7. Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.
Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupatenkota, provinsi atau nasional: artikel yang dimuat dalam media
jurnalmajalahbuletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANASUN;
modulbuku cetak lokal kabupatenkota yang minimal mencakup materi pembelajaran selama satu semester; mediaalat pembelajaran dalam
bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas individukelompok; dan karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari
pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut. 8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah, yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah
yang relevan dengan tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupatenkota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun
peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikatpiagam bagi nara sumber dan sertifikatpiagam bagi peserta.
9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus dan bukan hanya sebagai anggota di
suatu organisasi kependidikan dan sosial. Pengurus organisasi di bidang kependidikan antara lain pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
ketua jurusan, kepala lab dan pembina kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan pengurus di bidang sosial antara lain menjabat ketua RW,
Ketua RT dan pembina kegiatan keagamaan. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu perhargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualikatif, dan relevansi baik pada tingkat kabupatenkota, provinsi, nasional, maupun
internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan
Wibowo 2004:35, mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan 2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan 3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan
menyediakan rambu-rambu 4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan 5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut,Mulyasa,2007:35 1. Pengawasan Mutu
1 Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
2 Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.
3 Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier
selanjutnya. 4 Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu
maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme
2. Penjamin Mutu 1 Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap
kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta
anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelangganpengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan
sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelangganpengguna.
2 Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan atau pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang
keahlian dan keterampilan tertentu.
D. Tingkat Pendidikan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. Jenjang pendidikan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
Ada 3 jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional ini, yaitu :
1. Pendidikan formal Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
2. Pendidikan nonformal Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus. 3. Pendidikan informal
Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel 1986:160, pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak
terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.
Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru Sahertian, 1994:68 yaitu :
1. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana S1 dengan lama studi 4-7 tahun.
2. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Tahun S2 3. Program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun S3
4. Program Non Gelar program diploma dengan rincian sebagai berikut : a. Program Diploma D1 dengan lama studi 1-2 tahun
b. Program Diploma 2 D2 dengan lama studi 2-3 tahun c. Program Diploma 3 D3 dengan lama studi 3-5 tahun
Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh
kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:
1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester. 2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah
memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan. 3. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester
setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan. 4. Akta IV dengan beban kresit 20 SKS ditempuh selama dua semester
setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan. 5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160
SKS bidang studi di luar kependidikan.
E. Golongan Jabatan
Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.
Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut :
1. Ia : Juru Muda
2. Ib : Juru Muda Tingkat I
3. Ic : Juru
4. Id : Juru Tingkat I
5. IIa : Pengatur Muda
6. IIb : Pengatur Muda Tingkat I
7. IIc : Pengatur
8. IId : Pengatur Tingkat I
9. IIIa : Penata
Muda 10. IIIb : Penata Muda Tingkat I
11. IIIc : Penata
12. IIId : Penata Tingkat I 13. IVa :
Pembina 14. IVb : Pembina Tingkat I
15. IVc : Pembina Utama Muda 16. IVd : Pembina Utama Madya
17. IVe : Pembina Utama
F. Masa Kerja Guru
Masa kerja guru adalah pengalaman guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas
dari lembaga yang berwenang. Untuk menjadi seorang guru, pendidikan terakhir yang harus dimiliki minimal adalah lulusan D2 dan memiliki akta
mengajar, atau dapat pula dengan memiliki ijazah D2 FKIP. Untuk menjalani profesi guru, dibutuhkan jiwa mendidik dan profesional dalam menekuni
bidang tersebut. Perjuangan untuk menjadi pendidik tidak hanya berhenti saat diterima mengajar di suatu sekolah. Perjuangan berikutnya adalah