semenjak itu timbul rasa ketakutan dan berangsur-angsur para gerombolan tidak lagi beroperasi mereka berubah dan bekerja sebagai petani.
4.2.2 Kusmas Bangun
Kusmas Bangun adalah seorang warga asli desa Negeri Gugung yang berusia 40 tahun.Kusmas Bangun memeluk agama Kristen Katolik dan berasal dari keturunan
etnis Karo. Ia mempunyai seorang istri yang juga merupakan penduduk asli desa Negeri Gugung dan mempunyai 4 orang anak yang terdiri dari 3 orang anak laki-laki
dan 1 orang anak perempuan. Kusmas Barus sehari-harinya bekerja sebagai petani, di ladang yang cukup luas peninggalan orang tuanya.Di ladangnya tersebut terdapat
tanaman karet Hevea braziliensis, langsat L.Domesticum Var. Domesticum, jahe Zingiber officinale dan kakao Theobroma cacao..Pendapatannya yang diperoleh
dari hasil ladangnya ini, dapat dikatakan lebih kalau hanya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari- hari. Sebagian hasil yang diperoleh dari ladangnya di
tabung untuk keperluan pendidikan ke 4 anaknya. Selain bekerja sebagai petani, Kusmas bangun adalah seorang kepala desa
Negeri Gugung.Ia telah menjabat sebagai Kepala desa sejak tahun 2009. Selama menjabat sebagai kepala desa, dia harus membagi waktu antara pekerjaan sebagai
petani dan sebagai kepala desa yang harus dapat bertanggung jawab dalam hal mengurusi segala urusan desa yang di pimpinnya demi kebaikan dan kemajuan desa
Negeri Gugun
4.2.3 Husni Tarigan
Universitas Sumatera Utara
Husni Tarigan adalah seorang warga Desa Negeri Gugung berusia 35 tahun, memeluk agama Kristen Katolik dan berasal dari etnis Karo.Husni bekerja sebagai
petani dan penderes rambung atau karet Hevea braziliensis.Husni Tarigan adalah warga pendatang yang berasal dari Amplas dan telah 14 tahun berdomisili di Desa
Negeri Gugung.Husni Tarigan mempunyai seorang istri dan belum mempunyai anak.sebelum datang ke desa Negeri Gugung, Husni bekerja serabutan dan bekerja
sebagai buruh harian lepas. Namun dia merasa tidak nyaman di karenakan pekerjaannya yang tidak menetap, dan sangat menguras tenaga apabila dia harus
bekerja sebagai buruh.Selain itu husni mengakui daerah amplas terlalu ramai dan dipenuhi dengan keributan sehinngga membuat dia sangat tidak nyaman. Husni telah
lama berkeinginan untuk pindah ke daerah lain dan mencari pekerjaan yang lebih baik untuk dapat merubah nasibnya.
Husni datang ke desa negeri Gugung Berawal dari ajakan pamannya yang merupakan warga asli desa Negeri Gugung, untuk membantunya memanen hasil
taninya.Bermula dari itu, Husni merasa betah dan tertarik untuk berdomisili di desa Negeri Gugung.Husni mengakui kalau kehidupannya lebih baik setelah berada di
desa Negeri Gugung dari pada harus kembali lagi ke daerah asalnya. Husni kini telah mempunyai tempat tinggal tetap yaitu sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu
yang ia tempati bersama seorang istri yang merupakan warga asli desa Negeri Gugung.
4.2.4 Dewi sembiring
Universitas Sumatera Utara
Dewi Sembiring adalah seorang wanita yang berusia 29 tahun, merupakan warga pendatang yang berasal dari desa Bandar Baru.Dewi menjadi warga desa
Negeri Gugung setelah menikah dengan suaminya yang merupakan warga asli desa Negeri Gugung.Dewi menikah sejak 12 tahun yang lalu, tepatnya di awal tahun
2000.Dewi hanya bersekolah sampai pada tingkat sekolah menengah pertama SMP. Sekarang ia bekerja sebagai ibu rumah tangga dan membatu suaminya bekerja di
ladang. Dewi mempunyai dua orang anak yang terdiri dari seorang anak perempuan yang merupakan anak pertamanya yang masih berusia 5 tahun dan anak keduanya
seorang laki-laki yang masih berusia 3 tahun. Dewi Sembiring beragama Kristen Katolik yang sebelumnya memeluk agama Islam. Ia pindah agama semenjak
menikah dengan suaminya M. Barus berusia 32 tahun. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil milik mereka di desa Negeri Gugung.
Dewi mengakui ia merasa sangat bahagia tinggal bersama suami dan kedua anaknya meski harus tinggal dirumahnya yang sangat sederhana itu. Meskipun desa asalnya
Bandar Baru lebih memadai dari segi sarana dan prasarananya, dewi merasa lebih nyaman berada di desa ini.Dikarenakan kebutuhan hidup yang diperlukan tidak tinggi
dan lebih mudah mencari uang, yang di peroleh dari hasil ladang mereka yang di tanamani tanaman jengkol Archidendron pauciflorum dan jahe Zingiber officinale.
4.2.5 B. Barus