Gambar 2 Perbandingan konseptual antara transaction exposure, economic exposure, dan accounting exposure
2.2.1. Indikator Economic Exposure
Eksposur ekonomi menunjukkan dampak fluktuasi kurs terhadap arus kas perusahaan di masa depan Madura 2006. Arus kas perusahaan dapat dipengaruhi
oleh perubahan kurs dalam berbagai cara yang tidak langsung terkait dengan transaksi internasional. Karenanya, perusahaan tidak dapat hanya melakukan
lindung nilai atas utang atau piutang dalam valuta asing tetapi juga harus berusaha untuk menentukan bagaimana arus kas perusahaan akan dipengaruhi oleh
kemungkinan perubahan kurs. Eksposur ekonomi memiliki tiga variabel indikator yaitu Dummy Economic Eksposure DEE , Export Ratio ER dan Current Ratio
CR dengan definisi operasional sebagai berikut :
a. Dummy Economic Exposure DEE
Pada penelitian ini metode Sensitivity Of Stock Price To Exchange Rate menurut Madura 2006 dapat digunakan untuk merefleksikan economic
exposure. Selain menggunakan arus kas, ada juga beberapa perusahaan dan analisis-analisis yang menggunakan harga sahamnya sebagai proxy untuk nilai
perusahaan yang merupakan cerminan aliran kas dimasa mendatang, dan besarnya economic exposure dilihat dari sensitivitas harga saham perusahaan
terhadap perubahan kurs yang dapat diukur melalui persamaan sebagai berikut : ∆
Dimana : R
it
= Return realisasi saham perusahaan i pada periode ke t
Waktu dimana terjadinya perubahan kurs valuta
Transaction Exposure Accounting Exposure
Economic exposure
Sumber : Eiteman et al, 2003
β
= Konstanta
β
1i
= Koefisien regresi perubahan kurs
Δ
R
st
= Perubahan kurs Rupiah terhadap US Dollar
β
2i
= Koefisien regresi return pasar
R
mt
= Return pasar
t
= Error term Dimana besarnya economic exposure yang dihadapi oleh perusahaan
ditunjukkan oleh besarnya koefisien regresi
β
1i.
Tahap selanjutnya adalah mengelompokkan perusahaan menjadi dua kelompok, yakni perusahaan yang signifikan terkena eksposur ekonomi dan
perusahaan yang tidak signifikan terkena eksposur ekonomi yang dilihat dari koefisien regresi. Perusahaan yang signifikan mengalami eksposur ekonomi
diberi nilai DEE sebesar 1 satu dan perusahaan yang tidak signifikan terkena eksposur ekonomi diberi nilai DEE sebesar 0 nol.
b.
Export Ratio ER
Ekspor merupakan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan diluar negeri. Dari tingkat ekspor yang dilakukan oleh perusahaan kita dapat melihat
tingkat keterlibatan bisnis internasional yang dilakukan oleh suatu perusahan. Dari laba yang dihasilkan melalui transaksi luar negeri tersebut maka apabila
didenominasi dalam mata uang negara yang bersangkutan dalam hal ini adalah Rupiah, maka jika dihubungkan dengan fluktuasi kurs maka akan terjadi
perubahan. Perubahan akan bernilai positif jika mata uang negara asal mengalami depresiasi, sebaliknya apabila mata uang negara asal perusahaan
mengalami apresiasi maka perusahaan akan mengalami kerugian. Jorion 1990, diacu oleh He dan Lilian 1998, menunjukkan bahwa depresiasi US
berhubungan positif dengan ekspor. Export ratio sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut :
c. Current RatioCR
Merupakan rasio antara aktiva lancar dengan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang
lancarnya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bartram et al 1996,