4. Id : Juru Tingkat I
5. IIa : Pengatur Muda
6. IIb : Pengatur Muda Tingkat I
7. IIc : Pengatur
8. IId : Pengatur Tingkat I
9. IIIa : Penata
Muda 10. IIIb : Penata Muda Tingkat I
11. IIIc : Penata
12. IIId : Penata Tingkat I 13. IVa :
Pembina 14. IVb : Pembina Tingkat I
15. IVc : Pembina Utama Muda 16. IVd : Pembina Utama Madya
17. IVe : Pembina Utama
F. Masa Kerja Guru
Masa kerja guru adalah pengalaman guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas
dari lembaga yang berwenang. Untuk menjadi seorang guru, pendidikan terakhir yang harus dimiliki minimal adalah lulusan D2 dan memiliki akta
mengajar, atau dapat pula dengan memiliki ijazah D2 FKIP. Untuk menjalani profesi guru, dibutuhkan jiwa mendidik dan profesional dalam menekuni
bidang tersebut. Perjuangan untuk menjadi pendidik tidak hanya berhenti saat diterima mengajar di suatu sekolah. Perjuangan berikutnya adalah
memperoleh status. Guru yang bisa bernafas lega adalah guru yang merupakan pegawai negeri atau guru negeri serta guru yang telah diangkat menjadi guru
tetap yayasan. Guru tidak tetap maupun guru honorer adalah guru yang masih harus memperjuangkan statusnya.
Status kepegawaian mendorong seorang guru untuk mempertahankan pekerjaannya. Seorang guru honorer atau guru tidak tetap yang dalam kurun
waktu tertentu tidak kunjung diangkat akan memunculkan dorongan bagi mereka untuk berpindah profesi. Berbeda halnya dengan guru yang telah lama
menjadi guru tetap atau guru negeri. Lama menjalani profesi keguruan juga akan menyebabkan mereka memiliki kualitas yang berbeda dalam segala hal.
Sebagai contoh, guru tidak tetap akan bekerja sebaik mungkin agar dia dipertimbangkan untuk dapat diangkat menjadi guru tetap. Guru yang telah 5
tahun mengajar tentu akan memiliki cara mengajar yang berbeda dibandingkan dengan guru yang baru 2 tahun mengajar atau bahkan guru yang
telah 30 tahun mengajar. Tetapi lama seorang guru dalam menjalani profesi keguruan tidak seutuhnya menjamin bahwa guru yang lebih lama mengajar
akan memiliki kualitas yang lebih baik. Mungkin guru tersebut lebih unggul pada pengalaman dibanding dengan guru-guru baru. Tetapi guru yang baru
mungkin memiliki memiliki kemampuan yang juga lebih baik, misalnya kemampuan dalam memanfaatkan komputer dan penggunaan teknologi dalam
pengajarannya.
G. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik.
Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun
non gelar D4Post Graduate Diploma baik di dalam maupun di luar negeri.
Guru yang satu dengan guru yang lain ada kemungkinan mempunyai tingkat pendidikan formal yang berbeda-beda. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang dicapai oleh guru maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada bidang pendidikan sesuai dengan profesinya.
Selain itu juga semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk
mengembangkan prestasi di sekolah. Guru dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan
yang lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D3 atau dibawahnya. Dengan semakin luasnya wawasan, keinginan yang tinggi
untuk mengembangkan prestasi, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang berbeda ini maka pandangan guru
terhadap persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan