maupun informal.Dengan tidak terdapatnya sarana pendidikan di desa Negeri Gugung ini, bukan berarti masyarakat di desa ini tidak mengenal dunia pendidikan. Anak-anak
yang ingin menempuh pendidikan pada tingkat SD, terpaksa bersekolah di desa sebelah tepatnya di desa Cinta Rakyat atau yang sering mereka sebut desa Basukum.
Setiap hari mereka harus menempuh perjalanan dengan jarak 3 KM yang di tempuh dengan berjalan kaki, tidak ada angkutan khusus yang bisa mengantar dan menjemput
mereka.Namun jika beruntung pada saat pulang sekolah terkadang ada angkutan yang mau menumpangi mereka sampai ke Negeri Gugung. Sedangkan untuk tingkat
sekolah SMP dan SMA bukan terletak di desa Cinta Rakyat, melainkan berada di Bandar Baru. Mereka yang ingin melanjutkan sekolah di tingkat SMP dan SMA tidak
lagi tinggal di desa Negeri Gugung dikarenakan jarak yang sangat jauh ditambah lagi dengan kondisi jalan yang rusak.Mereka yang melanjutkan sekolah memilih untuk
tinggal bersama sanak saudara mereka yang berada di desa Bandar Baru dan ada juga yang memilih untuk Kost.
4.1.6.2 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di desa Negeri Gugung hanya berupa Puskesmas pembantu.Namun bangunan tersebut sangat tidak terurus dan jarang difungsikan
karena tidak terdapat ahli kesehatan di desa ini.Ahli kesehatan berupa Bidan desa datang kedesa ini hanya satu kali dalam seminggu.Bidan desa tersebut berasal dari
desa Bandar Baru.Jika Bidan tersebut datang, dia biasanya mengunjungi rumah- rumah warga untuk mengobati jika ada yang sakit dan mengadakan Posyandu bagi
Balita dan anak-anak. Warga desa Negeri Gugung tidak sepenuhnya bergantung pada
Universitas Sumatera Utara
ahli kesehatan, jika ada warga yang menderita sakit, mereka menggunakan obat- obatan atau ramuan alami yang biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pengetahuan
mereka tentang pengobatan secara alamai terjadi secara turun temurun dan sudah sejak lama.
Gambar 3. Puskesmas Pembantu Desa Negeri Gugung
4.1.6.3 Sarana Ibadah
Di desa Negeri Gugung, hanya terdapat satu buah sarana ibadah untuk warga desa yang memeluk agama Kristen Katolik, yaitu sebuah gereja Katolik yang
bernama Shanto Josep. Gereja ini terletak di atas bukit yang tidak terlalu tinggi tepat di depan Puskesmas pembantu. Bangunan gereja Shanto Josep merupakan bangunan
yang paling besar yang terdapat di desa Negeri Gugung. Gereja ini mempunyai seorang Pastor yang bernama Marcel Damanik. Pastor Marcel Damanik ini bukan
warga desa Negeri Gugung melainkan warga desa Bandar Baru yang datang ke desa Negeri Gugung hanya satu bulan sekali yaitu pada minggu keempat untuk memimpin
kebaktian yang dilakukan pada hari minggu. Selama Pastor tidak ada, pada setiap minggunya kebaktian dipimpin oleh seorang Perhangir atau Sintua yang bernama
Universitas Sumatera Utara
Darius Sembiring yang merupakan warga desa Negeri Gugung. Tidak terdapat Musholla, Mesjid, maupun Gereja Kristen Protestan karena di desa ini, mayoritas
masyarakatnya adalah beragama Kristen Katolik.
Gambar 5. Gereja Santho Josep Desa Negeri Gugung.
4.1.6.4 Sarana Transportasi dan Komunikasi