Metoda Policy Analysis matrix PAM Implikasi Indikator Matrik Kebijakan

38 Dengan adanya program yang didukung oleh pemerintah yaitu target penanaman ubi jalar Cilembu 1.000 Ha bisa menjadi peluang untuk pengusahaannya agar dapat meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan domestik maupun luar negeri.

5.7 Desa Penghasil Ubi Jalar

Berdasarkan kondisi kawasan Agribisnis, Kecamatan Pamulihan dan Rancakalong adalah daerah yang ditentukan untuk pengembangan ubi jalar karena memiliki ekotype tanah yang hampir sama. Di Kecamatan Pamulihan memiliki luas wilayah 5.785 Ha yang terdiri dari 11 Desa sedangkan Kecamatan Rancakalong memiliki luas wilayah 5.228 Ha dan terdiri dari 10 Desa. Adapun perbandingan antara kedua desa dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Potensi Desa Cilembu Tahun 2010 Kecamatan Pamulihan dan Nagarawangi Kecamatan Rancakalong Keterangan Desa Cilembu Desa Nagarawangi Luas Pesawahan 137,9 Ham 2 110,01 Ham 2 Sawah tadah hujan 40 Ham 2 10 Ham 2 Curah hujan 3528 mm 4000 mm Jumlah bulan hujan 5 bulan 5 bulan Suhu rata-rata harian 32 C 32 C Tinggi Tempat dpl 986 m dpl 700 m dpl Warna tanah Hitam Hitam Tekstur tanah Lampungan Lampungan Luas Lahan Ubi Jalar 45 Ha 30 Ha Potensi Ubi jalar 7 tonHa 10 tonHa Luas Lahan Padi sawah 137 Ha 110,01 Ha Potensi Padi sawah 4 tonHa 9 tonHa Jumlah petani 547 orang 972 orang Buruh Tani 203 orang 457 orang 39 Berdasarkan tabel tersebut, usahatani ubi Cilembu sangat cocok untuk ditanam di kedua desa tersebut, sehingga bdapat mengahsilkan ubi Cilembu yang berkualitas baik. Dari hasil menegristek di bidang pendayagunaan dan pemasyarakatan IPTEK bahwa, kedua desa memiliki karakteristik yang disyaratkan yaitu suhu rata-rata harian 27-32 C dan di bawah ketinggian 1.000 mdpl dengan tekstur tanah lempung. 40 VI HASIL DAN PEMBAHASAN Pengusahaan ubi jalar di Kabupaten Sumedang dipusatkan di daerah pengembangan yaitu di Desa Cilembu Pamulihan sebagai penghasil ubi Cilembu dan Desa Nagarawangi Rancakalong yang memiliki ekotype tanah yang sama. Pada umumnya petani di kedua desa menanam beberapa jenis ubi yang ditanam, ubi ungu, merah dan kuning, tetapi mayoritas menanam ubi kuning yaitu ubi Cilembu. 6.1 Struktur Penggunaan Biaya, Penerimaan dan Pendapatan dalam Pengusahaan Ubi Jalar di Kabupaten Sumedang Pada pengusahaan ubi jalar di Kabupaten Sumedang, komponen input yang digunakan adalah pupuk kandang dan bibit non tradable dan input tradable seperti Furadan, Urea, SP-36, KCL, Phoska, satuannya adalah Kg, dan Curacron adalah per botol. Terdapat perbedaan komponen penggunaan input pada kedua desa tersebut, petani di Desa Nagarawangi tidak menggunakan pupuk SP- 36 dan KCL. Tenaga kerja dikonversi menjadi Hari Orang Kerja HOK yang setara dengan Hari Kerja Pria HKP, sedangkan tenaga kerja wanita HKW dikonversi dengan mengalikan 0,8 agar menjadi setara dengan HOK. Upah tenaga kerja di Nagarawangi relatif lebih murah yaitu Rp 25.000 ditambah dengan makan, rokok, dan kopi untuk laki-laki dan di Desa Cilembu, upah tenaga kerja lebih mahal, Rp 30.000 ditambah uang makan untuk laki-laki sedangkan untuk wanita di kedua desa mendapatkan upah yang sama yaitu Rp 15.000,00. Aktivitas yang dilakukan oleh petani adalah melakukan pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyemprotan, penyiangan dan pemanenan. Pada kegiatan pengolahan tanah, menggunakan tenaga kerja pria yang paling banyak diantara kegiatan lainnya, penanaman dan penyiangan biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Tenaga kerja untuk pemanenan yaitu pria untuk menggali ubi, sedangkan wanita membersihkan ubi dari akar-akarnya dan memasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari bambu dapat dilihat pada Gambar 6. 42 Tabel 13. Penerimaan, Biaya dan Keuntungan privat Usahatani Ubi Cilembu di Kabupaten Sumedang per musim Tahun 2011 RpHa InputOutput Jenis Input Jumlah Harga Nilai Input Tradable Furadan 11 17.731 195.041 Urea 146 1.878 274.188 KCL 135 2.103 283.905 TSP 131 2.073 271.563 Phonska 265 2.506 664.090 Curacron 7 26.683 186.781 Input non tradable Bibit 1.804 835 1.506.340 Pupuk Kandang 5.644 196 1.106.224 Pengolahan lahan 176 27.250 4.796.000 Penanaman 20 24.188 483.760 Pemupukan 15 24.188 362.820 Penyiangan 38 24.188 919.144 Pemanenan 39 27.188 1.060.332 Cangkul 4 74.750 20.289 Sabit 4 40.833 11.083 Sprayer 5 305.000 54.900 Parang 4 40.750 11.061 Sewa Lahan Ha 1 6.000.000 6.000.000 Output Total Penerimaan 11.225 2.720 30.532.000 Total Biaya tidak termasuk lahan 12.207.521 Keuntungan tidak termasuk lahan 18.324.479 Keuntungan bersih termasuk lahan 12.324.479 RC 1,01