Hubungan Penyuluhan dengan Pemanfaatan

89 pengobatan sebelumnya. Pasien yang pernah diobati sebelumnya mempunyai kemungkinan resisten 4 kali lebih tinggi dan untuk TB MDR lebih 10 kali lebih tinggi daripada pasien yang belum pernah menjalani pengobatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Donabedian 2005, yang menyatakan bahwa sarana fisik dan peralatan merupakan komponen struktur. Baik tidaknya struktur sebagai masukan dapat diukur dari jumlah dan besarnya masukan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo 2010, dimana faktor ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang memengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

5.1.3 Hubungan Penyuluhan dengan Pemanfaatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan poli TB MDR berdasarkan penyuluhan sebanyak 51,9 pada kategori tidak pernah mendapat penyuluhan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memanfaatkan poli TB MDR beralasan tidak mengetahui bahwa sewaktu berkunjung ke poli TB MDR ceramah dengan dokter merupakan penyuluhan, sehingga pasien lain yang hendak berkunjung menunggu lama karena dokter memberikan ceramah kepada pasien tentang TB MDR di ruang periksa. Hal ini memberikan gambaran bahwa pada poli TB MDR tidak ada petugas khusus memberikan penyuluhan tentang TB MDR, sehingga pasien TB memiliki persepsi penyuluhan tidak diberikan karena bukan melalui program khusus penyuluhan. Salah satu tujuan dokter memberikan cermah kepada pasien TB MDR agar pasien patuh dalam menjalani terapi, untuk mengatasi epidemi TB MDR. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya diketahui Universitas Sumatera Utara 90 sebanyak 52,8 responden telah menjalani 2 kali pengobatan, namun masih minim mendapat penyuluhan. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang paling ekonomis. Adapun kelebihan metode ceramah adalah penceramah mudah menguasai kelompok, penceramah mudah menerangkan banyak bahan ajar berjumlah besar, dapat diikuti sejumlah orang dan mudah dilaksanakan. Salah satu kelemahan metode ceramah adalah pesan yang terinci mudah dilupakan setelah beberapa lama. Alat bantu lihat visual aid yang sering digunakan untuk meningkatkan efektivitas ceramah adalah leaflet Depkes RI, 2001. Dalam program penanggulangan tuberkulosis, penyuluhan langsung perorangan sangat penting artinya untuk menentukan keberhasilan pengobatan penderita. Penyuluhan ini untuk penderita suspek, dan keluarganya supaya penderita menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh. Penyuluhan langsung dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader dan PMO. Cara penyuluhan langsung perorangan lebih besar kemungkinan untuk berhasil dibanding dengan cara penyuluhan melalui media Depkes RI, 2008 Penyuluhan kesehatan oleh petugas bagi penderita TB perlu disampaikan sewaktu penderita baru suspek TB mengenai penyakit TB, jadwal pengambilan Universitas Sumatera Utara 91 dahak, dan saat mau memulai pengobatan TB, dan sewaktu kontrol untuk mengambil obat tentang efek samping OAT Depkes RI, 2008. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan promosi kesehatan rumah sakit dalam memberikan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran pasien TB MDR menggunakan bahasa yang mudah dipahami penderita TB, sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat, yaitu patuh menjalani dan mengikuti terapi sesuai dengan aturan. Upaya penyuluhan ini dilakukan di rumah sakit melalui ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga. Hasil uji statistik secara multivariat menunjukkan variabel penyuluhan berhubungan positif dan signifikan dengan pemanfaatan dengan nilai probabilitas p=0,039p=0,05 dan nilai Exp B sebesar 7,747, artinya responden yang mendapat penyuluhan mempunyai peluang 8 kali memanfaatkan poli TB MDR dibandingkan dengan responden yang tidak mendapat penyuluhan. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Amaliah 2012 yang menyimpulkan bahwa penderita yang menganggap penyuluhan kesehatan tidak dilaksanakan memiliki risiko terjadinya kegagalan konversi sebesar 3,500 kali lebih besar dibanding penderita yang menganggap penyuluhan kesehatan dilaksanakan. Secara statistik penyuluhan kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kegagalan konversi p 0.001. Demikian juga hasil penelitian Nofizar dkk. 2010 menyimpulkan bahwa informasi tentang kemungkinan untuk terjadinya TB MDR pada kasus-kasus pengobatan TB yang tidak teratur tidak pernah disampaikan oleh Universitas Sumatera Utara 92 doktertenaga medis, hal ini diakui oleh 98 pasien dan hanya 1 orang pasien yang mengatakan pemah mendengar hal tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Donabedian 2005, yang menyatakan bahwa fasilitas yang dimiliki provider merupakan faktor yang memengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Fasilitas dalam hal ini adalah petugas khusus yang memberikan penyuluhan tentang TB MDR. 5.2 Hubungan Faktor Consumer dengan Pemanfaatan Poli TB MDR RSUP Haji Adam Malik Medan Faktor consumer dalam penelitian terdiri dari indikator pengetahuan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan, dan diagnosa klinis. Pembahasan masing-masing indikator sebagai berikut:

5.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan