Kualitas Pelayanan LANDASAN TEORI
merupakan fungsi harapan pelanggan pada pra- pembelian, pada proses penyediaan kualitas yang diterima dan pada kualitas output yang diterima.
18
Kualitas layanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhaap kualitas jasa.
19
Berdasarkan definisi tersebut, kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas layanan didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang bertujuan
melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas layanan adalah sebagai berikut
20
: 1 Outcome, yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu sendiri. 2 Process, yaitu kualitas cara
penyampaian jasa tersebut. Karena jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu dapat dievaluasi secara akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas
jasa berdasarkan apa yang dirasakannya, yaitu dimensi-dimensi yang mewakili kualitas proses dan kualitas layanan.
Kualitas layanan merupakan salah satu penentu keberhasilan penjualan dalam perusahaan terutama perusahaan jasa.
21
Kualitas layanan selalu diidentikan dengan mutu usaha itu sendiri. Semakin baik dan memuaskan tingkat layanannya
18
Parasuraman,dkk,”Servqual: A Multiple-item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality”, Journal of Retailing, vol. 64, no.1, 1998, h. 46-61
19
Fandi Tjiptono dan Chandra Grerorius, Service, Quality Satisfaction Yogyakarta: ANDI, 2005, h.121.
20
Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006, h. 28-29.
21
Parasurahman, A, dan Valeire A. Zeithaml, dan Leonard Berry,“Reassesment of Expectations as A Compartions Standart in Measuring Service Quality: Implications for Futher
Research,” Journal of Marketing, Vol 58, Januari,1994, h. 111-124.
maka akan semakin bermutu usaha tersebut, begitu pula sebaliknya. Salah satu strategi yang akan menunjang keberhasilan bisnis dalam sektor jasa adalah
berusaha menawarkan jasa dengan kualitas yang tinggi. Tingkat kualitas layanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang
perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program layanan, perusahaan harus
berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas layanan. Untuk memecahkan masalah ini, Utami menyatakan bahwa
peneliti perlu menelaah tiga dimensi utama sebagai alternatif dari dimensi kualitas layanan yaitu:
22
a. Kualitas Interaksi intraction quality adalah kontak yang terjadi proses jasa disampaikan dalam pertemuan antara penyedia jasa dan pelanggan,
yang merupakan kunci penentu evaluasi pelanggan terhadap kualitas layanan.
b. Kualitas Hasil outcome quality sebagai evaluasi pelanggan terhadap hasil dari aktivitas layanan jasa, termasuk ketepatan waktu dalam layanan jasa.
c. Kualitas lingkungan environment quality terkait dengan seberapa jauh fitur berwujud tangible feature.
Jasa memiliki beberapa kriteria yang unik, yang membedakannya dengan barang. Karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut:
23
22
Utami, Christina, dan Whidya, Manajemen Ritel Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 252.
23
Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran Jakarta: Intermedia, 1994, h. 43.
1. Intangible Tidak Berwujud Suatu jasa mempunyai sifat tidak dapat dirasakan, dipegang, dilihat,
dicicipi, didengar atau dirasakan sebelum dibeli konsumen sebagaimana yang terjadi pada barang. Penilaian kualitas jasa sebelum atau sesudah
melakukan pembelian lebih sulit dibandingkan dengan melakukan penilaian terhadap kualitas suatu barang karena, dibandingkan dengan
barang, jasa cenderung sulit menampilkan kualitas pencarian yaitu karakteristik yang dapat lebih mudah diakses nilainya sebelum pembelian.
Kemudian kualitas pengalaman yang merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat dinilai jika telah menggunakannya, seperti halnya kualitas di
suatu restoran atau pengalaman nyata dari perjalanan liburan. Terakhir adalah kualitas kepercayaan, adalah suatu karakteristik dimana konsumen
sulit untuk menilai bahkan setelah pembelian dilakukan karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup.
2. Inseparability Tidak Dapat Dipisahkan Karakteristik jasa yang memungkinkan diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Pada umumnya jasa yang diproduksi dan dirasakan pada waktu yang sama dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk
diserahkan kepada pihak lainnya, maka ia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.
3. Heterogenety Keragaman Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung siapa penyedia jasa,
penerima dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan. Ini merupakan
karakteristik jasa yang membuatnya tidak standar dan seragam dibandingkan barang.
4. Perishability tidak tahan lama Karakteristik jasa yang membuatnya tidak dapat disimpan, dimasukkan
dalam gudang dan dijadikan persediaan. Daya tahan suatu jasa tergantung situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
Kualitas jasa dapat dibagi kedalam lima dimensi utama, yaitu:
24
a. Reliabilitas reliability Kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan
memuaskan. Misalnya ketika seorang nasabah ingin membeli atau memanfaatkan produk barangjasa biasanya akan bertanya pada petugas customer service. Bila
petugas customer service tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh nasabah maka nasabah akan kehilangan kepercayaan. Hal ini berarti jasa harus
dilaksanakan dengan konsisten dan cermat. Indikator dari reliabilitas meliputi : 1 Menepati janji yang telah disepakati.
