fotografi dengan menerapkan kecepatan rana yang lebih lambat dari gerak suatu objek subjek. Dengan kecepatan rana yang lebih lambat dari gerak suatu
objeksubjek yang memiliki refleksi cahaya lebih terang akan membentuk efek yang tidak terlihat, sehingga bangunan tetap terlihat kokoh dan mempesona tanpa
gangguan pengunjung. Pengambilan objek foto ini berjumlah 200 frame foto diabadikan pukul
10.23 WIB, disaat matahari sedang terik-teriknya, dengan tambahan filter CPL dan filter ND agar langit terkesan lebih halus dan tidak over exposure.
Menggunakan diafragma f; 10, shutter speed hanya 5 detik, ISO 100 untuk mensiasati jarak subjek gerak terdekat dengan lensa untuk menampilkan motion
effect antara pengunjung dan candi dengan menggunakan sudut pandang mata katak frog eye angle format horizontal agar tetap terkesan kemegahan candi
yang prestisius.
11. Judul Foto: Sambisari Berselimut Awan
Gambar 51: Foto Sambisari Berselimut Awan
Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 11: Keterangan Foto Sambisari Berselimut Awan
Gambar Judul
Penerapan Pelaksanaan
Gambar 51
Sambisari Berpayung
Awan Objek
Kamera Lensa
Waktu Diafragma
Kecepatan Iso
Angle View
Candi Sambisari
Canon EOS
70D Lensa
Canon EF-S 10-
22 mm f3.5-4.5
USM 11.02
WIB f: 10
125 detik 200
Frog Eye
Angle
B
angunan yang tampak pada foto ini merupakan candi Sambisari. Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari dan dipugar
pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala. Nama desa ini kemudian diabadikan menjadi nama candi tersebut. Posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah
permukaan tanah, kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11 kemungkinan tahun
1006. Hal ini terlihat dari banyaknya batu material vulkanik di sekitar candi. Pengambilan foto ini berjumlah 200 frame foto diabadikan sekitar pukul
11.02 WIB, disaat langit berawan dan sedikit mendung, untuk itu di gunakan filter
CPL agar memperhalus gerakan awan yang menimbukan kesan keindahan dan
keagungan bangunan tersebut. Pengambilan objek foto menggunakan f diafragma
; 10, shutter speed 125 detik, ISO 200. Pengaturan tersebut digunakan karena ingin menampilkan keseluruhan suasana tersebut.. ISO 200 untuk
mengurangu noise bintik-bintik pada foto agar gambar terlihat benar-benar tajam.
Pengambilan foto ini menggunakan sudut pandang low angle, karena pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan dimana objek bangunan lebih
tinggi dari posisi kamera agar terkesan kokoh, dan megah.