29
2. Perilaku Terbuka Overt Behavior Respons terhadap stimulus ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek
practice, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain Notoatmodjo, 2010.
2.4.2 Aspek-aspek Perilaku
Aspek-aspek perilaku terdiri dari tiga bagian, sebagai berikut: a. Pengetahuan, adalah aspek perilaku yang merupakan hasil tahu, dimana ini terjadi
bila seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. b. Sikap, merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan seperti menerima, merespon, menghargai dan bertanggungjawab. c. Tindakan, adalah sesuatu yang dilakukan. Suatu sikap belum terwujud dalam
tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung dari pihak lain.
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, berpikir, sifat, motivasi, reaksi dan
sebagainya, namun demikian sulit dibedakan refleksi dan gejala kejiwaan yang mana seseorang itu berperilaku tertentu. Apabila kita telusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan
yang tercermin dalam perilaku manusia itu adalah pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio masyarakat dan sebagainya Notoatmodjo, 2012.
Universitas Sumatera Utara
30
2.4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku
Notoatmodjo 2010, menyatakan bahwa faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut juga determinan perilaku, yang dapat
dibedakan menjadi dua yakni : a Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik individu yang bersangkutan
yang bersifat bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan lain-lain.
b Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan
yang mewarnai perilaku seseorang. Menurut WHO World Health Organization dalam Notoatmodjo 2012,
alasan seseorang berperilaku tertentu adalah karena pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek.
Gambar 2.2 Determinan Perilaku Manusia
2.4.4. Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2006 kata “tahu” berarti mengerti sesudah melihat menyaksikan, mengalami atau diajar. Sedangkan arti dari
Pengalaman Keyakinan
Fasilitas Sosial Budaya
Pengetahuan Persepsi
Sikap Keinginan
Kehendak Motivasi
Niat
PERILAKU
Universitas Sumatera Utara
31
pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui serta kepandaian. Dalam hal ini, dapat dikatakan efektif bila penerima pesan dapat
memperoleh pengetahuan yang didapatnya dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal disiplin ilmu.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang Notoatmodjo, 2010. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers 1974 dalam Notoatmodjo 2010, dari hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru, dalam dirinya orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu: a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus obyek. b. Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation, orang sudah mulai menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Universitas Sumatera Utara
32
2.4.5 Sikap