Maksud Kagum Maksud Memaksa

menegur, memaksa, dan menyinggung mitra tutur melalui sebuat tuturan. Tindak verbal dari tuturan dapat bersifat representatif, ekspresif, komisif, dan direktif. Semua itu dipengaruhi oleh tujuan dari tuturannya. Tuturan yang tidak santun mengakibatkan mitra tutur merasa kesal, kemudian menanggapi tuturan hingga akhirnya pergi meninggalkan penutur. Maksud ketidaksantunan penutur berdasarkan kategori ketidaksantunan, yaitu: 1 maksud ketidaksantunan penutur kategori melanggar norma adalah supaya tidak dimarahi, protes, dan kesal; 2 maksud ketidaksantunan penutur kategori mengancam muka sepihak adalah kesal, memotivasi, mengejek, bercanda, khawatir, menolak, melarang, menunda, dan mengancam; 3 maksud ketidaksantunan penutur kategori melecehkan muka adalah melarang, khawatir, kesal, bercanda, memotivasi, mengejek, kagum, dan memaksa; 4 maksud ketidaksantunan penutur kategori menghilangkan muka adalah memotivasi, bercanda, kesal, dan kecewa; 5 maksud ketidaksantunan penutur kategori menimbulkan konflik adalah protes, asal bicara, kesal, menuduh, mengingatkan, memotivasi, dan memaksa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran bagi dua pihak. Saran-saran ini ditujukan kepada mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa dan bagi penelitian lanjutan. Secara rinci, saran-saran akan diuraikan sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Keluarga

Fenomena ketidaksantunan berbahasa merupakan fenomena baru dalam ilmu pragmatik. Belum banyak ahli pragmatik yang mengkaji tentang fenomena ketidaksantunan berbahasa ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, masih banyak tuturan tidak santun yang terdapat dalam keluarga pendidik. Keluarga pendidik dianggap sebagai keluarga yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan keluarga yang berprofesi sebagai pedagang, nelayan, maupun petani. Sebagai seorang pendidik, baiknya menggunakan bahasa yang santun bukan hanya ketika berada dalam kegiatan formal di sekolah. Namun, bertutur secara santun dimana saja, baik di sekolah maupun di rumah, bahkan ketika bergaul dengan masyarakat luas. Orang tua yang membiasakan dirinya berbicara secara santun terhadap anak-anaknya, tentu akan berakibat baik pula bagi anak-anak supaya dapat berbicara santun terhadap anggota keluarga maupun orang lain dalam lingkungan masyarakat.

5.2.2 Bagi Penelitian Lanjutan

Penelitian ini hanya meneliti ketidaksantunan berbahasa linguistik dan pragmatik dalam ranah keluarga, terutama keluarga pendidik saja. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik dengan mengambil subjek dan ranah yang bervariasi seperti ranah agama, bidang sosial, bidang kebudayaan, dll. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dirasa masih kaku dan terbatas. Dengan demikian, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen yang lebih baik, seperti angket, kuisioner, wawancara, dan lain-lain.