jika probabilitas angka sig. atau p-value 0,05 maka H diterima,
yaitu varians kedua kelompok sampel sama atau homogen. jika probabilitas angka sig. atau p-value
≤ 0,05 maka H ditolak,
yaitu varians kedua kelompok sampel berbeda atau tidak homogen.
b. Uji hipotesis
Jika sampel yang diteliti memenuhi uji prasyarat analisis maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji-t yang satu sama lain tidak
mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan, yaitu: 1 Untuk sampel yang homogen, langkah-langkahnya yaitu:
25
a Merumuskan hipotesis Hipotesis statistik:
H :
2 1
H
1
:
2 1
b Menghitung harga t
observasi
, dengan rumus:
e
S Y
Y t
2 1
Dimana
2
2 1
2 1
2 2
2 1
2 1
n n
n n
y y
n n
S
e
;
1 2
1 2
1 2
1
n Y
Y y
; dan
2 2
2 2
2 2
2
n Y
Y y
Keterangan: t
= harga t hitung
1
Y
= nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
2
Y = nilai rata-rata hitung data kelompokkontrol
1
Y = jumlah nilai kelompok eksperimen
2
Y = jumlah nilai kelompok kontrol n
1
= jumlah data kelompok eksperimen
25
Ibid., h. 296.
n
2
= jumlah data kelompok kontrol c Menentukan harga
“t
tabel
”, berdasarkan derajat bebas db, yaitu db = n
1
+ n
2
– 2. d Membandingkan harga t
dan t
tabel
dengan 2 kriteria, yaitu: Jika t
≤ t
tabel
maka H diterima dan jika t
t
tabel
maka H ditolak.
e Kesimpulan pengujian: t
≤ t
tabel:
tidak ada perbedaan parameter rata-rata populasiyang signifikan antara kedua variabel.
t t
tabel:
terdapat perbedaan parameter rata-rata populasiyang signifikan antara kedua variabel.
f Menentukan proporsi varians effect size Proporsi varians adalah ukuran mengenai besarnya pengaruh
variabel perlakuan bebas terhadap kriterium variabel tak bebas yang dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
db t
t r
2 2
2
Adapun kriterianya yaitu:
Tabel 3.8 Kriteria
Effect Size Effect Size
Kriteria
09 ,
01 ,
2
r
25 ,
09 ,
2
r
25 ,
2
r
Efek Kecil Efek Sedang
Efek Besar Adapun
untuk uji
hipotesis sampel
homogen menggunakan SPSS, maka pada output yang dihasilkan yang
dilihat adalah pada kolom Equal variances assumed dengan
kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
26
26
Ibid., h. 300-302.
jika probabilitas angka sig. atau p-value 0,05 maka H ditolak, yaitu Pemahaman konsep integral luas daerah dibawah
kurva dan volume benda putar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada pemahaman konsep integral luas daerah
dibawah kurva dan volume benda putar siswa kelompok kontrol
jika probabilitas angka sig. atau p-value ≥ 0,05 maka H
diterima, yaitu Pemahaman konsep integral luas daerah dibawah kurva dan volume benda putar siswa kelompok
eksperimen tidak lebih tinggi daripada pemahaman konsep integral luas daerah dibawah kurva dan volume benda putar
siswa kelompok kontrol 2 Untuk sampel yang berdistribusi normal namun varians datanya
tidak homogen heterogen, maka uji perbedaan rata-rata sampel tersebut dapat menggunakan statistik uji-
t’. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
27
2 2
2 1
2 1
2 1
n s
n s
Y Y
t
Keterangan: t’ = harga t’ hitung
1
Y
= nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
2
Y = nilai rata-rata hitung data kelompokkontrol
2 1
s
= varians data kelompok eksperimen
2 2
s
= varians data kelompok kontrol n
1
= jumlah data kelompok eksperimen n
2
= jumlah data kelompok kontrol
27
Ibid., h. 306-308.
Dengan harga t
tabel
sebagai berikut:
2 2
2 1
2 1
2 2
2 2
1 2
1 1
n s
n s
n S
t n
S t
t
, t
1
= t
α, n1-1
; dan t
2
= t
α, n2-1
Adapun untuk pengujian hipotesis sampel tak homogen menggunakan SPSS, maka pada output yang dihasilkan yang
dilihat adalah pada baris Equal variances not assumed dengan
kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
28
jika probabilitas angka sig. atau p-value 0,05 maka H ditolak.
jika probabilitas angka sig. atau p-value ≥ 0,05 maka H
diterima. 3 Namun apabila sampel yang diteliti tidak memenuhi uji normalitas,
maka untuk
menguji hipotesis
digunakan statistik
uji nonparametrik, yaitu Mann-Whitney. Rumus statistik uji yang
digunakan adalah sebagai berikut:
29
12 1
2 Z
2 1
2 1
2 1
n n
n n
n n
U
, dimana
1 1
1 2
1
2 1
U R
n n
n n
Keterangan: U = statistik uji Mann-Whitney
n
1
= ukuran sampel pada kelompok eksperimen n
2
= ukuran sampel pada kelompok kontrol n
1
n
2
= hasil kali ukuran sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol
R
1
= jumlah ranking yang diberikan pada kelompok eksperimen Z = statistik uji Z yang berdistribusi normal N0,1
28
Ibid., h. 308-310.
29
Ibid., h. 491.
2. Angket Sebelum angket diedarkan, terlebih dahulu diuji validitasnya oleh Ahli yaitu
dosen pembimbing. Dalam menganalisis hasil angket data kualitatif ditransfer ke dalam skala kuantitatif menurut skala likert.
30
Alternatif jawaban netral tidak digunakan dalam angket, karena skala likert dengan empat alternatif
jawaban dirasakan sebagai hal yang tepat.
