Tujuan Pengembangan Masyarakat Azas dan Prinsip Pertanian Organik

28 kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik https:luluhatta.wordpress.com20141013pengembangan-masyarakat community- development diakses pada 29 maret 2015 pukul 17.13 WIB .

2.4.2 Tujuan Pengembangan Masyarakat

Tujuan muncul sebelum kebijakan, program ataupun kegiatan dibuat. Jika dikaji berdasarkan waktu pencapaiannya, tujuan terbagi atas dua yaitu tujuan langsung atau jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tindakan untuk tujuan langsung tidak dibenarkan bila tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang. Dalam pengembangan masyarakat perlu diperhatikan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka lama sesuai dengan visi masyarakat. Dalam hal ini perlu upaya untuk menghubungkan dan membuat relevansi antara keduanya. Mukerji 1961 menytakan bahwa tujuan pengembangan masyarakat secara rinci adalah membangun kehidupan manusia sebagai individu dan sebagai anggota komunitasnya dengan cara mengembangkan pandangan yang progresif, kemandirian, dedikasi terhadap tujuan komunitas, dan kerja sama. Nasdian, 2014: 36

2.4.3 Asas – Asas dan Prinsip – Prinsip Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat community development sebagai suatu perencanaan sosial perlu berlandasakan pada asas – asas: 1 komunitas dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan; 2 mensinerjikan strategi konprehensif pemerintah, pihak – pihak terkait related parties dan partisipasi warga; 3 membuka akses warga atas bantuan profesional, teknis, serta insentif lainnya agar Universitas Sumatera Utara 29 meningkatkan partsipasi warga; dan 4 mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian, dan gagasan warga komunitas Ife dalam Nasdian, 2014: 46-47. Perserikatan Bangsa Bangsa PBB 1957 dalam sebuah laporannya mengenai konsep dan prinsip – prinsip pengembangan masyarakat, memaparkan sepuluh prinsip yang dianggap dapat diterapkan diseluruh dunia. Sepuluh prinsip tersebut adalah: 1. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan harus berhubungan dengan kebutuhan dasar dari masyarakat; program – program proyek pertama harus dimulai sebagai jawaban atas kebutuhan yang dirasakan orang – orang; 2. Kemajuan lokal dapat dicapai melalui upaya – upaya tak saling terkait dalam setiap bidang dasar, akan tetapi pengembangan masyarakat yang penuh dan seimbang menuntut tindakan bersama dan penyusunan program – program multi-tujuan; 3. Perubahan sikap orang – orang adalah sama pentingnya dengan pencapaian kemajuan material dari program – program masyarakat selama tahap – tahap awal pembangunan; 4. Pengembangan masyarakat mengarah pada partisipasi orang – orang yang mengikat dan lebih baik dalam masalah – masalah masyarakat, revitalisasi bentuk – bentuk yang ada dari pemerintah lokal yang efektif apabila hal tersebut belum berfungsi; 5. Identifikasi, dorongan semangat, dan pelatihan pemimpin lokal harus menjadi tujuan dasar setiap program; 6. Kepercayaan yang lebih besar pada partisipasi wanita dan kaum muda dalam proyek – proyek pengembangan masyarakat akan memperkuat program – Universitas Sumatera Utara 30 program pembangunan, memapankanya dalam basis yang luas dan menjamin ekspansi jangka panjang; 7. Agar sepenuhnya efektif, proyek – proyek swadaya masyarakat memerlukan dukungan intensif dan ekstensif dari pemerintah; 8. Penerapan program – program pengembangan masyarakat dalam skala nasional memerlukan pengadopsian kebijakan yang konsisten, pengaturan administratif yang spesifik, perekrutan dan pelatihan personil, mobilisasi sumber daya lokal dan nasional, dan organisasi penelitian eksperimen, dan evaluasi; 9. Sumber daya dalam bentuk organisasi – organisasi non-pemerintah harus dimanfaatkan penuh dalam program – program pengembangan masyarakat pada tingkat lokal, nasional, dan internasional; dan 10. Kemajuan ekonomi dan sosial pada tingkat lokal mensyaratkan pembangunan yang paralel ditingkat nasional Nasdian, 2014: 46-48. Sementara Ife dalam Nasdian 2014 juga memaparkan 22 prinsip pengembangan masyarakat community development yaitu: 1 Integrated development; 2 Confronting Structural Disadvantage Konfrontasi dengan Kebatilan Struktural; 3 Human Right Hak Asasi Manusia; 4 Sustainability Keberlanjutan; 5 Empowerment Pemberdayaan; 6 The Personal and The Political Pribadi dan Politik; 7 Community Ownership kepemilikan komunitas; 8 Self-Reliance Kemandirian; 9 Independence from State Tidak Ketergantungan pada Pemerintah; 10 Immediate Goals dan Ultimate Vision Tujuan dan Visi; 11 Organic Development Pembangunan Bersifat Organik; 12 The Pace of Development Kecepatan Gerak Pembagunan; 13 External Experties Keahlian Pihak Luar; 14 Community Building Membangun Komunitas; 15 Process and Outcome Proses dan Hasilnya; 16 The Integrity of the Process Universitas Sumatera Utara 31 Keterpaduan Proses; 17 Non Violence Tanpa Kekerasan; 18 Inklusif; 19 Konsensus; 20 Co-operation Kerjasama; 21 Particapation Partisipasi; 22 Defining Need Mendefinisikan Kebutuhan. 2.5. Pertanian Organik 2.5.1. Pengertian Pertanian Organik Istilah pertanian organik menghimpun seluruh imajinasi petani dan konsumen secara serius dan bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga berusaha untuk menghasilkan produksi tanaman berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumber daya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian. Dengan demikian pertanian organik merupakan suatu gerakan kembali “ke alam” Sutanto, 2002: 20 Ada dua pemahaman tentang pertanian organik, yaitu pertanian organik dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapat benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pasca panen tidak sedikitpun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan pengertian pertanian organik dalam arti luas adalah pertanian yang masih memberi toleransi penggunaan bahan kimia dalam batas – atas tertentu Isnaini, 2006: 239-240 Menurut Standard Nasional Indonesia SNI pertanian organik adalah sistem produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro- ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah Azhar F., Kaputra I., Jumarni, Tarigan R. S., 2012: 28. Pertanian alami dilakukan Universitas Sumatera Utara 32 tanpa bahan kimia, dengan prinsip dasar menghidupkan tanah dengan mengikuti hukum alam. Dibutuhkan waktu minimal 2 tahun untuk mongkonversi lahan pertanian anorganik menjadi lahan pertanian organik. Hal tersebut tergantung situasi dan kondisi seperti masa penggunaan lahan anorganik, letak lahan pertanian, proses pengairan dan sebagainya. Selain itu penerapan pertanian anorganik di lahan pertanian yang sedang masa transisi akan semakin memperlama masa transisi tersebut Sriyanto, 2010: 31.

2.5.2 Azas dan Prinsip Pertanian Organik

Menurut Fukuoka 1985 ada 4 azas menuju pertanian organik. 1. Tanpa olah tanah. Tanah tanpa diolah atau dibalik. Pada prinsipnya tanah mengolah sendiri, baik menyangkut masuknya perakaran tanaman maupun kegiatan mikrobia tanah, mikro fauna dn cacing tanah. 2. Tidak digunakan sama sekali pupuk kimia maupun kompos. Kebutuhan untuk tanaman bisa dipenuhi dengan menanam tanaman penutup tanah semisal leguminose, kacang – kacangan dan mengembalikan jerami ke ladang dengan ditambah sedikit kotorang unggas atau sapi. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur teratur dari tumbuhan dan binatang Insaini, 2006: 241. 3. Tidak dilakukan pemberantasan gulma baik melalui pengolahan tanah maupun penggunan herbisida. Pemakaian mulsa jerami, tanaman penutup tanah maupun penggengan sewaktu – waktu akan membatasi dan menekan pertumbuhan gulma. Universitas Sumatera Utara 33 4. Sama sekali tidak bergantung pada bahan kimia. Sinar matahari, hujan dan tanah merupakan kekuatan alam yang secara langsung akan mengatur keseimbangan kehidupan kami Sutanto, 2002: 20. Adapun prinsip – prinsip dasar pertanian organik yaitu: 1. Menghasilkan pangan bernutrisi tinggi dalam jumlah yang cukup. 2. Mendorong dan meningkatkan siklus hayati dalam sistem pertanian dengan melibatkan mikro organisme, tanah, flora dan fauna. 3. Mengenali dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam produksi pertanian organik. 4. Sedapat mungkin menggunakan sumber daya – sumber daya yang dapat diperbaharui pada sistem pertanian yang diselenggarakan secara lokal. 5. Menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang. 6. Menjaga dan mendorong keragaman hayati pertanian dan alam dilahan pertanian dan sekelilingnya melalui penggunaan sistem produsi berkelanjutan dan perlindungan habitat tumbuhan dan margasatwa. 7. Menciptakan keseimbangan yang harmonis antara produksi tanaman dan peternakan. 8. Menyediakan kondisi kehidupan yang mengizinkan bagi hewan untuk hidup sesuai dengan sifat dasarnya. 9. Mendorong terciptanya kesatuan rangkaian produksi, pemrosesan dan distribusi yang berkeadilan sosial maupun bertanggungjawab secara ekologis dan kesehatan Azhar, et.al.,2012: 33. Universitas Sumatera Utara 34

2.5.3 Manfaat Pertanian Organik

Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

1 68 72

Analisis Komparatif Tingkat Sosial Ekonomi Petani Organik Dampingan BITRA dan Petani Anorganik (Studi Kasus Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

2 42 116

PERTANIAN PADA SAWAH ORGANIK DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGSI.

0 2 22

BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

2 5 12

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 67

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 43

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 12

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 16

PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI

0 0 13