Maksud Kesal Maksud Ketidaksantunan

mitra tutur karena tubuh mitra tutur yang semakin bertambah gemuk. Maksud mengejek pada tuturan C12, penutur menyindir mitra tutur yang terlihat seram ketika memakai eye liner. Ketiga tuturan tersebut yang diungkapkan oleh penutur telah membuat mitra tutur merasa kesal dan tersinggung perasaannya.

4.2.3.7 Maksud Khawatir

Kekhawatiran seorang ibu terhadap keselamatan anaknya ada dalam kategori ketidaksantunan mengancam muka sepihak pada tuturan B6 dan kategori melecehkan muka pada tuturan C4. Dalam tuturan B6 dan C4, penutur dan mitra tutur adalah orang yang sama. Tuturan B6 tidak santun meskipun penutur hanya bermaksud menunjukkan rasa khawatirnya tetapi justru membuat mitra tutur merasa kesal karena diremehkan oleh penutur. Tuturan C4, penutur menegur mitra tutur karena mitra tutur tidak menyetir dengan benar. Mitra tutur baru bisa menyetir mobil dan langsung membawa penutur bersamanya. Mitra tutur belum lihai menyetir mobil sehingga mobilnya bisa sampai naik ke atas trotoar. Tuturan yang memiliki maksud kekhawatiran seorang ibu terhadap anaknya tidak bisa diterima mitra tutur begitu saja. Mitra tutur merasa kesal karena ia menganggap bahwa dirinya bisa menyetir mobil dengan baik.

4.2.3.8 Maksud Menolak

Penolakan akan suatu pemberian yang tulus dari mitra tutur menjadi maksud si penutur. Maksud menolak dalam kategori mengancam muka sepihak ini terdapat pada tuturan B7. Penutur menolak pemberian mitra tutur. Mitra tutur sengaja membelikan sandal untuk penutur sebagai oleh-oleh ketika mitra tutur sedang berlibur. Niat tulus mitra tutur justru ditolak oleh penutur bahkan berniat memberikan sandalnya kepada orang lain. Tuturan ini menjadi tidak santun karena penutur mengatakannya tanpa memperhatikan perasaan mitra tutur. Penutur tidak menyadari bahwa tuturannya tersebut telah menyinggung perasaan mitra tutur.

4.2.3.9 Maksud Melarang

Ada lima tuturan yang termasuk dalam maksud melarang. Kelima tuturan tersebut adalah tuturan B8 dalam kategori ketidaksantunan mengancam muka sepihak, dan tuturan C1, C6, C14, dan C16 dalam kategori ketidaksantunan melecehkan muka. Pada tuturan B8, penutur melarang mitra tutur untuk bepergian jauh karena sedang sakit, sehingga penutur yang menawarkan diri untuk pergi mewakili mitra tutur. Tuturan ini tidak santun karena penutur lebih memilih untuk pergi jalan- jalan daripada mengurus suaminya yang sedang sakit. Tidak jauh berbeda dengan maksud melarang yang ada dalam kategori ketidaksantunan melecehkan muka. Pada tuturan C1, penutur bermaksud melarang mitra tutur yang masih saja merokok meski mitra tutur tahu bahwa ia sakit batuk. Tuturan C6, penutur melarang mitra tutur yang mendapat tawaran mengajar di luar negeri. Tuturan tidak santun karena penutur meragukan kemampuan mitra tutur. Selanjutnya pada tuturan C14, penutur bermaksud melarang mitra tutur untuk tidak pergi bermain bola dengan anak-anak kampung disana. Tuturan tidak santun karena mitra tutur merasa kesal karena tidak boleh pergi bermain dengan teman-temannya. Pada tuturan C16, penutur melarang mitra tutur membawa mobil ke kampus. Mitra tutur merasa kesal dan kecewa akan tuturan tersebut karena mitra tutur tidak dipercayai oleh penutur.

4.2.3.10 Maksud Menunda

Maksud penutur untuk menunda pekerjaan yang dilimpahkan padanya masuk dalam kategori ketidaksantunan mengancam muka sepihak pada tuturan B9. Penutur bermaksud menunda pekerjaan untuk menyiram tanaman. Penutur berbicara tidak santun kepada mitra tutur yang adalah orangtuanya sendiri. Tuturannya tersebut membuat mitra tutur merasa kesal karena saat itu penutur sedang santai, tidak sedang melakukan aktivitas apapun. Penutur menganggap tuturannya biasa saja namun sesungguhnya hal itu telah membuat mitra tutur merasa kecewa karena jawaban yang diberikan.

4.2.3.11 Maksud Mengancam

Penutur yang memiliki maksud mengancam terdapat pada tuturan B14 yang ada dalam kategori mengancam muka sepihak. Tuturan ini dilakukan utuk mengancam mitra tutur ketika mitra tutur tidak mau melakukan apa yang diinginkan oleh penutur. Saat itu, penutur meminta mitra tutur untuk mengambilkan nasi di warung saudaranya yang tidak jauh dari rumah. Penutur menyuruh mitra tutur dengan ancaman tidak mau menjemput mitra tutur sepulang sekolah jika tidak mau melakukan apa yang diinginkan penutur. Tuturan tersebut tidak santun karena tuturan yang memiliki maksud mengancam itu membuat mitra tutur dengan terpaksa melakukan apa yang diminta penutur. Penutur adalah kakak dari mitra tutur dan merasa dapat menyuruh apa saja terhadap mitra tutur.