ND agar menambah kepekatan warna, dan menambah kontras yang menimbukan
kesan keindahan dan keagungan bangunan. Dimensi ruang menimbulkan efek kedalaman pada foto tersebut dihasilkan dengan lensa wide. Pengambilan objek
foto menggunakan f diafragma; 16, shutter speed 13 detik, ISO 100. Pengaturan tersebut digunakan karena ingin menampilkan keseluruhan suasana
tersebut.Dengan kecepatan 13 detik, akan memunculkan efek angin yang alami dengan cara menggerakan pohon dan tumbuh-tumbuhan. Pada gerakan tanaman
sebagai foreground dibuat settingan dengan menggerak-nggerakan tanaman tersebut dengan kaki atau tangan agar menghasilkan efek angin. ISO 100 untuk
mengurangu noise bintik-bintik pada foto agar gambar terlihat benar-benar tajam.
Pengambilan foto ini masih menggunakan sudut pandang frog eye angle, yaitu sudut pandang yang hampir sama dengan low angle, yaitu sudut pandang
yang rendah, hanya saja tingkat kerendahanya lebih extreme, dimana kamera hampir menyentuh tanah.
15. Judul Foto: Yang Tersisa
Gambar 55: Foto Yang Tersisa
Sumber : Dokumen Pribadi
Tabel 15: Keterangan Foto Yang Tersisa
Gambar Judul
Penerapan Pelaksanaan
Gambar 55
Yang Tersisa
Objek Kamera
Lensa Waktu
Diafragma Kecepatan
Iso Angle
View Candi
Sewu Canon
EOS 70D
Lensa Canon EF-
S 10-22 mm f3.5-
4.5 USM 16.04
WIB f: 5.6
6 detik 200
Low Angle
Foto ini diambil di kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur.Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Borobudur dan
Prambanan. Meskipun aslinya memiliki 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan Sewu yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini
berdasarkan kisah legenda Loro Jonggrang. Pengambilan foto ini berjumlah 200 frame foto diabadikan sekitar pukul
16.04 WIB, disaat langit cerah dan berawan, untuk itu di gunakan filter CPL agar memperhalus gerakan awan yang menimbukan kesan keindahan dan keagungan
banguna tersebut. Pengambilan objek foto menggunakan f diafragma; 5.6,
shutter speed 25 detik, ISO 100.Pengaturan tersebut digunakan karena ingin
menampilkan keseluruhan suasana tersebut..ISO 200 untuk mengurangu noise bintik-bintik pada foto agar gambar terlihat benar-benar tajam.
Pengambilan foto ini menggunakan sudut pandang low angle, karena pemotretan dilakukan dari bawah dengan foreground reruntuhan candi yang ada
di kompleks Candi Sewu. Sudut pemotretan dimana objek bangunan lebih tinggi dari posisi kamera agar terkesan kokoh, dan megah.