Model ini ternyata fit dengan nilai Chi Square=61,37, df=85, p-value=0,97512 tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa teori yang mengatakan motivasi kerja
terdiri dari enam faktor dan selanjutnya enam faktor tersebut diukur dengan item yang peneliti gunakan, ternyata sesuai dengan apa yang diteorikan. Namun demikian
karena untuk menghitung mengestimasi skor faktor yang bersifat general dua tingkat cukup rumit untuk dilakukan, maka dalam penelitian ini skor faktor tersebut
dihitung dengan cara CFA biasa satu tingkat tetapi dengan menggunakan skor faktor tingkat satu sebagai variabel indikatornya, dimana skor masing-masing faktor
tingkat satu dijadikan sebagai indikator. Karena jumlah item untuk setiap faktor terlalu sedikit, maka skor faktor tingkat satu hanya dihitung dengan cara
menjumlahkan skor masing-masing itemnya dan hasil penjumlahan inilah yang kemudian dianalisis dengan CFA biasa satu tingkat.
Adapun hasil dari uji validitas terhadap setiap konstruk seperti yang ada dalam penelitian ini disajikan di bawah ini:
4.2.1. Validitas Konstruk dari Faktor Budaya Daya Saing
Dalam hal ini, peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur Budaya Daya Saing. Dari hasil CFA diperoleh
model satu faktor unidimensional yang fit dengan data, tetapi terdapat tiga item yang bernilai negatif. Item yang bernilai negatif tersebut tidak valid dan harus
dibuang. Setelah ketiga item tersebut dibuang, maka dilakukan CFA kembali dan
diperoleh empat item yang positif dan model yang fit dengan chi-square=1,29, df=2, dan p=0,052399 seperti pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Faktor Daya Saing
Melalui gambar 4.2, terihat bahwa nilai chi square menghasilkan p 0,05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima,
yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu Budaya Daya Saing.
4.2.2. Validitas Konstruk dari Faktor Budaya Tanggung Jawab Sosial
Dalam hal ini, peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur Budaya Tanggung Jawab Sosial. Dari hasil CFA
diperoleh model satu faktor unidimensional yang fit dengan data, namun terdapat dua item yang bernilai negatif. Seperti hasil yang diperoleh sebelumnya dalam faktor
Daya Saing, maka item yang bernilai negatif tersebut tidak valid dan harus dibuang. Setelah kedua item tersebut dibuang, maka dilakukan CFA kembali dan akhirnya
diperoleh lima item yang positif dan model yang fit seperti pada gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Faktor Tanggung Jawab Sosial
Berdasarkan gambar 4.3, diperoleh nilai chi square=1,04, df=2 dan p- value=0,059346 yang menghasilkan p 0,05 tidak signifikan. Dengan demikian,
model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu Budaya Tanggung Jawab Sosial.
4.2.3. Validitas Konstruk dari Faktor Budaya Supportiveness
Pada faktor Supportiveness, peneliti menguji apakah delapan item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur Budaya Supportiveness. Kemudian
diperoleh model yang fit dari Budaya Supportiveness dan dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Faktor Supportiveness
Melalui hasil CFA diperoleh model satu faktor unidimensional yang fit dengan Chi Square = 24,18, df=17, p-value=0,11468 yang berarti p 0,05 tidak
signifikan sehingga model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu Budaya Supportiveness.
Semua item dalam faktor Budaya Supportiveness bernilai positif, sehingga tidak ada item yang dibuang.
4.2.4. Validitas Konstruk dari Faktor Budaya Inovasi