c. Garis Vertikal
Kesan yang mampu ditampilkan foto melalui penggunaan garis ini yaitu kesan tinggi, kekuasaan, atau pertumbuhan. Contoh garis ini misalnya
pada gedung bertingkat, monumen, lampu jalan, atau pepohonan.
Gambar 2: Foto Garis Vertikal
Sumber: www.fotografernet.com
d. Garis Diagonal
Dibandingkan dengan dua garis sebelumnya, garis diagonal mampu memberi kesan lebih dinamis. Garis ini akan membuat foto terasa lebih hidup.
Untuk memperoleh garis diagonal, kita dapat menarik garis dari satu ujung ke ujung yang lain bersebrangan dalam frame.
Gambar 3: Foto Garis Diagonal
Sumber: www.fotografia.com
e. Garis Lengkung
Garis lengkung disebut juga garis kurva, mampu memberikan kesan yang lebih lues. Garis lengkung mampu memberikan kesan lebih dari sekadar
hidup, dari pada garis diagonal. Garis ini mampu membuat gambar menjadi lebih lembut, santai, dan seolah bergerak. Contoh dari garis lengkung
misalnya, ujung daun, lengkung pantai, cekungan pada gelas, dan sebagainya.
Gambar 4: Foto Garis Lengkung
Sumber: www.amazingphotography.com
f. Bentuk Shape
Bentuk adalah cara seseorang dalam memberikan identifikasi terhadap objek. Unsur bentuk dalam foto akan memberikan identitas yang jelas akan
objek sehingga orang tidak perlu lagi menebak apa maksudnya. Unsur bentuk dapat ditemukan pada kontras pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, atau
penonjolan detail-detail sebuah benda. Unsur ini juga bisa diterapkan menggunakan prinsip geometri dalam penyusunan sebuah objek.
Gambar 5: Foto Bentuk Shape
Sumber: www.t
ipsfotografi.net g.
Wujud Form Wujud merupakan transformasi tiga dimensi dari unsur bentuk. Ketika
kita mampu melihat objek secara tiga dimensi, saat itulah terdapat unsur wujud. Unsur wujud berfungsi untuk memberikan kedalaman fokus terhadap
sebuah foto. Penggunaan bayangan dan cahaya, sangat penting untuk menekankan bentuk objek dalam sebuah foto.
Gambar 6: Foto Wujud Form
Sumber: www.
alimentemilyphoto.weebly.com
h. Tekstur Texture
Tekstur berfungsi untuk memperlihatkan keadaaan permukaan pada sebuah benda atau objek. Apakah objek tersebut kasar, halus, beraturan, tidak
beraturan, tajam, atau lembut. Tekstur juga memberikan kesan tiga dimensi. Selain itu, unsur ini mampu memperlihatkan kedalaman foto jika dilakukan
dengan pencahayaan yang tepat. Tekstur terutama dapat dilihat ketika cahaya mengenai permukaan objek dengan sudut yang rendah atau miring, sehingga
tekstur dapat membentuk bayangan yang sama pada daerah itu.
Gambar 7: Foto Tekstur Texture
Sumber: www.
interpretasipelawat.blogspot.com
i. Pola Pattern
Pola merupakan suatu pengulangan dari bentuk dan tekstur. Pola dapat menarik perhatian jika diambil dari sudut yang tepat. Fungsinya untuk
memberikan kesan seragam pada sebuah foto. Pola mungkin terkesan membosankan. Namun dalam fotografi, pola dapat diubah menjadi sesuatu
jika menggunakan variasi yang tepat.
Gambar 8: Foto Pola Pattern
Sumber: www.
alimentemilyphoto.weebly.com
j. Warna Color
Warna mampu memberikan kesan elegan dan dinamis. Setiap warna memiliki makna. Secara teori warna terbagi menjadi dua, yaitu
warna primer dan warna sekunder. Warna primer disebut juga warna dasar. Warna tersebut bukan merupakan percampuran dari warna apapun.
Warna primer yaitu merah, biru, dan kuning. Sedangkan warna sekunder merupakan warna yang dihasilkan dari percampuran warna-warna primer.
Misal, warna biru dan kuning akan menghasilkan warna hijau, dan warna merah akan menghasilkan warna oranye, kemudian warna biru dan merah
akan menghasilkan warna ungu, dan sebagainya. Komposisi warna dapat memberikan kesan anggun. Selain itu, warna juga mampu memunculkan
„mood color’ atau keserasian pada foto terutama pada foto-foto artistik. Sebenarnya warna juga dapat dimunculkan melalui pilihan ekposur. Misal,
underexposing akan menghasilkan foto low-key. Sementara overexsposing
akan menghasilkan warna yang kontras.
Gambar 9: Foto WarnaColour
Sumber: www.
bedding.com
8. Komposisi Dasar
Selain enam unsur utama komposisi diatas, perlu disebutkan juga bahwa terdapat bebrapa komposisi yang dapat digunakan sebagai pijakan pemotretan.
Penggunaan komposisi ini dapat membantu fotografer menghasilkan foto yang lebih enak di pandang. Selain itu komposisi juga memiliki nilai estetika.