2 Menunjukkan perhatian tulus untuk penyelesaian masalah-masalah. 3 Baik dan ramah setiap kita melakukan transaksi.
4 Menampilkan layanan sesuai dengan yang dijanjikan. 5 Berusaha untuk tidak melakukan kesalahan.
24
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa Yogyakarta: Andi, 2004, h.34
b. Daya tanggap Responsivness Daya tangkap adalah kemauan membantu pelanggan dan memberikan
layanan yang tanggap. Hal ini berarti perusahaan harus memberikan tanggapan dengan cepat dan kreatif atas permintaan dan masalah konsumen.
1 Menjelaskan secara rinci, jelas dan mudah dimengerti mengenai layanan yang akan ditampilkan serta waktu pelaksanaannya.
2 Karyawan yang memberi layanan secara tepat, cepat dan tanggap. 3 Karyawan yang selalu bersedia membantu konsumen.
4 Karyawan yang tidak pernah terlalu sibuk untuk menanggapi permintaan maupun keluhan konsumen.
c. Jaminan Assurance Mencakup pengetahuan, kompetisi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan, ada empat aspek dalam dimensi ini
yaitu:
25
1 Keramahan, adalah salah satu aspek kualitas layanan yang paling mudah diukur, keramahan dapat diartikan banyak senyum dan bersikap
sopan. 2 Kompetensi, adalah suatu kesan pertama yang baik, misalnya ketika
seorang pelanggan ingin membeli atau memanfaatkan produk barangjasa biasanya akan bertanya pada petugas customer service.
25
Luthfiya Fathi Pusposari, “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan KPRI UNIBRAW Malang,” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, UIIS Malang, 2003, h. 22-23.
Bila petugas customer service tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pelanggan maka pelanggan akan kehilangan
kepercayaan. 3 Reputasi, dengan adanya reputasi yang baik, diharapkan pelanggan
tidak akan ragu lagi untuk melakukan transaksi pada perusahaan yang akan ia masuki.
4 Security, kualitas layanan pada dimensi jaminan dapat dilihat dari security-nya. Dengan adanya security diharapkan pelanggan akan
memiliki rasa aman dalam melakukan transaksi. d. Empati emphaty
Menurut Cronin dan Taylor empati atau kepedulian yaitu kemampuan memberi perhatian secara pribadi pada para konsumen. Atau berarti perhatian
yang diberikan pemberi jasa pada kliennya. Meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan
individual para pelanggan. Indikator dari empati meliputi : 1 Memberi perhatian secara pribadi.
2 Karyawan yang memperlakukan semua konsumen secara personel. 3 Selalu memperhatikan kepentingan kliennya.
4 Karyawan yang memahami kebutuhan khusus para konsumen. e. Tampilan fisik Tangibles
Merupakan hal-hal yang berwujud pada sebuah jasa harus dengan tepat memproyeksikan kualitas jasa yang akan diberikan. Peralatan fisik meliputi :
1 Kondisi gedung, 2 Peralatan modern yang mendukung,
3 Penampilan petugas atau pelayan, 4 Kerapihan dan kebersihan para petugas.
Kualitas layanan berhubungan erat dengan kepuasan Satisfaction. Dalam hal ini dimensi-dimensi kualitas jasa pada akhirnya akan menentukan tingkat
kepuasan para pelanggan. Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan
26
Kualitas jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan perceived service dan jasa yang diharapkan expected service. Bila jasa yang
dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, para pelanggan menjadi tidak tertarik pada penyedia jasa yang bersangkutan. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.
Kualitas layanan memiliki kriteria-kriteria yang bisa dikatakan bahwa suatu layanan itu berkualitas. Kriteria-kriteria layanan bisa dikatakan berkualitas
tersebut terbagi atas 2 dimensi, yaitu: 1. Dimensi prosedural, dimensi layanan ini bersifat sistematis dan berkaitan
dengan sistem penyajian layanan. Dimensi ini mencakup tahapan prosedural bagaimana melakukan segala sesuatu. Dimensi ini juga
26
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Yogyakarta: Andi 2000, h. 35.
memberi mekanisme bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan. Sisi layanan ini adalah dimensi prosedural layanan pelanggan.
2. Dimensi personal, jika dimensi prosedural ini bersifat sistematis dan rasional, maka dimensi personal layanan pelanggan ini bersifat hangat,
sering tidak rasional dan tidak dapat diprediksikan. Ini adalah sisi layanan yang manusiawi. Dimensi ini bersifat interpersonal dan meliputi pola-pola
sikap, perilaku dan keterampilan verbal yang ada dalam setiap interaksi layanan personal. Sisi layanan ini adalah dimensi personal layanan
pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan penentu keberhasilan penjualan dalam
perusahaan terutama perusahaan jasa. Pelayanan dapat diartikan sebagai kegiatan atau manfaat yang diberikan seseorang kepada orang lain yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pihak lain. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus dipandang melalui survei
penilaian pelanggan.