A. Pendekatan Perilaku Behavior
Pendekatan perilaku terfokus pada perilaku pemimpin. Penelitian yang dilakukan Tim Universitas Michigan tentang kepemimpinan mengidentifikasi dua
gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu berorientasi pada pekerjaan job-centered dan berorientasi pada karyawan employee-centered. Pemimpin dengan gaya job-
centered berfokus pada penyelesaian pekerjaan atau tugas dan menerapkan supervisi yang ketat agar pemakaian prosedurnya tepat waktu dan cocok. Sedangkan pemimpin
dengan gaya employee-centered berfokus pada bawahannya employee yang melakukan tugas dan senantiasa membudidayakan pendelegasian pengambilan
keputusan dan membantu bawahannya dalam memenuhi kebutuhan mereka dengan menciptakan lingkungan kerja yang suportif.
Pemimpin yang bergaya employee-centered peduli terhadap perkembangan, petumbuhan, dan pencapaian pribadi para pengikutnya. Pemimpin seperti ini
menekankan perkembangan individu dan kelompok, dengan harapan bahwa kinerja pengikutnya akan meningkat dengan sendirinya dalam Ivancevich; Konopaske;
Matteson, 2006.
2.5. Kerangka Berpikir
Budaya menggambarkan suatu perangkat kesalingtergantungan interdependensi nilai dan cara berperilaku yang umum dalam komunitas dan yang
cenderung mengabdikan dirinya, kadang-kadang dalam waktu yang panjang. Kesinambungan ini adalah produk dari keragaman kekuatan sosial yang seringkali
halus, di perbatasan dengan yang tidak kelihatan, yang melaluinya orang mempelajari norma dan nilai kelompok, diberi imbalan bila mereka mencapainya, dan
disingkirkan bila tidak mencapainya Kotter and Heskett, 1997. Budaya perusahaan yang disosialisasikan dengan komunikasi yang baik dapat
menentukan kekuatan menyeluruh perusahaan, kinerja, dan daya saing dalam jangka panjang. Robbins yang disadur oleh Moeljono 2003, menggambarkan hubungan
antara komunikasi, budaya perusahaan yang berdampak pada kinerja karyawan sebagaimana tertera pada gambar berikut ini dalam Mangkunegara, 2006:
FAKTOR OBJEKTIF • INOVASI DAN
PENGAMBILAN RESIKO
• PERHATIKAN KERINCIAN
• ORIENTASI HASIL • ORIENTASI ORANG
• ORIENTASI TIM • KEAGRESIFAN
MANAJEMEN PUNCAK
TINGGI
RENDAH FAKTOR
KOMUNIKASI SOSIALISASI
KINERJA
KEPUASAN BUDAYA
PERUSAHAAN
Gambar 2.3 Diagram Dampak Hubungan antara Budaya Perusahaan terhadap
Prestasi Kerja Karyawan
Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa pembentukan kinerja yang baik dihasilkan jika terdapat komunikasi antara seluruh karyawan sehingga membentuk
internalisasi nilai-nilai organisasi yang dapat menimbulkan persepsi yang positif antara semua tingkatan karyawan untuk mendukung dan mempengaruhi iklim
kepuasan yang berdampak pada kinerja karyawan. Budaya perusahaan yang dapat diamati melalui pola-pola perilaku yang merupakan manifestasi atau ungkapan-
ungkapan dari asumsi-asumsi dasar dan nilai-nilai, yang memiliki enam ciri-ciri O’Reilly, Chatman, dan Caldwell, 1991 dan disosialisasikan dengan komunikasi
yang baik dapat menentukan kekuatan menyeluruh perusahaan, kinerja, dan daya saing dalam jangka panjang.