Komposisi-komposisi berikut ini hanya merupakan komposisi dasar saja. Fotografer selanjutnya dapat mengembangkan atau menambahkan, berdasarkan
kreativitas yang dimiliki, berikut diantaranya:
a. The Golden Ratio
Golden Ratio merupakan sebuah komposisi yang diturunkan dari teori
ahli matematika terkenal., Fibonacci. Menyusun objek dengan komposisi ini dipercaya dapat memberikan efek visual yang kuat. Golden Ratio merupakan
komposisi yang selaras. Fibonacci menemukan golden ratio sebagai susunan yang banyak ditemukan pada alam semesta, seperti kerang, bunga matahari,
dan sebagainya. Golden Ratio menempatkan point of intertest pada titik persimpangan dua garis horisontal yang memiliki perbandingan 1:1.6 atau
3862. Secara sederhana persimpangan titik tersebut dapat digambarkan pada skema berikut ini :
Gambar 10: The Golden Ratio
Sumber: www.
alimentemilyphoto.weebly.com
Pada skema tersebut, dapat dilihat, bahwa terdapat titik pertemuan antara garis diagonal satu dengan yang lainya. Titik pertemuan itulah yang
menjadi point of interest pada komposisi golden ratio. Berikut ini adalah foto yang menggunakan golden ratio.
b. Rules of Thirds
Rules of Thirds disebut juga dengan divisions of thirds, merupakan
komposisi yang paling populer. Komposisi ini paling banyak digunakan oleh kalangan fotografer diseluruh dunia. Rules of thirds memiliki kunci utama,
yaitu penonjolan keseimbangan pada elemen-elemen foto. Penataan elemen foto menggunakan komposisi ini, akan membuat foto tampak lebih seimbang
sehingga lebih enak dipandang. Komposisi rules of thirds membagi bidang foto menjadi tiga bagian yaitu secara vertikal, horizontal, dan menghasilkan
sembilan bagian foto yang sama besar. Dengan membagi bidang foto menjadi sembilan bagian tadi, maka kita akan mendapatkan empat titik dari hasil
persimpangan. Empat titik ini disebut dengan titik mata. Menurut aturan komposisi
ini, bila kita mendapatkan point of interest pada salah satu titk dari keempat titik tadi, maka foto yang kita hasilkan akan lebih menarik secara keseluruhan.
Point of interest tidak perlu ditempatkan pada keempat titik, namun cukup
salah satu saja.
Gambar 11: Rules Of Thirds
Sumber: www.
mrs-cook.weebly.com
c. Perspective
Komposisi perspektif merupakan turunan dari teori seni rupa. Menurut teori ini, perspektif adalah bagaimana memberi kesan ruang pada sebuah
lukisan sehingga benda yang dilukis seperti benar-benar memiliki dimensi ruang. Dalam fotografi perspektif berfungsi memberi skala pada objek. Objek
dekat terlihat besar dan makin jauh semakin terlihat mengecil. Kesan yang ditimbulkan oleh komposisi ini yaitu jarak yang jauh pada objek. Prespektif
biasanya digunakan dalam fotografi arsitektur. Cara paling efektif untuk memberi kesan perspektif adalah dengan menggunakan titik lenyap atau
vanishing point . Titik lenyapnya yaitu, pada deretan benda-benda. Semakin
dibelakang posisinya, maka akan terlihat semakin mengecil dan mengecil, kemudian menghilang menjadi sebuah titik. Titik ini disebut juga titik lenyap.
Gambar 12: Foto Prespective
Sumber: www.
thedesignwork.com
d. Framing
Framing merupakan sebuah komposisisi yang menempatkan objek
utama pada posisi sedemikian rupa. Objek tersebut akan tampak dikelilingi oleh elemen-elemen lain yang membuatnya tampak berada pada sebuah frame.
Framing bertujuan untuk memberi konteks pada foto. Bingkai ini seolah
memberi pengantar bagi kita untuk memahami lingkungan sekitar foto. Framing
berfungsi untuk memberi kesan dimensi pada foto. Selain itu, komposisi ini juga berfungsi untuk mengisi kekosongan bidang diatas foto.
Pengisian bidang kosong ini dimaksudkan untuk membuat objek terlihat tidak monoton. Salah satu cara untuk memperoleh komposisi ini yaitu dengan
menempatkan objek yang paling dekat dengan kamera sebagai foreground, kemudian point of interest ditempatkan ditengah-tengah latar tersebut. Benda-
benda seperti jendela, pintu, teralis, pagar, dan lain-lain dapat digunakan sebagai bingkai untuk menyusun komposisi ini. Framing tidak harus
mengisolaso keempat sisi point of interest, bisa hanya satu atau dua sisinya saja.
9. Pelestarian Arsitektur
Arsitektur adalah tempat kehidupan yang mempunyai nilai fisik dan filosofis bagi penikmatnya, sedangkan perjalanan arsitektur merupakan perjalanan
kebudayaan suatu bangsa. Bagaimanapun juga kita tidak akan dapat lepas dengan masalah pelestarian arsitektur dan kota pada saat ini, permasalahan ini merupakan