Darius Sembiring yang merupakan warga desa Negeri Gugung. Tidak terdapat Musholla, Mesjid, maupun Gereja Kristen Protestan karena di desa ini, mayoritas
masyarakatnya adalah beragama Kristen Katolik.
Gambar 5. Gereja Santho Josep Desa Negeri Gugung.
4.1.6.4 Sarana Transportasi dan Komunikasi
Untuk menuju ke dasa ini tersedia angkutan umum berupa ojek sepeda motor dan mobil angkutan. Akan tetapi, mobil angkutan yang ada hanya satu kali dalam
seminggu, yaitu pada hari senin saja. Sedangkan pada hari lain mobil angkutan hanya sampai pada desa Cinta Rakyat atau Basukum. Untuk menaiki mobil angkutan ini
masyarakat dikenakan ongkos sebesar Rp. 12.000. Jika angkutan umum yang berupa mobil angkutan hanya ada satu kali dalam seminggu, angkutan umum yang berupa
ojek sepeda motor tidak demikian, masyarakat bisa menumpangi ojek sepeda motor setiap hari dengan ongkos yang cukup mahal yaitu Rp. 25.000. angkutan umum yang
berupa ojek sepeda motor dan mobil angkutan ini berpangkal di desa Bandar Baru, tepatnya di simpang Bukum. Selain angkutan umum, sebagian masyarakat desa
Universitas Sumatera Utara
Negeri Gugung juga memiliki kendaraan pribadi yang berupa sepeda motor dan mobil pickup.Jarak antara simpang Bukum menuju desa Negeri Gugung adalah 18
Km dengan melewati jalan dengan kondisi yang rusak dan belum seluruhnya beraspal. Jalan yang dilewati juga menanjak dan banyak tikungan berbahaya, akan
tetapi dengan kondisi yang demikian, tidak terdapat rambu-rambu serta pengaman seperti pembatas pada pada tepi jalan yang disebelahnya terdapat jurang yang cukup
curam, sehingga resiko terjadinya kecelakaan sangat tinggi. Sarana komunikasi yang ada di desa ini terdiri dari telepon genggam, radio,
televisi dan surat kabar. Di sebagian rumah warga yang mempunyai televisi, mereka biasanya menonton pada malam hari saja di waktu istirahat sepulang mereka dari
ladang.karena listrik yang tersedia hanya mulai menyala pada pukul 17.00 WIB sampai pada pukul 08.00 WIB. Untuk berkomunikasi menggunakan telepon genggam
masih sangat sulit dikarenakan oleh keterbatasan jaringan.Di desa ini jaringan untuk telepon genggam hanya ada pada beberapa titik tertentu dan hanya beberapa provider
tertentu saja yang menyediakan jaringan seperti provider INDOSAT dan XL.Namun untuk sarana komunikasi seperti radio tidak begitu sulit, banyak warga yang
menggunakan aplikasi telepon genggam mereka sebagai alat untuk mendengarkan radio. Sedangkan untuk memperoleh surat kabar, biasanya warga menitip pada warga
lain yang lain yang ingin pergi atau membelinya sendiri di desa terdekat yang menjual surat kabar karena di desa ini tidak ada yang menjual surat kabar.
Universitas Sumatera Utara
4.1.6.5 Sarana Rekreasi dan Hiburan