Analisis Keunggulan Komparatif Analisis Daya saing Ubi Jalar di Kabupaten Sumedang

52 menghambat tidak efektif dan tidak memberikan insentif terhadap petani untuk berproduksi. Transfer bersih NT merupakan selisih antara keuntungan Privat dan keuntungan sosial asumsi pasar persaingan sempurna yang menggambarkan dampak kebijakan pemerintah terhadap penerimaan apakah menguntungkan atau merugikan. Nilai NT yang diperoleh bernilai negatif yaitu Rp 6.515,00 menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah tidak memberikan insentif untuk meningkatkan produksi. Keuntungan yang diperoleh ketika ada kebijakan pemerintah lebih rendah Rp 6.515,00 per kilogram dibandingkan dengan tidak adanya campur tangan pemerintah. Dengan kata lain, apabila ada kebijakan pemerintah, penerimaan lebih rendah, hal ini bisa terlihat dari harga jual ubi Cilembu yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga privat. Pengaruh kebijakan secara keseluruhan dicerminkan oleh Koefisien keuntungan PC yang menyebabkan keuntungan privat berbeda dengan keuntungan sosial dan diperoleh dari rasio penerimaan privat dengan sosial. Nilai PC yang diperoleh yaitu 0,14 yang mengindikasikan bahwa keuntungan yang diperoleh petani hanya 14 persen dan kehilangan 86 persen keuntungan yang seharusnya diperoleh. Nilai rasio subsidi bagi produsen SRP menggambarkan tingkat penambahan dan pengurangan penerimaan karena adanya kebijakan pemerintah dan merupakan rasio antara transfer bersih dengan penerimaan berdasarkan harga bayangan. SRP yang negatif 0 menyebabkan kebijakan pemerintah menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya sosial untuk berproduksi. Nilai yang diperoleh yaitu -0,78 yang menyebabkan petani mengeluarkan biaya produksi lebih besar 78 persen dari biaya sosialnya. 53 VII ANALISIS SENSITIVITAS Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak kebijakan terhadap input dan output yang mempengaruhi keuntungan, daya saing suatu komoditi dan niali rasio dalam analisis PAM serta menggunakan asumsi-asumsi kondisi yang mungkin terjadi dalam usahatani ubi jalar. Pada penelitian ini dilakukan tiga macam analisis yaitu analisis sensitivitas terhadap upah tenaga kerja, kuantitas output produktivitas turun akibat cuaca yang tidak menentu, dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan Tabel PAM secara keseluruhan terdapat pada Lampiran 4, 5 dan 6.

7.1 Analisis Sensitivitas Bila Terjadi Perubahan Upah Tenaga Kerja

Analisis sensitivitas terhadap tenaga kerja dilakukan untuk menguji sensitivitas efisiensi privat dan ekonomi serta keunggulan komparatif dan kompetitif. Pada saat penelitian, upah tenaga kerja untuk petani di Kabupaten Sumedang yaitu Rp 25.000,00, upah tersebut sudah ditambah dengan uang makan. Pada saat penanaman di kedua desa tersebut sangat banyak, maka membutuhkan tenaga kerja dari luar dengan upah yang lebih tinggi yaitu Rp 35.000,00 per HOK dan hal tersebut terjadi pada setiap tahun dengan asumsi faktor lainnya ceteris paribus. Perubahan indikator yang terjadi jika dilakukan analisis tersebut meliputi Keuntungan Privat KP, Keuntungan Sosial KS, Rasio biaya privat PCR, Rasio biaya domestik DRC, dan nilai untuk indikator tersebut bisa dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Analisis Sensitivitas Usahatani Ubi jalar bila terjadi Perubahan Upah Tenaga Kerja Nilai KP KS PCR DRC Sebelum Perubahan 1.098,00 7.613,00 0,56 0,14 Sesudah Perubahan 876,00 7.408 0,65 0,17