Maksud Menunda Maksud Mengancam

Penanda ketidaksantunan linguistik yang ditemukan berupa nada, tekanan, intonasi, kata fatis, dan diksi. Tuturan yang melanggar norma ditandai dengan nada tutur sedang dan tinggi; tekanan keras dan lunak; intonasi seru, berita, tanya, dan perintah; kata fatis kok ; serta diksi bahasa nonstandar. Tuturan yang mengancam muka sepihak ditandai dengan nada tutur rendah, sedang dan tinggi; tekanan keras dan lunak; intonasi seru, berita, tanya, dan perintah; kata fatis lho, kok, sih, dan lah ; serta diksi bahasa nonstandar dan bahasa populer. Tuturan yang melecehkan muka ditandai dengan nada tutur sedang dan tinggi; tekanan keras dan lunak; intonasi seru, berita, tanya, dan perintah; kata fatis kok, yo, ih, sih, nah, dan lha ; serta diksi bahasa nonstandar dan bahasa populer. Tuturan yang menghilangkan muka ditandai dengan nada tutur sedang dan tinggi; tekanan keras dan lunak; intonasi seru dan berita; kata fatis sih, lho, dan kok ; serta diksi bahasa nonstandar dan bahasa populer. Tuturan yang menimbulkan konflik ditandai dengan nada tutur rendah, sedang dan tinggi; tekanan keras dan lunak; intonasi seru, berita, tanya, dan perintah; kata fatis lho, sih, dan kok ; serta diksi bahasa nonstandar dan bahasa populer. Penanda ketidaksantunan pragmatik berdasarkan kelima kategori ketidaksantunan berbahasa, yaitu melanggar norma, mengancam muka sepihak, melecehkan muka, menghilangkan muka, dan menimbulkan konflik, ditandai dengan tuturan yang dilakukan antaranggota keluarga ataupun antarkeluarga pendidik. Situasi yang melingkupi tuturan itu mulai dari santai, serius, bahkan menegangkan yang dapat memunculkan pertengkaran. Tujuan tuturan hanya sekedar menanggapi, mengancam, memprotes, bertanya, menasehati, menyindir, menegur, memaksa, dan menyinggung mitra tutur melalui sebuat tuturan. Tindak verbal dari tuturan dapat bersifat representatif, ekspresif, komisif, dan direktif. Semua itu dipengaruhi oleh tujuan dari tuturannya. Tuturan yang tidak santun mengakibatkan mitra tutur merasa kesal, kemudian menanggapi tuturan hingga akhirnya pergi meninggalkan penutur. Maksud ketidaksantunan penutur berdasarkan kategori ketidaksantunan, yaitu: 1 maksud ketidaksantunan penutur kategori melanggar norma adalah supaya tidak dimarahi, protes, dan kesal; 2 maksud ketidaksantunan penutur kategori mengancam muka sepihak adalah kesal, memotivasi, mengejek, bercanda, khawatir, menolak, melarang, menunda, dan mengancam; 3 maksud ketidaksantunan penutur kategori melecehkan muka adalah melarang, khawatir, kesal, bercanda, memotivasi, mengejek, kagum, dan memaksa; 4 maksud ketidaksantunan penutur kategori menghilangkan muka adalah memotivasi, bercanda, kesal, dan kecewa; 5 maksud ketidaksantunan penutur kategori menimbulkan konflik adalah protes, asal bicara, kesal, menuduh, mengingatkan, memotivasi, dan memaksa.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran bagi dua pihak. Saran-saran ini ditujukan kepada mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa dan bagi penelitian lanjutan. Secara rinci, saran-saran akan diuraikan sebagai berikut.