Variabel Budaya Orientasi Kinerja : Diperoleh nilai koefisien regresi Variabel Budaya Stabilitas : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,017 Variabel Motivasi Kerja : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,037, Variabel Gaya Kepemimpinan :

2. Variabel Budaya Tanggung Jawab Sosial : Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0,012, yang berarti bahwa variabel budaya tanggung jawab sosial secara negatif mempengaruhi prestasi kerja dan tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi budaya tanggung jawab sosial, maka semakin rendah prestasi kerja.

3. Variabel Budaya Supportiveness : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,027, yang berarti bahwa variabel budaya supportiveness secara positif mempengaruhi prestasi kerja serta signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya supportiveness, maka semakin tinggi pula prestasi kerja.

4. Variabel Budaya Inovasi : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,027,

yang berarti bahwa variabel budaya inovasi secara positif mempengaruhi prestasi kerja dan signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya inovasi, maka semakin tinggi pula prestasi kerja.

5. Variabel Budaya Mengutamakan pada Penghargaan : Diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0,011, yang berarti bahwa variabel budaya mengutamakan pada penghargaan secara positif mempengaruhi prestasi kerja tetapi tidak signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya penghargaan, maka semakin tinggi pula prestasi kerja, walaupun dalam hal ini secara statistik tidak signifikan.

6. Variabel Budaya Orientasi Kinerja : Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar -0,004, yang berarti bahwa variabel budaya orientasi kinerja secara negatif mempengaruhi prestasi kerja dan tidak signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya orientasi kinerja maka semakin rendah pula prestasi kerja.

7. Variabel Budaya Stabilitas : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,017

yang berarti bahwa variabel budaya stabilitas secara negatif mempengaruhi prestasi kerja tetapi signifikan. Artinya adalah semakin tinggi budaya stabilitas maka semakin rendah pula prestasi kerja, meskipun secara statistik signifikan.

8. Variabel Motivasi Kerja : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,037,

yang berarti bahwa variabel motivasi kerja secara negatif mempengaruhi prestasi kerja tetapi signifikan. Artinya adalah semakin tinggi motivasi kerja seorang karyawan maka semakin rendah prestasi kerjanya, namun secara statistik signifikan. Hal ini tentu tidak sejalan dengan teori, maka dari itu penyebab dari hasil tersebut akan dijelaskan pada bagian diskusi.

9. Variabel Gaya Kepemimpinan : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

-0,005, yang berarti bahwa variabel gaya kepemimpinan secara negatif mempengaruhi prestasi kerja dan tidak signifikan. Dapat diartikan bahwa kecenderungan gaya kepemimpinan di Media Satu Group tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan.

10. Variabel Lama Kerja : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,032 yang

berarti bahwa variabel lama kerja secara positif mempengaruhi prestasi kerja dan secara statistik signifikan. Hal ini berarti karyawan semakin lama karyawan bekerja atau lebih berpengalaman, maka semakin tinggi pula prestasi kerjanya.

11. Variabel Pendidikan : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,751, yang