25
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian hasil belajarprestasi belajar oleh pendidik yang mencakup ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas sebagaimana diuraikan di atas harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk angkanilai.
3. Hubungan Kesiapan Mengikuti Tes Ujian dengan Prestasi Belajar
Kesiapan mengikuti tes seorang siswa berkaitan erat dengan perolehan prestasi belajarnya, mencapai kemajuan studi, dan akan meraih sukses belajar di
sekolahnya. Tetapi sebaliknya, jika seseorang siswa memiliki kesiapan mengikuti tes ujian yang buruk akan mempersulit dirinya memahami pengetahuan,
menghambat kemajuan studi dan akhirnya mengalami kegagalan dalam meraih prestasi di sekolahnya. Penjelasan di atas menyatakan bahwa kesiapan merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prstasi belajar siswa yang akan dicapai.
Nasution 2009:179 menyatakan bahwa kesiapan adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Berdasarkan teori tersebut dapat
dikatakan bahwa apabila siswa memiliki kesiapan yang baik, efektif dan efisien, maka prestasi belajarnya akan tinggi, sedangkan bila siswa tersebut tidak
memiliki kesiapan yang cukup baik dalam menghadapai tes ujian, maka prestasi yang akan dicapainya akan rendahtidak sesuai dengan yang diharapkan.
26
4. Mata Pelajaran Produktif
Mata pelajaran produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Dikmenjur, 1995:3.
Pengertian ini dipertegas lagi sebagai materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai dengan program studi masing-masing.
Mata pelajaran produktif di SMK N 3 Wonosari program keahlian jasa boga terdiri dari beberapa kompetensi, diantaranya :
a. Sanitasi Hygiene Sanitasi hygiene merupakan mata pelajaran mendasar yang harus dikuasi
oleh siswa. Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan Hygiene
adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia. Materi
belajar sanitasi hygiene membahas tentang mendeskripsikan keselamatan, kesehatan kerja K3 dan hygiene sanitasi; melaksanakan prosedur K3 dan
hygiene sanitasi; melaksanakan prosedur pembersihan area kerja; menerapkan konsep lingkungan hidup; dan menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada
kecelakaan. Prihastuti Ekawatiningsih, dkk, 2008:1. b. Layanan makanan dan minuman
Layanan makanan dan minuman merupakan serangkai pekerjaan atau kegiatan untuk mencapai tujuan melalui makanan dan minuman tersebut, seperti
persiapan, pengaturan tempat, tata ruang, penyambutan, pemesanan, penyajian, penjualan, negosiasi, pembayaran dan sebagainya. Materi belajar layanan
27
makanan dan minuman membahas tentang menyiapkan area ruang restoran untuk pelayanan, jenis-jenis peralatan tata hidang, tipe-tipe pelayanan table service,
menyiapkan dan mengatur meja makan, teknik menata meja makan table set-up, teknik memasang meja makan, teknik melipat serbet, menyambut tamu,
mengambil serta memproses pesanan taking order, dan menutup area ruang restoran. Materi tentang layanan makanan dan minuman harus dikuasai oleh
setiap peserta didik dan diterapkan pada praktikum tata hidang, sehingga peserta didik mempunyai kesiapan sebagai tenaga pramusaji. Prihastuti Ekawatiningsih,
dkk, 2008:356. c. Komunikasi dan pelayanan jasa
Komunikasi dan pelayanan jasa merupakan proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga pelayanan jasa boga dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Materi belajar komunikasi dan pelayanan jasa antara lain menjelaskan prinsip-prinsip berkomunikasi; memilih cara berkomunikasi
dengan teman kerja, kolega, dan pelanggan; menjaga standar presentasi personal; melakukan komunikasi dan kerjasama dalam tim atau kelompok; melakukan
komunikasi dalam lingkungan yang berbeda; memberikan pelayanan untuk tamu. Prihastuti Ekawatiningsih, dkk, 2008:412.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa macam-macam mata pelajaran produktif seperti sanitasi hygiene, layanan makanan dan minuman, komunikasi
dan pelayanan jasa. Mata pelajaran produktif yang diambil merupakan mata pelajaran yang bersifat teori, karena mata pelajaran produktif teori 1 kurang
mendapatkan porsi dalam pembelajaran, 2 Perhatian terhadap pembelajaran teori
28
kurang dan mengedepankan pembelajaran praktik, 3 Pembelajaran teori membutuhkan waktu untuk belajar yang cukup, 4 Dapat membekali ilmu
pengetahuan anak di masa depan dan agar dapat diterapkan dalam kegiatan praktik sesuai dengan bidangnya masing-masing.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Hasil Penelitian dari Hidayat Tri H. pada tahun 2006 dengan judul “Hubungan
antara Intensitas Bimbingan Guru dengan Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Uji Kompetensi Program Keahlian Jasa Boga SMK N 4 Yogyakarta”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : terdapat hubungan positif dan signifikan antara intensitas bimbingan guru dengan kesiapan siswa dalam menghadapi
uji kompetensi dengan harga koefisien korelasi sebesar 0,607 pada taraf signifikansi 5 dengan n = 80 dari hasil penelitian ditemukan : 1 Tingkat
bimbingan guru kejuruan pada siswa SMK N 4 Yogyakarta menunjukkan bahwa 25 siswa dalam kategori tinggi. 55 siswa dalam kategori sedang,
sedangkan untuk kategori cukup dan kategori rendah tidak ada. Hasil bimbingan guru masuk dalam kategori sedang 68,75 dan 2 tingkat
kesiapan siswa dalam menghadapi uji kompetensi menunjukkan bahwa 18 siswa dalam kategori tinggi, 62 siswa dalam kategori sedang, sedangkan untuk
kategori cukup dan kategori rendah tidak ada. Hasil kesiapan siswa dalam menghadapi uji kompetensi masuk dalam kategori sedang 77,50. Persamaan
antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini adalah jenis penelitiannya yaitu penelitian korelatif untuk mencari hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan perbedaannya pada tempat dan