Dalam suatu perusahaan pasti memiliki cita-cita visi dan misi untuk pengembangannya. Cita-cita sebagai identitas yang mempunya nilai dan kepercayaan
harus ditanamkan di setiap diri para karyawan agar tercipta keharmonisan, kesepahaman, kesetiaan, keakraban, dan kebersamaan tujuan untuk memajukan dan
meningkatkan produktivitasnya. Seperti pada Media Satu Group yang ingin menjadi perusahaan penerbit majalah terkemuka di Indonesia. Rasa kepercayaan dan nilai ini
merupakan inti dari pada kinerja seseorang, karena bila dalam suatu organisasi hal ini tidak ditanamkan dengan baik akan mengakibatkan visi dan misi yang berbeda.
Kesamaan visi dan misi yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja dan menghasilkan kinerja yang optimal. Nilai-nilai yang terkandung
dalam budaya perusahaan tersebut kemudian yang diharapkan oleh perusahaan dimiliki oleh setiap karyawannya. Dalam sebuah budaya perusahaan yang kuat
hampir semua manajer menganut bersama seperangkat nilai dan metode dalam menjalankan bisnis yang relatif konsisten. Karyawan baru mengadopsi nilai-nilai ini
dengan sangat cepat. Perusahaan-perusahaan dengan budaya yang kuat biasanya dilihat oleh orang luar memiliki suatu ”gaya” tertentu.
Dengan melakukan akulturasi budaya perusahaan, selain akan menghasilkan SDM yang berkualitas, juga akan menjadi penentu sukses sebuah perusahaan. Dalam
kaitan dengan hal tersebut, Block dalam Moeljono, 2003 berpendapat sebagai berikut: semakin jelas terbukti bahwa hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya
organisasi yang efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan, dan pada akhirnya meningkatkan
keuntungan perusahaan. Organisasi yang sukses tampak memiliki kebudayaan yang kuat, menarik, mengimbali reward, dan mempertahankan kesetiaan para karyawan
yang melaksanakan berbagai peranan dan mencapai sasaran-sasaran Kast dan Rosenzweig, 2002. Dengan adanya suatu budaya perusahaan yang baik, maka
lingkungan kerja akan menjadi lebih baik, dimana karyawan akan merasakan adanya kerjasama dan hubungan yang baik antar karyawan maupun pimpinan. Hal ini
diharapkan agar karyawan akan merasa setia atau loyal kepada perusahaan. Timbulnya budaya perusahaan dengan menghargai setiap usaha karyawan akan
menciptakan kepuasan, dan dengan diberdayakannya karyawan dalam organisasi membuat karyawan merasa senang dalam mengaplikasikan keahliannya dan
pengalamannya untuk meningkatkan kinerja.
Sedangkan hubungan antara budaya perusahaan dengan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi prestasi kerja karyawan, seperti motivasi kerja, gaya
kepemimpinan, lama kerja, pendidikan, dan usia dengan prestasi kerja karyawan dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
PRESTASI KERJA PERFORMANCE
GAYA KEPEMIMPINAN
MOTIVASI BUDAYA
PERUSAHAAN
LAMA KERJA
USIA PENDIDIKAN
Gambar 2.4 Bagan Hubungan antara Budaya Perusahaan, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Lama Kerja, Pendidikan, dan Usia dengan
Prestasi Kerja Karyawan
Prestasi kerja dipengaruhi oleh budaya perusahaan yang terdiri dari tujuh faktor daya saing, tanggung jawab sosial, supportiveness, inovasi, mengutamakan
pada penghargaan, orientasi kinerja, dan stabilitas, selain itu juga dipengaruhi oleh motivasi kerja serta gaya kepemimpinan dan bahkan juga dapat dipengaruhi oleh
lama kerja, pendidikan, dan usia.
Melalui bagan tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi kerja atau kinerja karyawan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari diri
karyawan internal maupun dari lingkungan perusahaan eksternal. Semua faktor tersebut memiliki peran tersendiri dalam mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Maka itu perlu diperhatikan besar kecil dari faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang di perusahaan.
Motivasi kerja, khusunya motivasi untuk berprestasi merupakan dorongan kuat yang ada dalam diri seseorang untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Gaya kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi yang relevan. Dan lama kerja, pendidikan,
serta usia seseorang disertakan untuk melihat pengaruhnya terhadap prestasi kerja.
2.6. Hipotesis Penelitian