2.1.3. Penilaian Prestasi Kerja
2.1.3.1. Definisi penilaian prestasi kerja
Suatu proses kinerja, apabila telah selesai dilaksanakan akan memberikan hasil kinerja atau prestasi kerja. Suatu proses kinerja dapat dikatakan selesai apabila
telah mencapai suatu target tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, atau dapat pula dinyatakan selesai berdasarkan pada suatu batasan waktu tertentu, misalnya pada
akhir tahun. Evaluasi kinerja atau penilaian prestasi kerja karyawan performance
appraisal menurut Leon C. Mengginson dalam Mangkunegara, 2006, adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan
melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja
yang diperoleh organisasi, tim atau individu. Evaluasi kinerja akan memberikan umpan balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan, dan proses
pelaksanaan kinerja. Atas dasar evaluasi kinerja dapat dilakukan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja atau prestasi kerja di waktu yang akan datang
Wibowo, 2007.
2.1.3.2. Aspek-aspek standar pekerjaan dan kinerja
Malayu Hasibuan dalam Mangkunegara, 2006 mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja mencakup sebagai berikut:
1. Kesetiaan, 2. Hasil kerja,
3. Kejujuran, 4. Kedisiplinan,
5. Kreativits, 6. Kerjasama,
7. Kepemimpinan, 8. Kepribadian,
9. Prakarsa, 10. Kecakapan, dan
11. Tanggung jawab.
Sedangkan Husein Umar 1997, membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut:
1. Mutu pekerjaan, 2. Kejujuran karyawan,
3. Inisiatif, 4. Kehadiran,
5. Sikap, 6. Kerjasama,
7. Keandalan, 8. Pengetahuan tentang pekerjaan,
9. Tanggung jawab, dan 10. Pemanfaatan waktu kerja.
Adapun aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi:
1. Proses kerja dan kondisi kerja, 2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,
3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan 4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
Sedangkan aspek kualitatif meliputi:
1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2. Tingkat kemampuan dalam bekerja,
3. Kemampuan menganalisis data atau informasi, kemampuan atau kegagalan menggunakan mesin atau peralatan, dan
4. Kemampuan mengevaluasi keluhan atau keberatan konsumen.
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan, maka dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas beberapa faktor tertentu
saja yang diduga mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Selain faktor budaya perusahaan yang akan dibahas sebagai variabel utama dalam mempengaruhi prestasi
kerja, dalam penelitian ini peneliti juga memasukkan variabel motivasi kerja, gaya
kepemimpinan, lama kerja, pendidikan, dan usia sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
2.2. Persepsi Budaya Perusahaan
2.2.1. Persepsi
Persepsi perseption merupakan tahap paling awal dari serangkaian pemroses
informasi. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki yang disimpan dalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus rangsangan yang diterima oleh alat indera Matlin 1989; Solso 1988, dalam Suharnan 2005.
Persepsi adalah suatu proses dimana sensasi dan informasi yang diterima melalui panca indra diubah menjadi kesatuan yang teratur rapih dan berarti, yaitu
objek-objek yang dapat dipersepsi Bruno, 1989. Robbins 2003 mendefinisikan persepsi sebagai berikut:
“Perception is a process by which individuals organize and interpret their sensory impressions in order to give meaning to their environment.”
Menurut Robbins persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu mengorganisasi dan menginterpretasi kesan-kesan indera mereka agar memberikan
arti kepada lingkungan mereka. Namun demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat secara nyata berbeda dari realitas objektif. Ini dapat ditunjukkan dengan fakta
bahwa tidak akan ada seorang pun yang mempunyai pandangan yang tepat sama tentang permasalahannya.