiap hari ketika masuk dan pulang sekolah”PL18-9-2013. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya sekolah untuk menanamkan budaya beretika lalu lintas disekolah. Dilakukan melalui kegiatan rutin sekolah yaitu dengan melibatkan petugas satpam, yang mana mereka memiliki tugas dalam menjaga ketertiban lalu lintas dilingkungan sekolah dengan cara menyebrangkan serta mengatur keluar masuk kendaraan warga sekolah ketika jam masuk dan pulang sekolah. Selain itu untuk mendukung dan membiasakan disiplin lalu lintas disekolah. Sekolah membuat program yang dinamakan pagi simpati, dimana kegiatan dari program pagi simpati ini dilakukan untuk menyambut kehadiran siswa oleh guru. Hal ini dilakukan untuk memberikan salam dan sapa siswa ketika masuk kesekolah, dan juga berfungsi sebagai pengawasan guru terhadap kerapian, kedisiplinan salah satuanya kelengkapan kendaraan bermotor bagi siswa yang berkendara bermotor ketika memasuki sekolah. Hal tersebut sesuai dengan penuturan WS: 55 “Kita ada pagi simpati, pagi simpati itu petugas yang senantiasa sambil berjabat tangan dengan siswa yang datang sambil mengamati kendaraan motor yang hadir kalu nanti ada yang sampai paling tidak terdengar suara yang tidak lagi standar pabrik diblombong umpamanya pasti akan kelihatan dan itu akan diberikan pembinaan bahwa tidak seperti itu cara berkendara dan alhamdulilah ini anak-anak dah menyadari hal itu” WS17-9-2013. Hal yang sama juga diungkapkan oleh JM: “Setiap pagi ada guru yang menyambut kedatangan siswa masuk sekolah, fungsinya memberikan salam dan menyapa siswa serta untuk melihat kerapian dan disiplin siswa yang memasuki lingkungan sekolah, dan memantau siswa yang berkendara kesekolah, apakah mereka menggunakan keselamatan berkendara atau tidak seperti memakai helm. Bila siswa tidak memakai helm maka guru akan menegur siswa tersebut” JM16-9-2013. Diperkuat oleh yang diungkapkan siswa HD : “Ada guru yang berada di pintu gerbang tiap pagi, kemudian kita biasannya mencium tangan dan mengucapkan salam pada guru itu. Dan biasanya guru melihat kerapian siswa dan para guru sering menegur siswa yang tidak rapi dan tidak membolehkan siswa kelas satu membawa sepeda motor kesekolah” HD18-9-2013. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti setiap pagi terdapat beberapa guru yang berada di depan sekolah, setiap warga sekolah yang akan memasuki sekolah selalu menyapa dan memberikan salam serta berjabat tangan. Selain itu guru tersebut juga memantau kerapian dan juga kedisiplinan siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri 5 Yogyakarta membuat program kegiatan yang setiap hari biasa dilaksanakan dalam mendukung kebijakan pendidikan etika lalu lintas di sekolah. Program kegiatannya