53
VII ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak kebijakan terhadap input dan output yang mempengaruhi keuntungan, daya saing suatu komoditi dan
niali rasio dalam analisis PAM serta menggunakan asumsi-asumsi kondisi yang mungkin terjadi dalam usahatani ubi jalar. Pada penelitian ini dilakukan tiga
macam analisis yaitu analisis sensitivitas terhadap upah tenaga kerja, kuantitas output produktivitas turun akibat cuaca yang tidak menentu, dan perubahan nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan Tabel PAM secara keseluruhan terdapat pada Lampiran 4, 5 dan 6.
7.1 Analisis Sensitivitas Bila Terjadi Perubahan Upah Tenaga Kerja
Analisis sensitivitas terhadap tenaga kerja dilakukan untuk menguji sensitivitas efisiensi privat dan ekonomi serta keunggulan komparatif dan
kompetitif. Pada saat penelitian, upah tenaga kerja untuk petani di Kabupaten Sumedang yaitu Rp 25.000,00, upah tersebut sudah ditambah dengan uang makan.
Pada saat penanaman di kedua desa tersebut sangat banyak, maka membutuhkan tenaga kerja dari luar dengan upah yang lebih tinggi yaitu Rp 35.000,00 per HOK
dan hal tersebut terjadi pada setiap tahun dengan asumsi faktor lainnya ceteris paribus.
Perubahan indikator yang terjadi jika dilakukan analisis tersebut meliputi Keuntungan Privat KP, Keuntungan Sosial KS, Rasio biaya privat PCR,
Rasio biaya domestik DRC, dan nilai untuk indikator tersebut bisa dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Analisis Sensitivitas Usahatani Ubi jalar bila terjadi Perubahan Upah Tenaga Kerja
Nilai KP
KS PCR
DRC Sebelum Perubahan
1.098,00 7.613,00
0,56 0,14
Sesudah Perubahan 876,00
7.408 0,65
0,17
54 Berdasarkan tabel diatas, maka keuntungan mengalami penurunan dari Rp
1.098,00 menjadi Rp 876,00 untuk keuntungan privat, sedangkan untuk keuntungan sosial Rp 7.613,00 menjadi Rp 7.408 per kilogram. Dengan nilai yang
masih positif 0 untuk KP dan KS maka usahatani ubi jalar di Kabupaten Sumedang masih menguntungkan baik secara finansial maupun ekonomi bila
terjadi kenaikan upah tenaga kerja. Untuk nilai PCR yaitu 0,65 nilai DRC 0,17 masih memiliki nilai kurang
dari satu yang mengindikasikan bahwa usahatani ubi lebih memiliki daya saing baik keunggulan kompetitif maupun komparatif dibandingkan sebelum adanya
perubahan upah tenaga kerja. Dengan meningkatnya upah hanya berdampak pada keuntungan yang didapatkan, tetapi untuk keunggulan kompetitif maupun
komparatif menjadi lebih baik dengan nilai PCR dan DRC yang lebih tinggi.
7.2 Analisis Sensitivitas Bila Terjadi Perubahan Jumlah Produksi
Jumlah Produksi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 mengalami penurunan sekitar 50 persen dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu dan
sering terjadi hujan sehingga tanaman mudah terserang penyakit yang berakibat pada penurunan produktivitas. Selain faktor cuaca, penurunan produksi bisa
diakibatkan oleh serangan hama lanas dan kualitas bibit yang dipakai secara terus menerus dan berdampak pada keuntungan petani, dengan adanya permasalahan
tersebut, maka sensitivitas terhadap penurunan output perlu dianalisis kelayakannya dengan asumsi faktor-faktor lain tetap ceteris paribus dan hasil
analisis dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Analisis Sensitivitas Usahatani Ubi jalar bila terjadi Perubahan Jumlah
Produksi 50 persen Nilai
KP KS
PCR DRC
Sebelum Perubahan 1.098,00
7.613,00 0,56
0,14 Sesudah Perubahan
-484,00 2.746,00
1,41 0,37