Hubungan Penjelasan tentang Pengobatan dengan Pemanfaatan

86 kegagalan terapi. Data menunjukkan bahwa pelaksanaan program nasional TB yang baik dan penggunaan obat secara efisien dapat menunda dan mengatasi epidemi TB MDR. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Donabedian 2005, menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan interaksi antara konsumen dengan provider penyedia pelayanan. Salah satu faktor yang memengaruhi pemanfaatan tersebut adalah faktor sosial psikologis, yaitu sikap tentang pelayanan kesehatan.

5.1.2 Hubungan Penjelasan tentang Pengobatan dengan Pemanfaatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan rujukan poli TB MDR berdasarkan penjelasan tentang pengobatan sebanyak 50,9 pada kategori tidak baik. Hal ini memberikan gambaran bahwa petugas medis belum sepenuhnya memberikan penjelasan tentang pengobatan dengan baik karena sebagian besar responden masih ada yang belum memanfaatkan poli TB MDR. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien yang tidak memanfaatkan poli TB MDR sebagian besar menyatakan bahwa kadang-kadang perawat tidak menjelaskan efek obat jika tidak diminum dan tidak menjelaskan efek samping obat. Hal ini memberikan gambaran bahwa komunikasi petugas medis penjelasan tentang pengobatan dengan pasien belum sepenuhnya baik. Hal ini juga terkait dengan karakteristik responden dengan usia terbanyak 33-50 tahun, yaitu sebanyak 62,0, jenis kelamin laki-laki 63,0 dengan tingkat pendidikan lebih banyak SLTA, yaitu 79,6 serta pekerjaan 52,8 buruhtukang yang lebih kritis dalam hal tuntutan pelayanan. Hasil wawancara dengan responden yang memanfaatkan mereka berasalan Universitas Sumatera Utara 87 bahwa petugas menjelaskan tata cara penggunaan obat yang diresepkan, kegunaan obat yang diresepkan baik jumlah dan jenisnya, dan efek samping obat yang diresepkan. Hal ini memberikan gambaran bahwa komunikasi petugas medis dengan pasien yang memanfaatkan sudah baik, namun menurut pasien kadang-kadang petugas obat jika tidak ditanya maka petugas hanya memberikan obat saja dan tidak ada memberikan penjelasan, seharusnya petugas obat memberikan penjelasan kepada pasien sebelum pasien pulang, hal ini merupakan salah satu penghambat dalam memotivasi pasien dalam memanfaatkan poli TB MDR. Poli TB MDR RSUP HAM Medan perlu mengupayakan peningkatan pelayanan petugas yang memberikan obat keramahan petugas, kelengkapan obat, harga obat, kemudahan pelayanan, informasi kamanan obat, sehingga fungsi-fungsi manajerial dapat berjalan karena struktur manajerial dalam organisasi pelayanan kesehatan mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Obat merupakan salah satu faktor utama dalam penanganan penderita TB MDR. Penjelasan tentang pengobatan untuk penderita TB mengikuti ketersediaan layanan kesehatan TB dimasyarakat. Bila layanan TB tidak tersedia maka dapat dipastikan obat-obatannya juga tidak tersedia. Penjelasan penggunaan obat ini terkait dengan upaya penyembuhan pasien TB-MDR. Menurut WHO 2003 walaupun telah diketahui obat-obat untuk mengatasi TB dan penyakit TB dapat disembuhkan dengan obat-obat TB, penanggulangan dan pemberantasannya sampai saat ini belum memuaskan. Angka drop out mangkir, tidak patuh berobat yang tinggi, pengobatan tidak adekuat, dan resistensi terhadap Obat Anti Tuberculosis OAT, yaitu MDR TB merupakan kendala utama yang sering terjadi dalam pengendalian TB dan merupakan Universitas Sumatera Utara 88 tantangan terhadap program pengendalian TB. TB MDR terjadi bila penderita putus berobat sebelum masa pengobatan selesai atau penderita sering putus-putus minum obat selama menjalani pengobatan TB. Muninjaya 2004 mengungkapkan bahwa sebagai organisasi rumah sakit harus melaksanakan fungsi manajerial seperti fungsi perencanaan belum secara optimal dilakukan. Salah satu perencanaan yang belum optimal dilakukan adalah perencanaan ketersediaan obat karena kadang-kadang masih terjadi kekurangan obat dikarenakan kurangnya monitoring dan evaluasi dari pimpinan secara struktural. Menurut Anderson dkk 1974 dalam Notoatmodjo 2012 pada umumnya komponen dari sistem pelayanan kesehatan ditandai oleh dua unsur utama, yakni sumber daya dan organisasi. Sumber daya adalah tenaga kerja dan modal termasuk di dalamnya struktur dimana pelayanan dan pendidikan kesehatan disediakan, peralatan dan bahan yang digunakan dalam memberikan pelayanan. Organisasi mengacu kepada bagaimana tenaga dan fasilitas dikoordinasikan dan dikendalikan dalam proses pelayanan. Hasil uji statistik secara multivariat menunjukkan variabel penjelasan tentang pengobatan berhubungan positif dan signifikan dengan pemanfaatan dengan nilai probabilitas p=0,036p=0,05 dan nilai Exp B sebesar 8,167, artinya dengan penjelasan tentang pengobatan yang baik responden mempunyai peluang 8 kali memanfaatkan poli TB MDR dibandingkan dengan penjelasan tentang pengobatan yang tidak baik. Hasil penelitian ini didukung pendapat WHO 2008 mengungkapkan bahwa resistensi obat antituberkulosis OAT sangat erat hubungannya dengan riwayat Universitas Sumatera Utara 89 pengobatan sebelumnya. Pasien yang pernah diobati sebelumnya mempunyai kemungkinan resisten 4 kali lebih tinggi dan untuk TB MDR lebih 10 kali lebih tinggi daripada pasien yang belum pernah menjalani pengobatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Donabedian 2005, yang menyatakan bahwa sarana fisik dan peralatan merupakan komponen struktur. Baik tidaknya struktur sebagai masukan dapat diukur dari jumlah dan besarnya masukan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo 2010, dimana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang memengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

5.1.3 Hubungan Penyuluhan dengan Pemanfaatan