merupakan tempat pedagang berjualan pada saat hari pekan dan tempat para pendaki bermalam pada saat melakukan pendakian menuju gunung takur-takur.
4.1.7 Latar Belakang Sosial Budaya 4.1.7.1 Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh mayarakat desa ini dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Karo.Bahasa Karo digunakan masyarakat desa Negeri Gugung dalam
pergaulan sehari-hari untuk berkomunikasi, baik itu orang tua, dewasa dan anak- anak.mereka juga dapat menggunakan bahasa Indonesia jika ada orang pendatang
yang tidak mengerti bahasa Karo. Namun ada juga sebagian warga yang hanya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Karo saja, biasanya warga tersebut adalah
warga yang telah berusia lanjut.
4.1.7.2 Adat Istiadat
Masyarakat Negeri Gugung mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik. Adat istiadat yang digunakan di desa ini sama seperti adat
istiadat yang terdapat pada etnis Karo pada umumnya seperti pada saat acara pernikahan, kematian, pesta tahunan dan lain sebagainya. Adat istiadat yang terdapat
di desa ini dapat menjadikan hubungan yang terjadi pada setiap anggota masyarakat terjalin dengan baik seperti solidaritas yang semakin erat dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, adat istiadat yang terdapat di desa negeri Gugung, dapat berfungsi sebagai pemersatu masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7.3 Religi
Walaupun di desa Negeri Gugung sudah menganut agama modern seperti agama Katolik, namun masyarakat desa masih mempunyai keyakinan terhadap
kekuatan ghaib seperti kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang. Di desa Negeri Gugung terdapat sebuah kuburan. Diakui masyarakat setempat bahwa kuburan
tersebut didirikan untuk menghormati orang yang pertama kali mendirikan desa tersebut yaitu bermarga Barus. Sebenarnya di dalam kuburan tersebut bukanlah jasad
marga Barus yang merupakan pendiri desa Negeri Gugung melainkan seekor anjing merah.Jasad pendiri desa sampai sekarang belum diketahui, maka ada sekelompok
dari etnis Pak-pak yang dinamakan si pitu erdalan yang diakui dukun besar melakukan upacara tersebut guna menghormati arwah nenek moyang.Sampai
sekarang masyarakat setempat sangat menghormati keburan tersebut dan mengakui semenjak ada kuburan tersebut desa selalu aman. Setiap ada orang berniat jahat
tibanya di kampung tersebut akan berubah pikiran. Masyarakat menyebutnya penjaga kuta atau penjaga kampung.
Selain mengakui arwah nenek moyang, masyarakat setempat juga mengakui kekuatan gaib pada suatu tempat.Misalkan saja, jika kita ingin ketempat tersebut
harus bersikap sopan dan tidak boleh berbicara sembarangan. Apabila kita melanggar ketentuan tersebut diyakini akan mendapat musibah. Masyarakat juga percaya akan
kekuatan supranatural atau gaib yang dapat menyebuhkan dan melindungi dari hal- hal yang membahayakan jiwa. Masyarakat desa Negeri Gugung masih sangat
Universitas Sumatera Utara
meyakini seorang dukun.Bahkan masyarakat setempat mengakui dukun yang ada di desa tersebut diakui kehebatannya sampai keluar daerah.
Gambar 8.Kuburan penjaga kampung.
4.1.7.4 Seni