risiko gagal bayar yang rendah, sedangkan investor tertarik dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Semakin besar profitabilitas yang dimiliki oleh
perusahaan maka jumlah hutang yang digunakan akan rendah, semakin tinggi profitabilitas memiliki pengaruh yang baik untuk perusahaan.
Perusahaan akan menggunakan pendanaan internal daripada eksternal dalam membiayai kegiatan operasionalnya, permintaan yang semakin
banyak akan meningkatkan aktivitas penjualan maka perusahaan akan memiliki dana internal yang cukup untuk kegiatan operasional perusahaan,
semakin besar profit yang dihasilkan semakin rendah struktur modal. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipotesis:
H2 : Profitabilitas Berpengaruh Negatif dan Signifikan Terhadap Struktur
Modal
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan penelitian Reswari 2016 kepemilikan institusional berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan penelitian Sisworo
2011 menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Adanya monitoring yang
dilakukan oleh kreditur sehingga menyebabkan manajer bertindak sesuai keinganan kreditur. Dengan pengawasan yang ketat dilakukan oleh
pemegang saham institusi ataupun pihak ketiga yaitu kreditur maka akan mendisiplinkan kinerja manajer dalam pengambilan keputusan pendaan
terutama hutang. Dimana dimungkinkan semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin rendah penggunaan hutang. Jika kepemilikan
institusional semakin tinggi maka penggunaan hutang dalam perusahaan akan menurun disebabkan karena institusi langsung mengawasi kinerja
perusahaan sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan modal sendiri dari pada hutang, dengan adanya asimetri informasi menyebabkan
biaya modal eksternal lebih mahal dari pada sumber dana internal, sehingga perusahaan akan lebih mengutamakan modal sendiri yang
asimetri informasinya lebih rendah, diama asimetri yang rendah adalah modal sendiri dimana perusahaan akan menggunakan modal sendiri untuk
kegiatan operasional perusahaan, dimana pemengang saham cenderung berorientasi pada return sehingga jika biaya modal tinggi akan berdampak
terjadinya kemungkinan risiko kebangkrutan dengan biaya modal yang rendah akan meminimumkan risiko yang dihadapi perusahaan dan dapat
menekan biaya operasional perusahaan. Dengan adanya biaya modal yang rendah maka keuntungan yang
diperoleh akan semakin tinggi, sehingga dimungkinkan bahwa pemegang saham lebih menyukai pendanaan modal sendiri dibandingkan hutang
dengan pertimbangan biaya modal rendah. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin rendah penggunaan hutang. Berdasarkan
uraian diatas maka dapat ditarik hipotesis:
H3
: Kepemilikan Institusional Berpengaruh Negatif dan Signifikan Terhadap Struktur Modal