Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 dapat disampaikan persamaan regresi sebagai berikut:
Prestasi Kerja = 0,002 Saing – 0,012 Sosial + 0,027 Supportiveness + 0,027 Inovasi + 0,011 Reward – 0,004 OrienKinerja – 0,017
Stabilitas – 0,036 Motivasi – 0,005 LeadStyle + 0,032 LamaKerja + 0,752 Pendidikan + 0,039 Usia – 1,762
Berdasarkan tabel di atas, dari 12 koefesien regresi yang dihasilkan ternyata hanya ada enam IV yang secara statistik pengaruhnya signifikan terhadap prestasi
kerja, yaitu budaya supportiveness B3, budaya inovasi B4, budaya stabilitas B7, motivasi kerja, lama kerja, dan pendidikan nilai p 0.05. Hal ini berarti bahwa dari
12 hipotesis minor hanya terdapat enam yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:
1. Variabel Budaya Daya Saing : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0,002, yang berarti bahwa variabel budaya daya saing secara positif mempengaruhi prestasi kerja karyawan tetapi tidak signifikan. Artinya adalah
semakin tinggi budaya daya saing maka semakin tinggi prestasi kerja, walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan. Sehingga dapat
diduga budaya yang lebih berkembang di Media Satu Group bukanlah budaya daya saing melainkan lebih kepada budaya kerja sama.
2. Variabel Budaya Tanggung Jawab Sosial : Diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar -0,012, yang berarti bahwa variabel budaya tanggung jawab sosial secara negatif mempengaruhi prestasi kerja dan tidak signifikan. Hal ini
berarti semakin tinggi budaya tanggung jawab sosial, maka semakin rendah prestasi kerja.
3. Variabel Budaya Supportiveness : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0,027, yang berarti bahwa variabel budaya supportiveness secara positif mempengaruhi prestasi kerja serta signifikan. Artinya adalah semakin tinggi
budaya supportiveness, maka semakin tinggi pula prestasi kerja.
4. Variabel Budaya Inovasi : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,027,
yang berarti bahwa variabel budaya inovasi secara positif mempengaruhi prestasi kerja dan signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya inovasi,
maka semakin tinggi pula prestasi kerja.
5. Variabel Budaya Mengutamakan pada Penghargaan : Diperoleh nilai
koefisien regresi sebesar 0,011, yang berarti bahwa variabel budaya mengutamakan pada penghargaan secara positif mempengaruhi prestasi kerja
tetapi tidak signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya penghargaan, maka semakin tinggi pula prestasi kerja, walaupun dalam hal ini secara
statistik tidak signifikan.
6. Variabel Budaya Orientasi Kinerja : Diperoleh nilai koefisien regresi