Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
Keputusan perusahaan untuk menggunakan sebagian besar pendanaan melalui utang akan meningkatkan risiko keuangan perusahaan tersebut
dengan beban bunga yang harus ditanggung. Perusahaan juga harus mempertimbangkan aspek pajak yang dinilai merupakan keuntungan dari
penggunaan utang yang bisa mengurangi biaya bunga, karena penggunaan modal sendiri yang terlalu banyak juga akan menurunkan tingkat
produktivitas. Kombinasi yang baik dalam penggunaan pendanaan dari kedua sumber tersebut akan menghasilkan struktur modal yang optimal. Menurut
Brigham and Houston, 2011 struktur modal yang optimal merupakan struktur yang akan memaksimalkan nilai perusahaan, dan struktur ini pada
umumnya menggunakan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan earnings per share yang diharapkan.
Struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Brigham dan Houston 2006 faktor-faktor yang memengaruhi struktur modal
antara lain: stabilitas penjualan, struktur aset, leverage keuangan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, kondisi
pasar, fleksibilitas keuangan, dan lain-lain. Masing-masing perusahaan memiliki faktor yang berbeda. Latar belakang perusahaan yang berbeda
seperti ukuran perusahaan, tingkat produktivitas atau tingkat pertumbuhan perusahaan, risiko usaha, laba perusahaan dan sebagainya juga memiliki
perbedaan. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang sudah terbukti secara empiris, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
struktur modal. Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa
peneliti dalam menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap struktur diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Setyawan dkk 2016,
menunjukkan bahwa secara parsial variabel firm size, growth opportunity, profitability, business risk, effective tax rate, asset tangibility dan firm age
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel liquidity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal. Penelitian yang dilakukan oleh Arini 2014, menyatakan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa likuiditas, ukuran perusahaan,
profitabilitas, pertumbuhan penjualan, berpengaruh terhadap struktur modal kearah negatif, dan strktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal,
pada penelitian Gede dan Made 2015 menyatakan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa struktur aktiva dan pajak berpengaruh terhadap struktur
modal ke arah positif, profitabilitas dan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktrur modal. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Mikrawardhana 2015, yang menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Dana 2015 menyatakan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dan tingkat pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pada
penelitian Indarajaya dkk. 2011 menyatakan hasil penelitian menunjukkan
bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal leverage, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal, dan profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan variabel pertumbuhan dan
risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Pada penelitian Santika dan Sudiyanto 2011 menyatakan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap
struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Pada penelitian Wahyuni 2014 menyatakan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran dan penghematan pajak berpengaruh postif signifikan, profitabilitas berpengaruh negatif signifikan.
Pada penelitian Bhawa 2015 menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur
modal, likuiditas dan risiko bisnis berpengaruh positif, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pada penelitian Sisworo 2011
mnyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa fix tangibility asset dan dividend tidak berpengaruh terhadap struktur modal, firm size dan
kepemilikan institusional berpengaruh terhdapa stuktur modal, growth sales berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pada penelitian Hidayatullah
2016 menyatakan hasil penilitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris berpengaruh
terhadap struktur modal, jumlah rapat dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap struktur modal. Pada penelitian Merta Dewi 2014 dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah likuiditas dan profitabilitas berpengaruh negatif
serta signifikan terhadap struktur modal, sedangkan tangibility assets, ukuran perusahaan dan pajak berpengaruh positif serta signifikan terhadap struktur
modal. Pada penelitian Haryadi 2016 menyatakan bahwa kepemilikan institusional, profitabilitas berpengaruh negatif signifikan sedangkan, ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Pada penelitian Ananto 2015 menyatakan hasil penelitian Profitabilitas memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal, growth opportunity tidak
memiliki pengaruh terhadap struktur modal, likuiditas memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Hasil pengaruh dari faktor-faktor ini juga dipengaruhi oleh teori-teori pendukung struktur modal diantaranya Pecking Order Theory, Agency
Theory, Trade off Theory, dan sebagainya. Masing-masing teori memiliki pendapat dan pengaruh yang juga berbeda terhadap struktur modal. Faktor-
faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas, profitabilitas, kepemilikan institusional, business risk, dan pajak.
Kemampuan perusahaan dalam melunasi utang khususnya utang jangka pendek perlu diperhatikan. Likuiditas adalah seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya. Likuiditas salah satunya diukur dengan rasio utang yang merupakan rasio
yang mengukur persentase kebutuhan modal yang dibelanjai dengan
utang Brigham dan Houston, 2006. Kewajiban jangka pendek perusahaan seringkali dipenuhi dengan menggunakan aset lancar seperti kas, piutang,
surat berharga, ataupun persediaan. Perusahaan yang memiliki aset lancar aset likuid yang besar akan lebih mudah untuk melakukan pendanaan
terhadap kegiatan operasionalnya jika pendanaan tambahan diperlukan. Disisi lain likuiditas perusahaan yang semakin besar juga akan berdampak terhadap
struktur modal yang menurun. Sesuai dengan Pecking Order Theory perusahaan akan lebih memilih
menggunakan dana internal terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya daripada harus menggunakan utang. Perusahaan menginginkan
tingkat profitabilitas yang selalu tinggi dan stabil. Dari hasil keuntungan tersebut, perusahaan dapat menahan sebagian profit-nya ke dalam laba
ditahan ataupun untuk ekspansi usaha. Dalam kaitannya dengan struktur modal, jika alokasi keuntungan ke dalam laba ditahan besar, maka perusahaan
cenderung lebih memilih untuk melakukan pendanaan tambahan dari laba ditahan, untuk kekurangannya dapat dipenuhi dengan menggunakan utang.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan mengurangi utang. Hal ini disebabkan perusahaan menahan sebagian besar keuntungannya pada laba
ditahan sehingga mengandalkan sumber internal dan relatif mengurangi penggunaan utang. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang
menyebutkan bahwa perusahaaan akan lebih memilih memprioritaskan penggunaaan sumber dana internal dari perusahaan, kekurangannya dipenuhi
menggunakan sumber dana eksternal.
Pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas penggunaan sumber pendanaan baik dari internal ataupun eksternal dapat menimbulkan
masalah antar pihak yang ada diperusahaan. Hal ini disebut dengan konflik keagenan. Konflik ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan diantara
pihak-pihak yang ada di dalam perusahaan. Pemegang saham sebagai principal memberikan tugas kepada manajer untuk mengelola modal yang
sudah diinvestasikan. Di satu sisi pemegang saham ingin keuntungan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham, namun di sisi lain manajer ingin menggunakan pendapatan tersebut untuk memperkaya diri sendiri. Untuk mengurangi konflik dan biaya
keagenan agency cost yang harus dikeluarkan agar manajer melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kejahteraaan
pemegang saham dapat digunakan untuk mengurangi biaya keagenan yaitu dengan meningkatkan kepemilikan institusional. Dengan adanya pihak
institusi baik perbankan, lembaga asuransi dan sebagainya secara tidak langsung akan ikut mengawasi perkembangan perusahaan sehingga
peningkatan kesejahteraan perusahaan sekaligus peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai. Peningkatan kesejahteraan pemegang saham dan peningkatan
nilai perusahaan akan berpengah terhadap pertumbuhan perusahaan dimasa depan. Besarnya kesempatan bertumbuh growth opportunity perusahaan
akan memengaruhi struktur modal perusahaan tersebut. Semakin besar kesempatan perusahaan untuk bertumbuh dimasa yang akan datang, semakin
besar pula kebutuhan pendanaan bagi perusahaan tersebut. Kebutuhan dana
yang besar mengharuskan perusahaan untuk mencari sumber dana yang paling murah. Keputusan pemilihan dapat menggunakan dana dari intenal
menggunakan laba ditahan atau menggunakan dana dari pihak eksternal yaitu melalui utang. Jika perusahaan terlalu banyak menggunakan sumber dana
internal akan menimbulkan penurunan tingkat kesempatan pertumbuhan perusahaan yang di akibatkan tingkat produktivitas yang menurun karena laba
ditahan yang seharusnya digunakan untuk penambahan dana operasional digunakan sebagai sumber pendanaan yang lain. Disisi lain, perusahaan yang
memperhatikan aspek perpajakan sebagai keuntungan penggunaan utang yang dapat mengurangi biaya bunga, akan lebih memilih untuk menggunakan
utang. Namun, masalah yang akan timbul semakin besar utang maka risiko yang dihadapi perusahaan juga akan semakin besar. Risiko yang dihadapi
perusahaan ketika menggunakan utang salah satunya adalah risiko laps atau tidak mampu membayar utang. Risiko bisnis merupakan ketidakpastian yang
dihadapi perusahaan ketika menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang lebih
sedikit karena kreditur akan meminta biaya yang tinggi Atmaja, 2008: 225- 273 dalam Dewi 2014. Pajak juga merupakan hal yang sangat penting
dalam penentuan struktur modal suatu perusahaan. Keuntungan dari digunakannya utang yaitu adanya keringanan pajak atau penghematan pajak.
Penghematan pajak merupakan besarnya pajak yang dapat dihemat perusahaan akibat dari digunakannya utang dalam struktur modal. Brigham
dan Houston 2011:180 menyatakan bahwa utang mempunyai keunggulan
berupa pembayaran bunga dapat digunakan untuk mengurangi pajak sehingga biaya pajak yang harus dibayar menjadi lebih rendah. Keadaan inilah yang
telah mendorong adanya penggunaan utang yang semakin besar di dalam struktur modal perusahaan.
Dengan adanya kesenjangan dari masing-masing hasil penelitian maka penulis tertarik untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini melakukan pengembangan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Mikrawardhana dkk. 2015. Dengan Variabel Penelitian sebelumnya menggunakan dua variabel independen yaitu
profitabilitas dan likuiditas. Sedangkan pengembangannya dalam penelitian ini menambah 3 variabel yaitu, kepemilikan institusional, business risk dan
pajak. Periode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data tahun 2011 sampai dengan 2015. Perusahaan yang menjadi obyek dalam
penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam penelitian
sebelumnya menggunakan
Perusahaan Multinasional periode 2010-2013. Penelitian ini merupakan penelitian
replikasi ekstensi dengan menambah 3 variabel yaitu kepemilikan institusional business risk dan pajak. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis perlu melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kepemilikan Institusional,
Business Risk dan Pajak terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.