31
Hal ini bertujuan agar siswa dapat menunjukkan sikap yang jelas terhadap setiap pernyataan yang diajukan.
Adapun skala penilaian angket dapat dilihat pada tabel berikut:
32
Tabel 3.9 Skala Penilaian Angket
Langkah-langkah dalam menganalisis angket siswa, antara lain: a. Untuk mengetahui banyaknya siswa yang merespon positif atau negatif
terhadap penggunaan media pembelajaran Autograph dalam pembelajaran matematika pada materi integral luas daerah di bawah kurva dan volume
benda putar yaitu: 1 Memberikan skor pada setiap item pernyataan, kemudian menentukan
rata-rata dari tiap siswa. 2 Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban
netral, dengan kriteria: a Jika rata-rata skornya 3, maka siswa tersebut memiliki respon
positif. b Jika rata-rata skornya 3, maka siswa tersebut memiliki respon
negatif.
30
Subana, op. cit., h. 136.
31
Haryadi Sarjono, dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset, Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 7.
32
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung: Alfabeta, 2014, Cet. X, h. 86.
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian
Pernyataan Positif
Negatif
Sangat Tidak Setuju STS 1
5 Tidak Setuju SS
2 4
Setuju S 4
2 Sangat Setuju SS
5 1
b. Adapun untuk mengetahui persentase respon siswa yaitu: 1 Data yang diperoleh dipersentasekan dengan menggunakan rumus:
100 x
n f
P
Keterangan: P = persentase jawaban
f = frekuensi respon positif, negatif n = banyak responden
2 Menginterpretasikan data dengan menggunakan kriteria persentase angket sebagai berikut:
33
Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Skor
G. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uji prasyarat analisis di atas, maka kriteria pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
H :
2 1
H
1
:
2 1
Keterangan:
1
= pemahaman konsep integral luas daerah di bawah kurva dan volume benda
putar siswa pada kelompok eksperimen.
2
= pemahaman konsep integral luas daerah di bawah kurva dan volume benda
putarsiswa pada kelompok kontrol.
33
Ibid., h. 88.
Persentase Kriteria
0 - 20 Sangat Lemah
21 - 40 Lemah
41 - 60 Cukup
61 - 80 Kuat
81 - 100 Sangat Kuat
80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen
Hasil tes pemahaman konsep integral luas daerah di bawah kurva dan volume benda putar siswa kelompok eksperimen disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Frekuensi Hasil Tes Kelompok Eksperimen
No. Nilai
Frekuensi Absolut
Relatif Kumulatif
i
f
k
f
1 36
1 3,0
1 3,0
2 57
2 6,1
3 9,1
3 64
1 3,0
4 12,1
4 66
2 6,1
6 18,2
5 70
2 6,1
8 24,2
6 73
1 3,0
9 27,3
7 75
1 3,0
10 30,3
8 77
3 9,1
13 39,4
9 80
1 3,0
14 42,4
10 82
4 12,1
18 54,5
11 84
4 12,1
22 66,7
12 89
2 6,1
24 72,7
13 91
1 3,0
25 75,8
14 93
4 12,1
29 87,9
15 95
2 6,1
31 93,9
16 98
1 3,0
32 97,0
17 100
1 3,0
33 100,0
Jumlah 33
100 Data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang
memperoleh nilai terendah yaitu 1 siswa atau 3,0, sedangkan banyaknya siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 1 siswa atau 3,0. Data tersebut juga
memperlihatkan bahwa sebanyak 27,3 siswa kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih rendah dari nilai KKM 75. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai
lebih tinggi atau sama dengan nilai KKM ≥75 sebanyak 72,7. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari sebagian siswa kelompok eksperimen memperoleh nilai di atas nilai KKM.
Secara visual, penyebaran data hasil tes pemahaman konsep integral luas daerah di bawah kurva dan volume benda putar siswa dapat dilihat pada histogram
berikut:
Diagram 4.2 Histogram dan Kurva Normal Hasil Tes Kelompok Eksperimen
2. Pemahaman Konsep Kelompok Kontrol
Hasil tes pemahaman konsep integral luas daerah di bawah kurva dan volume benda putar siswa kelompok kontrol disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Tabel Frekuensi Hasil Tes Kelompok Kontrol
No. Nilai
Frekuensi Absolut
Relatif Kumulatif
i
f
k
f
1 34
5 14,7
5 14,7
2 36
1 2,9
6 17,6
3 39
1 2,9
7 20,6
4 41
2 5,9
9 26,5
5 48
4 11,8
13 38,2
6 52
1 2,9
14 41,2
7 59
1 2,9
15 44,1
8 61
5 14,7
20 58,8
9 64
2 5,9
22 64,7
10 66
1 2,9
23 67,6
11 70
2 5,9
25 73,5
12 73
1 2,9
26 76,5
13 75
1 2,9
27 79,4
14 77
2 5,9
29 85,3
15 80
4 11,8
33 97,1
16 86
1 2,9
34 100,0
Jumlah 34
100 Data pada Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang
memperoleh nilai terendah yaitu 5 siswa atau 14,7, sedangkan banyaknya siswa yang memperoleh nilai tertinggi yaitu 1 siswa atau 2,9. Data tersebut juga
memperlihatkan bahwa sebanyak 76,5 siswa kelompok kontrol memperoleh nilai lebih rendah dari nilai KKM 75. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai
lebih tinggi atau sama dengan nilai KKM ≥75 sebanyak 23,5. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari sebagian siswa kelompok kontrol memperoleh nilai di bawah nilai KKM.
Secara visual, penyebaran data hasil tes pemahaman konsep integral luas daerah di bawah kurva dan volume benda putar siswa dapat dilihat pada histogram
berikut: