Kesimpulan Sosial Ekonomi Variabel Terikat .1 Pendapatan

159

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Program pertanian organik memiliki pengaruh positif terhadap sosial ekonomi kelompok dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan BITRA Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini diketahui setelah membandingkan sosial ekonomi kelompok dampingan petani organik setelah mengikuti program dan bukan kelompok dampingan petani anorganik yang meliputi pendapatan, kesehatan, pendidikan anak, pangan, pakaian dan perumahan. Meskipun pada saat pelatihan masih ada petani yang kurang mengerti namun pada saat ini mayoritas dari petani organik di Desa Lubuk Bayas yang merupakan kelompok dampingan Yayasan BITRA Indonesia sudah mengerti, karena mendapat pengarahan dan pendampingan dari petani lain yang mengerti. Hal tersebut dibuktikan dari peningkatan hasil pertanian organik yang telah dicapai saat ini. Berdasarkan analisis uji t dua sampel independen dengan derajat kebebasan pada level kofiden 0,05 diketahui bahwa hasilnya, t hitung lebih besar dari t tabel 2,3188 2,045 atau 2,3188 2,048. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Beberapa indikator yang memiliki perbedaan yang signifikan dan sangat berpengaruh dalam perhitungan sosial ekonomi secara menyeluruh antara lain: indikator pendapatan yang didominasi oleh pendapatan dari hasil usaha tani, indikator kesehatan berupa status kesehatan, indikator pangan berupa frekuensi konsumsi makanan tambahan berupa susu dan buah, indikator pakaian berupa frekuensi pembelian pakaian baru untuk istri, dan indikator perumahan yaitu status kepemilikan rumah. Universitas Sumatera Utara 160 2. Berdasarkan indikator pendapatan, petani organik memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan petani anorganik. Hal tersebut dikarenakan perbedaan pendapatan petani organik dan petani anorganik dari hasil usaha tani cukup signifikan. Adapun berdasarkan analisis uji t 2 sampel independen dengan nilai kritis untuk t dalam dk = 29 pada level kofiden 0,05 = 2,045 dan nilai kritis untuk t dalam dk = 28 pada level kofiden 0,05 = 2,048. Hasilnya t hitung lebih besar dari t tabel 4,533 2,045 atau 4,533 2,048. Dengan demikian Ha diterima yaitu ada perbedaan yang signifikan dari hasil usaha tani antara petani organik dan petani anorganik. Adapun beberapa faktor yang membuat perbedaan signifikan tersebut yaitu biaya produksi yang dikeluarkan petani organik lebih sedikit dibandingakan biaya produksi yang dikeluarkan petani anorganik. Selain itu harga gabahberas organik juga lebih mahal dibandingkan harga gabahberas anorganik. Meskipun rata – rata hasil panen padi organik saat ini masih lebih rendah dari rata – rata hasil panen padi anorganik, dengan harga yang ada saat ini membuat pertanian padi organik masih lebih menguntungkan dibandingkan pertanian padi anorganik. Selain itu rata – rata hasil panen padi organik juga semakin meningkat dari tahun – ketahun. Hal ini tentu akan berpeluang meningkatkan pendapatan petani organik dimusim tanam yang akan datang. 3. Berdasarkan indikator kesehatan, keluarga responden petani organik memiliki status kesehatan yang lebih baik dibandingkan keluarga responden petani anorganik. Hal tersebut dilihat berdasarkan rata – rata sakit responden per- tahunnya. Keluarga responden petani organik memiliki rata – rata sakit pertahun yang lebih sedikit dibandingkan keluarga responden petani anorganik. Berdasarkan analisis uji t 2 sampel independen dengan nilai kritis untuk t dalam dk = 29 pada level kofiden 0,05 = 2,045 dan nilai kritis untuk t dalam dk = 28 Universitas Sumatera Utara 161 pada level kofiden 0,05 = 2,048. Hasilnya, t hitung lebih besar dari t tabel 2,1674 2,045 atau 2,1674 2,048. Dengan demikian Ha diterima yaitu ada perbedaa n yang signifikan. Selain itu keluarga responden petani organik lebih dominan hanya sakit ringan yang membuat responden hanya membeli obat diwarung saja. Sementara responden petani anorganik ada yang berobat ke rumah sakit. Hal tersebut bukan dikarenakan kebiasaan responden menuju rumah sakit jika sakit melainkan karena keluarga responden tersebut ada yang menderita penyakit berat dan sudah parah. Melihat kondisi kesehatan keluarga responden petani organik yang lebih baik, membuat responden petani organik lebih dominan mampu membeli obat jika sakit dibandingkan responden petani anorganik. 4. Berdasarkan indikator pangan, rata – rata responden petani organik mengkonsumsi daging, susu dan buah yang lebih banyak perminggunya dibandingkan responden petani anorganik. Akan tetapi berdasarkan uji t yang dilakukan perbedaan signifikan yang menegaskan hipotesis saat ini Ha diterima hanya ada pada kategori buah dan susu. Adapun hasil dari analisis uji t dua sampel independen untuk frekuensi mengkonsumsi telur dengan nilai kritis untuk t dalam dk = 29 pada level kofiden 0,05 = 2,045 dan nilai kritis untuk t dalam dk = 28 pada level kofiden 0,05 = 2,048. Hasilnya, t hitung lebih besar dari t tabel 2,5928 2,045 atau 2,5928 2,048. Hal tersebut menegaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam mengkonsumsi susu perminggunya antara responden petani organik dengan responden petani anorganik. 5. Berdasarkan indikator pakaian yang dilihat dari kemampuan membeli pakaian baru untuk istri, anak laki – laki dan anak perempuan responden. Responden petani organik memiliki frekuensi membeli pakaian yang lebih tinggi dibandingkan responden petani anorganik. Akan tetapi berdasarkan analisis uji t Universitas Sumatera Utara 162 yang dilakukan, perbedaan signifikan yang menyatakan hipotesis saat ini Ha diterima hanya ada pada kategori untuk istri. Sementara frekuensi membeli pakaian untuk anak laki – laki dan untuk anak perempuan hanya memiliki sedikit perbedaan dan belum termasuk signifikan yang membuat hipotosis sebelumnya Ho diterima. Adapun hasil dari analisis uji t dua sampel independen untuk frekuensi membeli pakaian istri dengan nilai kritis untuk t dalam dk = 29 pada level kofiden 0,05 = 2,045 dan nilai kritis untuk t dalam dk = 28 pada level kofiden 0,05 = 2,048. Hasilnya, t hitung lebih besar dari t tabel 3,222 2,045 atau 3,222 2,048. Dengan demikian Ha diterima yaitu terdapat perbedaan secara signifikan dalam rata – rata membeli pakaian pertahun baru untuk istri antara responden petani organik dengan responden petani anorganik.. 6. Berdasarkan indikator perumahan yang dilihat dari tipe rumah, status kepemilikan rumah dan aset yang dimiliki. Responden petani organik memiliki rata rata tipe rumah yang lebih rendah dibandingkan responden petani anorganik. Sementara berdasarkan status kepemilikan rumah dan aset yang dimiliki, responden petani organik memiliki rata – rata yang lebih tinggi dibandingkan responden petani anorganik. Akan tetapi berdasarkan analisis uji t yang dilakukan, perbedaan signifikan yang menyatakan hipotesis saat ini Ha diterima hanya pada kategori status kepemilikan rumah, dimana t hitung t tabel 2,0764 2,0017. Dengan demikian Ha diterima dan kesimpulanya terdapat peredaan yang signifikan tentang status kepemilikan rumah anatara petani organik dengan petani anorganik. Responden petani organik sangat dominan memiliki rumah sendiri sementara responden petani anorganik dominan menumpang dengan orang tua. Sedangkan kategori aset yang dimiliki, perbedaannya hanya sedikit. Hal tersebut dikarenakan petani anorganik dominan Universitas Sumatera Utara 163 menumpang dirumah orang tua, dimana aset yang dimiliki bertambah akan tetapi tidak sepenuhnya milik responden petani anorganik.

6.2 Saran

Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

1 68 72

Analisis Komparatif Tingkat Sosial Ekonomi Petani Organik Dampingan BITRA dan Petani Anorganik (Studi Kasus Padi Sawah Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

2 42 116

PERTANIAN PADA SAWAH ORGANIK DI DESA LUBUK BAYAS KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGSI.

0 2 22

BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

2 5 12

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 67

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 43

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 12

Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kelompok Dampingan Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA) Indonesia di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 16

PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI

0 0 13